Merasa ditolak dan diabaikan, Jake langsung berdiri dan menghampiri Vanessa dan menggendong paksa Vanessa ke atas ranjang."Jangan bergerak atau kamu akan membangunkan 'adikku'." Pinta Jake pada Vanessa yang ingin memberontak dengan menggoyang-goyangkan kakinya.Vanessa terdiam menurut setelah Jake mengancamnya sedang Jake yang kembali bergairah langsung mengukung Vanessa di bawahnya."Apa yang kamu lakukan? Pergi tidur, sebentar lagi pagi dan kita harus pergi." Vanessa mendorong dada Jake sekuat tenaga namun Jake malah menarik kedua tangan Vanessa ke atas kepalanya dan menahan kedua tangan Vanessa dengan satu tangan."Jangan lagi, aku lelah, cukup ya." Vanessa memohon namun sialnya permohonannya itu malah membuat Jake semakin bergairah."Sebentar saja, hanya 1 ronde. Aku janji," bisik Jake di telinga Vanessa yang tidak bisa berkutik walau Vanessa menolaknya.Vanessa merapatkan kakinya sekuat tenaga agar Jake tidak bisa menguasainya. Tapi percuma saja, tubuh Vanessa merespon gerakan t
"Haus," ujar Diana meminta air minum dan Doni segera mempersiapkan air minum untuk Diana dan memberi Diana sedotan agar Diana bisa minum dengan lebih mudah.Diana mulai meneguk air minumnya dengan perlahan.Setelah minum, Diana kembali menutup matanya dan tidur. Mungkin saat ini kepala Diana masih terasa sangat pusing hingga Diana tidak dapat membuka matanya terlalu lama.Beberapa saat setelahnya Diana kembali membuka matanya dan Doni menawarkan pada Diana apakah Diana mau makan atau tidak namun Diana menolak hingga Michel harus memaksanya."Harusnya kamu tidak bertanya, namun memberi perintah. Apa kamu bodoh? Bagaimana bisa kamu menawarkan makanan pada orang sakit yang sudah pasti akan ditolak," ujar Michel menegur Doni.Doni bukanlah Michel yang suka memaksa dan memberi perintah sesuai apa yang dia mau. Wajar jika Doni menawarkan lebih dulu dan menunggu jawaban yang bersangkutan."Minta suster bawakan bubur dan juga obat. Aku y
Setelah perdebatan panjang antara Michel dan Doni akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya pada Diana dan menanti jawaban serta keputusan Diana karena tidak ada yang mau mengalah diantara Doni dan Michel.Tapi kalau dipikir-pikir, akan bagus jika Diana dirawat di rumah Michel karena di rumah Michel akan ada banyak pelayan yang bisa menjaga dan mengawasi Diana sedang apartemen Doni kosong, tidak ada yang bisa menjaga Diana."Kak, pilihlah kamu ingin tinggal di rumah siapa. Aku atau pria ini? Kak, aku adikmu sedang dia bukan siapa-siapa kita." Doni membujuk Diana."Diana, di rumahku kamu akan lebih aman dan nyaman. Akan ada banyak orang yang bisa merawatmu. Di rumah adikmu itu tidak ada orang. Mau kan tinggal denganku?" Michel menambahkan.Diana menatap bingung Doni dan Michel. Bukankah tadi Michel mengatakan jika dia adalah suami Diana? Lalu kenapa sekarang adiknya mengatakan jika Michel bukan siapa-siapa mereka?"Aku siapa? Kalian?" Diana bertanya dengan suara terbata-bata."Kak, kam
Nyonya Kelly dan Nathan berdiri di depan pintu kamar Michel yang terbuka sampai Tatang melihat mereka dan menjelaskan apa yang mereka lakukan agar Nyonya Kelly tidak salah paham."Tuan dan Nona akan pulang sebentar lagi. Dan kamar ini akan dipakai oleh Mrs. Hana, putrinya dan juga Tuan Muda. Tolong kedepannya Nyonya jangan membuat masalah baik pada Mrs. Hana atau pada putrinya. Keadaan Mrs. Hana saat ini sedang tidak baik, jadi mohon kerja samanya agar Nyonya Kelly bersedia untuk membantu Mrs. Hana agar cepat pulih," jelas Tatang yang kemudian menyuruh para pelayan keluar dari kamar Michel dan berlalu."Oma, daddy mau pulang?" Tanya Nathan bersemangat sedang Nyonya Kelly tidak tau harus senang atau sedih mendengar kabar ini karena jujur saja Nyonya Kelly masih sangat sedih karena perceraian Vanessa dan Michel."Iya, ayo kita ke bawah. Kita sambut daddy," jawab Nyonya Kelly menuntun Nathan melewati anak tangga hingga mereka sampai di ruang utama.Semua orang sudah berkumpul di ruang ut
Pranggg!Gelas Diana terjatuh ke atas lantai dan pecah hingga membuat suara yang membuat Michel dan kedua anak yang tidur bersama Diana terbangun kaget."Ada apa, Diana?" Michel segera bangkit dan menghampiri Diana yang masih merasa lemas."Aku haus," jawab lirih Diana yang membuat siapa saja orang yang mendengarnya merasa kasihan namun perasaan itu juga membuat Diana tidak nyaman."Kenapa tidak panggil aku saja? Aku akan ambilkan untukmu," jawab Michel dengan suara lembut."Kalian jangan ada yang turun, biar daddy panggil pelayan agar membersihkan pecahan ini." Pinta Michel pada Talia dan Nathan yang ikut terbangun namun tidak menangis."Maaf ya jadi merepotkan kalian," ujar Diana kemudian merasa bersalah karena telah mengganggu dan merepotkan orang di sekitarnya."Sssttt, hei, jangan bicara seperti itu. Katakan saja pada kami jika kamu butuh sesuatu," ujar Michel pada Diana seraya menunggu pelayan yang sudah ia telepon
"Benar, sementara ini jangan sampai Vanessa muncul sampai Nyonya Kelly dan Nathan bisa dekat dan menerima Diana."Setelah berbicara dengan Jake, Michel memutuskan untuk pergi ke kantor sedang Doni akan membawa Diana ke rumah sakit untuk melakukan terapi.Hanya tersisa Nathan dan Nyonya Kelly di rumah karena Jake akan pergi menemani Doni dan Talia ke rumah sakit. Alasan lainnya adalah agar Doni tidak bisa membawa kabur Diana.Saat Jake sedang menemani Diana terapi bersama dengan Doni dan Talia, ponsel Jake terus berdering menandakan telepon masuk dan telepon itu ternyata dari Vanessa.Jake menjawab telepon Vanessa dan setelahnya dengan sangat terpaksa, Jake harus pergi menyusul Vanessa dengan wajah panik.Sebelum pergi, Jake menyuruh Talia agar masuk ke ruang terapi Diana dan setelah itu barulah Jake pergi.Beberapa jam kemudian.Jake kembali ke rumah sakit namun Jake sudah tidak dapat menemukan Diana dan yang lain lagi. Dengan wajah yang kembali panik, Jake mencoba berkeliling rumah s
"Tampaknya kalian sangat betah berada di sini ya? Wah, nyaman sekali." Nyonya Kelly menghampiri Diana dan langsung menyinggung soal Diana tinggal di rumah Michel padahal bukan keinginan Diana tapi keputusan Michel yang ingin bertanggung jawab atas kesalahannya."Nyonya, tolong jangan buat keributan. Atau jika anda ingin komplein, silakan temui Tuan Michel," sahut Jake pada Nyonya Kelly yang seketika itu juga mampu membungkam mulut Nyonya Kelly."Kami akan segera pergi sebentar lagi, Nyonya. Jangan khawatir," jawab Diana yang merasa tersinggung dengan ucapan Nyonya Kelly namun nada suara Diana sama sekali tidak terdengar marah."Jake, nama kamu Jake kan? Aku bisa memanggilmu 'Jake'?" Diana bertanya pada Jake."Tentu, silakan Mrs. Hana." Jake sedikit menunduk saat berbicara dengan Diana."Tolong hubungi adikku dan Michel. Katakan pada mereka aku ingin pulang," pinta Diana lembut yang membuat Jake kesulitan untuk menolaknya."Mrs. Hana istirahat saja dulu, nanti sore Tuan akan pulang dan
Michel sangat kecewa dengan perlakuan Nyonya Kelly pada Diana dan juga Talia. Michel membiarkan Nathan mengajak Talia dan Talia ikut dengan Nathan ke kamar Nyonya Kelly tapi Michel tidak menduga jika Nyonya Kelly akan bersikap seperti ini.Talia berlari ke arah Diana masih dengan keadaan menangis. Namun yang tak disangka terjadi, Diana dapat berdiri dan berjalan ke arah Talia tanpa perlu berpegangan pada apapun."Mommy, aku takut." Diana memeluk khawatir Talia dan melirik kesal Nyonya Kelly.Lagi dan lagi, suara tangis Talia membuat kepala Diana sakit dan saat itu juga Diana terjatuh lemas ke atas lantai yang membuat Talia semakin histeris."Mommy!""Hana!" Michel bergerak menyusul Diana dan langsung menggendong Diana dan membawanya ke sofa ruang utama yang posisinya sangat dekat dengan mereka."Jake, panggil dokter! Cepat!" Pinta Michel panik sedang Nyonya Kelly diam-diam mempersiapkan diri untuk menerima amarah Michel karena kesalahan yang ia sengaja ini.Seandainya saja Nyonya Kelly