KEJUTAN
Semua yang dilihatnya adalah kejutan, meninggalkan kantor tanpa menghiraukan panggilan Galih dan kejaran Wisnu, ponselnya berbunyi tanpa henti membuat Audrey langsung mematikan ponselnya dan meletakkan di kursi samping. Audrey ingin menangis tapi air matanya sama sekali tidak bisa keluar, pemandangan tadi menjelaskan semuanya dan harusnya Audrey tidak percaya begitu saja dan menerima lamarannya.“Audrey.”Eza menatap tidak percaya, hampir saja mereka tabrakan satu sama lain jika saja Eza tidak memiliki kemampuan menyetir yang ahli. Audrey menatap Eza dengan mata bengkaknya, menundukkan wajahnya saat Eza memberikan tatapan penuh selidik.“Kamu nggak papa?” Eza langsung khawatir melihat keadaan Audrey.Audrey langsung menggelengkan kepalanya “Kelilipan tadi, maaf kalau buat mobil kamu kenapa-kenapa nanti aku ganti.”“Keluar.” Eza mengatakan dengan suara tegasnya membuat Audrey menatap bingung “Pindah ke sampinHUKUMIsi kepala Audrey sudah penuh dengan cara menghukum Wisnu, tapi hatinya tidak sejalan dengan pikirannya. Pertemuan dengan Eza tidak memberikan dampak apapun, atau mungkin belum memberikan dampak. Tidak tahu kemana Audrey memutuskan ke coffee shop yang pernah ingin didatanginya tapi belum sempat, mengarahkan kendaraannya kesana dengan kecepatan normal.Kemampuannya dalam menyetir memang tidak bisa dianggap professional, Audrey tahu kalau Wisnu pastinya sangat cemas dengan dirinya karena membawa mobil. Audrey sebenarnya bisa menyetir, tapi penyakitnya membuat orang tua Audrey melarangnya dan langsung diberikan supir. Wisnu sebenarnya sudah memberikan supir, tapi tadi tidak ingin menggunakannya dan mengendarai mobilnya sendiri.Menatap mobil yang parkir dengan sempurna membuat Audrey tersenyum lebar, masuk kedalam coffee shop dan menatap sekitar. Audrey langsung pesan minum dan makan, perutnya sudah ingin diisi. Emosi yang menghampirinya tadi memb
Tamparan keras untuk mereka berdua saat mendengar kata-kata Galih, Audrey mengatakan jika bukan karena Wisnu. Mendengar Audrey membelanya membuat Wisnu semakin bersalah, tidak bisa melakukan apapun saat Galih mengambil alih Audrey untuk melakukan sesuatu. Sikap Galih membuat Audrey bersyukur, satu hal yaitu tidak dekat dengan Wisnu dan membicarakan apa yang terjadi di kantor. “Papa, aku nggak ke mama ya?” suara Galih membuat Audrey hanya diam. “Kamu memang nggak kangen sama mama atau adik-adikmu?” Wisnu mendekati Galih. Audrey memilih sedikit menjauh, mengambil sesuatu didalam kulkas. Tidak mau terlibat didalam masalah Wisnu dan masa lalunya, Galih sudah meminta padanya tapi Audrey jelas menolak, pertengkaran mereka dimulai dari situ dan sekarang memilih diam. “Sayang, aku hubungi Vania buat kasih tahu Galih nggak kesana.” Audrey hanya menganggukkan kepala ketika mendengar Wisnu meminta ijin menghubungi Vania, merasakan Wisnu me
“WISNU...NU...”Audrey mengerutkan keningnya mendengar suara seseorang di depan, ditambah tidak ada suara bel yang berbunyi, menghentikan kegiatan memasaknya menuju ke tempat suara. Langkahnya terhenti saat melihat siapa yang datang, tenang dengan menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan sebelum melangkah untuk membuka pintu.“Wisnu ada didalam? Kalau lihat kendaraannya ada.” Retno langsung mengeluarkan kata-kata yang membuat Audrey harus bersabar.Tidak mau mengeluarkan suaranya, membuka pintu dan melalui bahasa tubuh mempersilakan masuk. Kenyataannya Retno langsung masuk tepat ketika pintu pagar terbuka, Audrey menggelengkan kepalanya dan langsung menutup pagar. Masuk kedalam rumah tidak menemukan Retno, mengernyitkan dahinya dan langsung menatap keatas yang membuat tubuhnya membeku.“NGAPAIN KAMU KE KAMARKU?”Suara teriakan Wisnu membuat Audrey terkejut, hampir menjauhkan alat masak yang dipegangnya. Mematikan kompor dan b
Dua hari sudah, hubungan mereka berdua tidak ada perkembangan. Wisnu yang tidak menjawab pertanyaan Audrey, membuat Audrey langsung menarik diri dari Wisnu dengan sedikit menjauh. Wisnu sendiri tidak tahu harus menjawab apa, waktu mengajak Audrey menikah memang mencintai dan tidak ingin kehilangan. Audrey, membuat dirinya kembali merasakan rumah, selama ini tidak tahu harus pulang kemana tapi Audrey membuatnya ingin pulang.Tanpa adanya Galih membuat Audrey bisa tidur di kamar lain, pisah kamar adalah solusi yang diambilnya walaupun berat. Audrey tahu jika tidak boleh melakukan ini, berpisah kamar dengan suami dan seharusnya mencari solusi bukan menjaga jarak. Kegiatannya masih sama seperti sebelumnya, membuatkan sarapan dan makan untuk mereka berdua walaupun sesekali membersihkan rumah.“Aku berangkat.” Wisnu berkata sambil menarik kursinya.Audrey menghentikan gerakan tangannya, mengikuti Wisnu berdiri dengan mengantarkannya ke depan, mencium pungg
“Mas Der, gimana kejadiannya?” “Duduk dulu, Drey.” Tidak mau membantah Audrey memilih mengikuti kata-kata Derry, duduk di kursi yang tidak jauh dari pintu dengan Derry duduk disampingnya. Meminum air yang Derry berikan, menetralkan detak jantungnya sambil menunggu Derry berbicara. “Aku nggak tahu gimana ceritanya, kita tadi meeting masalah audit perusahaan di Gresik. Mas Wisnu baik-baik saja tapi tiba-tiba saja jatuh, kita cek ternyata pingsan dan langsung bawa kesini.” “Sebelumnya ada makan atau minum yang...” Audrey menggelengkan kepalanya langsung. Wisnu setiap pagi pastinya sudah makan, kalaupun di kantor akan lebih memilih minum kopi. Kebiasaan minum kopi selama bekerja, hal yang sudah menjadi kebiasaan Wisnu dari dulu. Memilih diam, menunggu dokter yang memeriksa Wisnu dalam keadaan cemas, berdoa semoga tidak terjadi sesuatu nantinya. “Saudara Bapak Wisnu.” Audrey dan Derry langsung berdiri mendatangi
Menemani Wisnu di rumah sakit selama beberapa hari, menjalani tugasnya sebagai istri membuat Audrey lebih banyak di rumah sakit dibandingkan pulang ke rumah. Galih sendiri bersama dengan mamanya jadi Audrey tidak terlalu khawatir tentang itu, disamping itu Audrey tidak memberi kabar pada orang tua mereka tentang keadaan Wisnu.“Semua sudah dibayar sama Derry.” Wisnu membuka suaranya yang hanya diangguki Audrey “Nanti ada supir yang jemput.” Audrey sekali lagi hanya menganggukkan kepalanya “Galih nanti pulang sekolah langsung ke rumah.”Sedikit terkejut tentang Galih, sekali lagi Audrey hanya menganggukkan kepalanya. Alasan Audrey tidak memberitahukan orang tua mereka karena tidak ingin orang tua mereka melihat bagaimana hubungan mereka saat ini, tanpa adanya komunikasi sama sekali atau lebih tepatnya hanya Wisnu yang berkomunikasi dengannya. “Drey, kamu nggak bisa bicara sama aku?”“Semua sudah beres, tinggal tunggu administrasi Mas Derry
“Kamu mau kerja?” tanya Wisnu mengerutkan keningnya.“Ya,” jawab Audrey singkat.Membahas tentang hal lain, terutama membahas keinginan Audrey yang akan bekerja di tempat Joseph. Membahas masalah pekerjaan membuat Audrey tidak memikirkan tentang permasalahannya dengan Wisnu, masalah dengan Wisnu hanya bisa diselesaikan oleh Wisnu sendiri dan bekerja adalah solusi yang membuat Audrey tidak memikirkannya.“Balik ke tempatku?” tanya Wisnu dengan nada sedikit ragu.“Nggak.” Audrey menjawab tegas.“Lalu? Kenapa nggak di tempatku saja?” “Aku ingin mencari suasana baru dan sudah dapat pekerjaannya.” Audrey menjawab santai pertanyaan Wisnu “Satu lagi aku nggak mau berada didalam satu ruangan sama kamu, Mas. Apalagi membayangkan Retno datang kesana membahas kehamilannya atau keinginannya bersama kamu.”Wisnu mengangkat alisnya mendengar jawaban Audrey “Secepat itu? Dimana?” mencoba tidak peduli ketika nama Retno di
“Kamu yakin kerja disini? Kamu bisa jadi asisten aku kaya dulu.” Wisnu tetap dengan keras kepalanya mengantarkan Audrey ke tempat kerjanya yang baru, tidak lain adalah cafe milik mantannya. Audrey tidak akan memberitahukan hubungan masa lalunya dengan Joseph, bagaimanapun itu sudah masa lalu yang sangat lalu. Keputusannya bekerja sudah diberitahukan pada Joseph yang langsung menyambut dengan tangan terbuka, posisi yang dipegangnya juga hal baru bagi Audrey.“Kamu benar...”“Lebih baik aku disini daripada sama mas di kantor, belum kalau Retno datang buat merusak suasana hati.” Audrey memotong perkataan Wisnu yang sudah tidak terhitung “Aku keluar, mas hati-hati di jalan.”Audrey mengambil tangan Wisnu untuk mencium punggung tangannya, Wisnu menarik wajah Audrey mencium bibirnya sekilas. Memperbaiki hubungan termasuk dengan hal-hal kecil seperti ciuman, terutama adanya Galih yang pastinya nanti akan membandingkan antara rumah mereka dengan