“Leon? Untuk apa kalian undang dia?” tanya Kemal.“Kamu udah lama gak ajak Leon maen kesini lagi, lagian juga kamu juga tau kalau keluarga Leon itu berjasa banget buat keluarga kita dan apa salahnya juga kalau kita ajak dia buat ngumpul bareng sekalian makan-makan. Oh iya Caramel kamu mau kan bantu tante buat masak?” tanya mamah Kemal.Caramel langsung menganggukkan kepalanya, “Iya tante!”Sambil menunggu tamu yang masih belum datang, Caramel dan mamahnya Kemal itu pun pergi ke dapur untuk segera memasak makanan dan Keyra pun ikut membantu didapur.Caramel membantu mamahnya Kemal untuk memotong beberapa bahan makanan, “Jadi sekarang kamu masih kerja atau belum?” tanya mamah Kemal.Seketika Caramel merasa kalau tenggorokannya terasa sangat kering. “Aku masih bekerja tante!” jawab Caramel berbohong.“Kamu kerja dimana?” “Bukannya waktu itu kakak bilang kalau kakak kerja di perusahaannya kak Leon yah?” tanya Keyra.“Oh jadi kamu kerja di perusahaannya Leon? Berarti kamu kenal dia dong?”
“Setelah apa yang aku lihat tadi dan setelah aku berfikir kalau aku memang tidak bisa Caramel. Aku ingin kita berhenti, kita sudahi sampai disini!”Caramel menatap Kemal dan berusaha untuk melihat kalau semua yang diucapkan oleh Kemal adalah kebohongan, namun yang Caramel lihat hanyalah wajah Kemal yang sangat serius. “Maksud kamu apa ngomong kayak gitu Mal?” Ada sedikit rasa takut yang Caramel rasakan saat mendengar ucapan barusan.Kemal langsung memberhentikan mobilnya disamping jalan, “Aku ingin perjanjian yang udah kamu buat itu dihapus dan kita jalani semuanya dari awal. Aku mau kita jadi suami istri yang sesungguhnya Caramel tidak seperti ini. Kamu mau kan?” tanya Kemal serius.∞∞∞∞Caramel menatap seluruh isi kamarnya sambil bersender pada ranjang tidurnya. Pikirannya sangat kacau sehingga dia kebingungan untuk memilih apa yang seharusnya dia pilih.“Masih bimbang?”Caramel langsung tersentak, lalu dia menatap Kemal yang sedang berdiri diambang pintu. “Bukan begitu!” jawab Cara
“Gue mau ngomong sama lo!” ucap Leon pada Kemal. "Sekarang!"Caramel langsung menoleh pada Kemal yang ada disampingnya, sedangkan Kemal mengerutkan keningnya, “Mau ngomong apa? Gak bisa disini aja?”Leon berjalan mendekati Kemal, sebentar dia melirik kearah Caramel yang ada disamping Kemal. “Gue mau ngomong sama lo!” kata Leon sambil menatap Kemal tajam.Alexa masih berusaha untuk meredam emosi Leon, "Sayang please, jangan kayak gini!" ucap Alexa sambil menangisLeon sama sekali tidak mendengar dan tidak tergoda dengan isak tangis Alexa itu.Kemal menghembuskan nafasnya pasrah, “Hemmm, iya!”“Ikut gue!” ucap Leon sambil berjalan lalu diikuti dengan Kemal dibelakangnya.Caramel semakin kebingungan dengan apa yang telah terjadi. Caramel melihat kearah Alexa yang masih menangis tersedu-sedu, lalu Caramel mendekati Alexa bermaksud untuk menenangkan wanita itu. “Lo gak apa-apa kan?” tanya Caramel sambil merangkul Alexa.Alexa langsung menepis tangan Caramel, “Gak usah sok perduli lo sama g
Saat hendak kembali mencari Kemal, Caramel merasakan handphone yang ada didalam saku celanannya bergetar, Caramel langsung mengambil handphoenya dan melihat siapa yang telah meneleponnya itu.“Sebentar yah sayang kakak, angkat telepon dulu!” “Iya!”[Hallo Tar, ada apa?] tanya Caramel.[Besok siang gue mau ngajak lo jalan nih, lo mau kan? Kemarin kan gak jadi?]Caramel berfikir sebentar, [Boleh aja sih, tapi gue bawa anak kecil gak kenapa-napa kan?][Adik lo itu?] tanya Tari.Caramel menganggukkan kepalanya, [Iya adik gue yang kecil!][Gak apa-apa bawa aja, gue juga pengen ketemu sama adik tiri lo itu. Nanti gue sharelok yah,][Oke, kabarin aja nanti!]Setelah itu pun Caramel langsung mematikan sambungan telepon dan kembali mencari Kemal yang Caramel duga dia ada dihalaman belakang bersama dengan Leon.Sebelum sampai di halaman belakang, Caramel sudah melihat Kemal yang berjalan sambil memengang perutnya. Dengan rasa khawatir, Caramel langsung menghampiri suaminya itu.“Loh kamu kenap
Melihat hal itu Caramel menghela nafasnya panjang. Caramel langsung mengambil handphone miliknya dan dia menelepon seseorang. Beberapa kali Caramel meneleponnya tetapi tidak diangkat, sekali lagi Caramel mencoba dan akhirnya dia mengangkat telepon dari Caramel.[Gue mau ketemu sama lo hari ini bisa?] tanya Caramel langsung.[Kapan?][Siang nanti kita ketemu!]Setelah beberapa saat berbicara, panggilan telepon pun sudah terputus. Caramel menuju kamar si kecil Elvana. Membukakan pintu kamar itu dengan sangat pelan karena dia takut mengganggu Elvana yang masih tertidur lelap.Caramel mendekat dan duduk disamping ranjang Elvana. Caramel tersenyum melihat wajah Elvana yang terlihat imut walaupun sedang tidur. Caramel mengelus-ngelus pipi Elvana yang membuat anak itu mengeliat. “Elva bangun!” ucap Caramel dengan suara pelan. Sedangkan Elvana dia hanya mengeluarkan suaranya pelan yang membuat Caramel terkekeh geli. “Elva, ayo bangun!”Dengan perlahan Elvana pun membuka matanya dan melihat C
Kemal sedang berada di cafenya, dia sedang menunggu seseorang yang sedang dia tunggu sejak tadi. Sebenarnya hari ini seharusnya Kemal tidak masuk ke cafenya, namun karena harus ada yang dia omongkan membuat dia terpaksa harus berbohong pada Caramel dan menunggu seseorang disini.Kemal terus melihat kearah jam tangannya, sudah hampir satu jam dia menunggu namun seseorang yang sudah dia tunggu itu pun belum menunjukkan wajahnya. Sudah beberapakali juga para karyawannya menawari beberapa makanan, namun Kemal sama sekali tidak mau sampai seseorang yang dia tunggu itu datang.Kemal kemabli menghala nafasnya kesal ketika saat dia mendengar suara pintu masuk terbuka tetapi sama sekali bukan orang yang dia tunggu. Sempat terpikir oleh Kemal orang yang dia tunggu itu tidak akan menemuinya, tetapi Kemal tetap menunggunya.Ini adalah hal yang sangat penting, sehingga Kemal juga harus segera menyelesaikannya. Saat kembali mendengar pintu terbuka, Kemal tersenyum karena orang yang sedaritadi dia t
“Hari itu gue sama sekali gak pake pengaman Xa, makanya gue sangat yakin kalau anak yang ada didalam kandungan lo itu anak gue. Itu juga yang menjadi alasan gue kenapa selama menikah dengan Caramel gue sama sekali belum pernah menyentuhnya sekali pun, kecuali hanya tidur bersama diatas ranjang!” Alexa terdiam sambil menundukkan kepalanya. Kemal pun langsung menggenggam tangan Alexa dengan sangat erat. “Gue juga tau, kalau lo juga sadar kalau anak yang ada didalam kandungan lo itu anak gue bukan anak Leon kan?”Caramel yang baru saja masuk ke dalam café seketika terdiam mendengar pembicaraan Kemal dan Alexa barusan. Tak Caramel sangka dia langsung mendengar hal itu dari Kemal, dan Caramel merasakan hatinya yang sakit.Caramel hendak pergi keluar, namun Leon menahannya.. “Mau kemana?”Caramel menggelengkan kepalanya, “Kita cari tempat di tempat lain aja yah!” ajak Caramel.Leon tersenyum kepada Caramel, “Bukan begini caranya!” Caramel membelalakkan matanya saat Leon dengan sengaja menar
Kemal langsung menatap Caramel, “Maksud kamu kita cerai?”“Ayo kita bercerai!”Kemal menatap Caramel dengan sangat lekat dan dalam, “Itu yang kamu mau?” tanya Caramel.“Kalau pun kemauanku, tapi itu juga jadi kemauan kamu kan Mal?” bukannya menjawab, Caramel malah memberikan pertanyaan balik untuk Kemal.Kemal mengerutkan keningnya, “Kenapa tidak menjawab pertanyaan aku? Apa sesulit itu?”Caramel terdiam sesaat, lalu tersenyum kecut. “Aku gak mau jadi penghalang kebahagian kamu Kemal, sudah cukup bagiku kamu menderita dengan menikahi wanita yang jelas-jelas hamil anak orang lain sedangkan kamu sendiri akan memiliki anak dari wanita yang sudah lama kamu cintai. Walaupun anak itu masih belum tentu anak kamu tapi aku bisa melihatnya sendiri kalau kamu begitu yakin dan bahagia. Aku gak mau menghancurkan kebahagiaan kamu Mal, kamu sudah cukup banyak berkorban untukku!”Kemal mengalihkan pandangannya pada laut yang ada didepannya itu. “Kalau itu kemauan kamu, aku hanya bisa mengikuti kemaua