Waktu menunjukkan pukul 12 siang dan saat ini sudah waktunya makan siang. Semua pelayan menuju ruang utama membawa masing-masing 1 nampan berisi 2 jenis hidangan.Acara makan bersama dan acara foto selesai jam 2 siang. Di sana semua orang masih bersuka cita dan merayakan pernikahan Aldo dan Ayu. Kabar soal Rayhan, masih belum ada yang tau termasuk Michel karena sejak tadi Michel sibuk mengurusi ketiga anaknya tanpa henti.Saatnya lah kini Ayu berpamitan pada keluarga Michel dan Diana karena Ayu akan dibawa pulang oleh Aldo. Suara tangis dan isakan terdengar jelas di ruangan tersebut. Bahkan Nathan dan Talia juga ikut menangis karena melihat Ayu dan Diana menangis."Kak, terima kasih untuk semuanya dan maafin saya kalau selama saya berada di sini, saya banyak merepotkan kalian." Ayu memeluk Diana erat dan menangis."Yu, kamu gak salah apa-apa kok sama kami. Kami senang kamu ada di rumah dan tinggal di sini. Selamat ya, Yu atas pernikahan kalian. Saya mendoakan yang terbaik untuk kalian
Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari, di waktu yang dingin ini, pelukan hangat Aldo membuat Ayu nyaman namun juga waspada. Perlahan Ayu membuka matanya dan terkejut ketika menyadari ada tangan seseorang yang memeluknya. Ayu terbangun terkejut dan rupanya gerakan Ayu itu juga mengagetkan Aldo hingga Aldo terbangun. "Sayang, ada apa?" Suara serak dan dalam Aldo semakin membuat Ayu kaget hingga terbelalak. Deghh!Sedetik itu juga Ayu sadar dan ingat jika beberapa jam lalu dirinya sudah sah menjadi istri Aldo."Gak apa-apa, Mas. Aku cuman haus, mau minum." Ayu melepas tangan Aldo dan Aldo ikut terbangun seraya menyalakan lampu kamarnya."Tunggu di sini, aku akan ambilkan." Aldo bangkit dan segera berjalan keluar dari kamarnya lalu kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa air hangat. "Terima kasih, Mas." Ayu membenarkan rambutnya dan menunduk setelah mengambil gelas berisi air hangat dari Aldo."Kalau butuh apapun, bangunkan saja aku. Tidak apa-apa, oke?" Aldo menonton Ayu yang sedang
Ayu dan Aldo baru saja keluar dari dalam kamar mereka dan sedang menikmati sarapan mereka bersama di meja makan. Harusnya wajah Ayu terlihat segar dan bugar saat ini, tapi yang terlihat sekarang adalah wajah lelah dan kesal Ayu.Di sisi lain, Aldo malah memasang wajah tak berdosa dan asik menikmati makananya sedang Rianti yang paham dengan situasinya berpikir untuk memuji Ayu."Rambut kamu bagus banget sih, Yu. Kamu gimana car rawatnya? Mama rambutnya sering rontok deh, gak tau gimana caranya biar gak rontok lagi terus jadi tebal. Apa karena mama pakai jilbab ya, Yu?"Ayu menoleh ke arah Rianti dan meresponnya dengan cepat. "Biasanya kalau wanita yang berhijab rambutnya sering rontok, Ma. Ayu juga gak tau sih, tapi kalau Mama mau, Ayu bisa temani mama ke salon." "Gitu ya, Yu? Nanti deh lain kali, soalnya Mama gak pernah ke salon. Mama malu kalau ada yang lihat rambut Mama. Kita kan sebagai wanita wajib menutup aurat kita dan aurat wanita itu dari
"Maafkan saya, Yu. Saya memang sengaja merahasiakan hal ini dari kamu. Tapi pasti kamu tau tujuan saya kan?" Diana menjawab dari ujung telepon dengan sangat siap."Saya tau, Kak. Lalu bagaimana sekarang? Apa sudah dikubur? Dimana dan kapan?" tanya Ayu dengan suara serak menahan tangis."Sudah, Yu. Jenazahnya di makamkan di TPU dekat sini. Yang menguburkan pun hanya petugas autopsi. Tidak ada keluarganya yang terlihat." Jelas Diana."Lalu, hasil autopsinya bagaimana, Kak? Apa yang membuat Rayhan ingin bunuh diri? Apa ada dugaan gangguan jiwa?" "Yu, Rayhan mengonsumsi narkoba." Dengan berat hati Diana terpaksa berkata jujur dan hanya dengan 1 kalimat ini saja Ayu pasti paham kenapa Rayhan bisa sampai memutuskan bunuh diri.Mungkin rasa sepi, dibuang dan diabaikan membuat Rayhan terpaksa mengambil keputusan ini agar terbebas dari semua derita.Setelah panggilan terputus, Ayu mengajak Aldo untuk menemaninya berziarah ke makam Rayhan, walau sebenci apapun Ayu pada Rayhan, Rayhan tetaplah
"Wah, segarnya. Mau, Mas?" Ayu membuka buah potongnya saat sudah masuk ke dalam mobil, tidak lupa Ayu juga menawarkan makanan yang baru saja ia beli itu pada Rayhan sebagai sopir."Aaaaa." Rayhan membuka lebar mulutnya agar Ayu menyuapinya. "Manisnya, sama seperti yang beli." Aldo melanjutkan dengan pujian. Aldo tidak membawa Ayu pulang, namun Aldo malah membawa Ayu ke sebuah restauran favoritnya untuk sekalian makan siang karena saat ini waktu menunjukkan pukul 12 siang."Mas, kita makan berdua saja? Mama kamu bagaimana?" Aldo menatap penuh haru Ayu yang ternyata sangat baik dan perhatian pada mamanya."Iya, kita pesan untuk Mama juga. Tapi untuk Mama dibungkus. Hari gini pasti Mama masih shalat zuhur, setelah selesai shalat baru mama makan biasanya. Kamu santai aja, Yu."Acara makan siang Ayu dan Aldo dipersingkat karena Ayu terus kepikiran soal Rianti. Dan Aldo terpaksa membawa Ayu pulang dan merelakan waktu pacaran halal mereka.Masih ada kesempatan lain Aldo lagi untuk berdua be
"Kita sudah sampai. Kamu serius mau kuliah hari ini?" Aldo menatap Ayu ragu setelah mereka sampai di depan gerbang kampus Ayu."Iya, Mas. Aku masuk ya, Mas. Nanti kalau aku uda pulang, aku telepon kamu. Kamu gak kerja kan?" Ayu mencium tangan Aldo dan keluar dari dalam mobil setelah Ayu mengecup kening Ayu."Kalau uang jajan kamu kurang, pakai aja kartu itu, Sayang." Ayu berbalik melambaikan tangan ke arah Aldo lalu masuk ke dalam gerbang kampus.Setelah insiden yang menimpa Ayu waktu itu, hati Aldo merasa tidak tenang saat Ayu harus pergi tanpa dirinya. Ayu rasanya bisa hidup lebih bebas setelah keluar dari rumah Michel dan mendapat keluarga baru dengan kehangatan yang berbeda.Di dalam kelas Ayu.Teman-teman Ayu yang juga merindukan Ayu segera menghampiri Ayu dan menyambut hangat Ayu."Yu, akhirnya kamu datang juga. Aku kangen banget sama kamu, Yu." Sisil memeluk Ayu sedang Ayu tidak membalas atau menolak namun hanya
Ayu langsung masuk ke dalam mobil Aldo setelah mobil Aldo berhenti tepat di depan Ayu."Sayang, kita makan siang di luar gak apa-apa ya? Tapi kita ajak Mama juga. Tadi Nyonya Hana menelpon, dia mau ajak kita makan siang bersama juga." Aldo memberikan ponselnya pada Ayu dan meminta Ayu memeriksa pesan yang Diana kirimkan. "Oh ya?" Ayu menerima ponsel Aldo dan mulai memeriksanya. "Jadi, sekarang kita pulang dulu jemput Mama ya, Mas?" Ayu menoleh ke arah Aldo dan menaruh ponsel Aldo ke saku pakaian Aldo. "Iya, gak apa-apa kan?" Aldo mengangguk."Oke, sekalian aku juga mau ganti baju. Aku mau pakai hijab, Mas. Tapi aku cuman punya 1 hijab yang kemaren aku pakai ziarah. Gak apa-apa kan ya, Mas? Pasti nanti Kak Hana kaget liat aku," ujar Ayu bersemangat."Gak apa-apa, Sayang. Nanti kita beli hijab baru yang banyak. Kamu cantik, sangat cantik. Aku senang banget kamu mau belajar pakai hijab. Terima kasih ya, Sayang." Aldo tersenyum gemas.Sesampainya di rumah, Ayu segera menyalami Rianti y
Sesampainya di rumah Aldo.Semua barang yang Ayu dan Rianti beli tertumpuk di atas sofa dan juga meja ruang tamu. Sebelumnya saat akan membayar barang belanjaan, Diana sempat bersikeras untuk membayar belanjaan Ayu dan Rianti, tapi Ayu menolak karena Ayu sudah punya suami yang bisa membayar barang belanjaannya walau sebenarnya Ayu takut dimarahi oleh Rianti karena boros belanja.Tapi akhirnya setelah berdebat, Diana mengalah dan membiarkan Aldo membayar belanjaan Ayu dan Rianti. Sebenarnya belanjaan Ayu dan Rianti menghabiskan cukup banyak uang Aldo tapi Aldo terlihat santai dan Rianti juga tidak terlihat marah sama sekali. Begitu bokong Ayu dan Rianti jatuh di atas sofa, kepala dan tubuh mereka juga ikut jatuh ke punggung sofa. Di samping itu, Aldo yang juga sebenarnya lelah malah berjalan ke arah dapur dan kembali ke ruang tamu membawakan Ayu dan Rianti air minum."Terima kasih, Sayang." Ayu tersenyum senang menerima air pemberian Aldo."Terima kasih ya, Nak." Rianti juga tersenyum