Rayhan terlihat akan kalah dan mulai lemah hingga membuat Ayu khawatir, "Rayhan!" "Tolongggg! Tolongggg!" Ayu berteriak lagi berharap orang-orang akan mendengarnya dan menolong dirinya dan Rayhan.Ayu tidak tahu kenapa Rayhan tiba-tiba bisa muncul di sini, tapi sekarang yang penting bagi Ayu adalah agar mereka selamat, mereka harus bekerja sama.Tak lama, teman Ayu dan beberapa warga muncul dan mengepung lokasi Ayu dan Rayhan yang seketika itu membuat para pria tersebut berhenti."Tangkap mereka!" Teriak salah satu warga memberi aba-aba dan semua warga langsung bergerak cepat menangkap pelaku sedang teman Ayu yang lain dan penanggung jawab membantu melepaskan Ayu dan menolong Rayhan yang kondisinya terlihat lemah dan terluka.Kali ini Rayhan adalah pahlawan untuk Ayu walau dulu Rayhan adalah sebuah kesalahan untuk Ayu. Ayu masih menangis ketakutan. Ayu memutuskan untuk menelpon Diana untuk meminta bantuan walau Ayu merasa tidak enak haru
"Ini terakhir kali kamu ikut campur dengan masalah anak itu, setelah ini jangan pernah kamu masuk dalam masalahnya atau aku akan usir dia," ancam Michel pada Diana ketika mereka selesai menjemput Ayu."Kenapa kamu begitu jahat, Michel. Dia juga tanggung jawab kita, kamu tidak boleh begitu dia itu sedang sakit, dia tidak punya orang tua selain kita. Dia akan sedih mendengarmu. Awas saja kalau kamu berani bicara macam-macam padanya, kamu tidak akan dapat jatah selama 1 bulan penuh. Terserah kamu mau jajan di luar sana," ancam Diana memarahi Michel."Sayang, jangan begitu. Kamu tega sekali padaku dan membelanya." Michel merengek pada Diana."Sudahlah, kamu kembali ke kantor saja, aku akan pergi menjemput anak-anak." Diana berjalan melewati Michel dan berjalan ke arah pintu."Ayo, aku antar." Michel menahan Diana."Tidak, aku tidak mau merepotkan bapak CEO. Aku bisa sendiri," tolak Diana ketus dan menghilang secepat kilat.Ayu yang mendengar kegaduhan diantara Michel dan Diana merasa tida
Sebenarnya Rayhan merasa senang mendengar Ayu akan datang, tapi mamanya Rayhan sudah membenci Ayu lebih dulu dan tidak ingin Rayhan berhubungan lagi dengan Ayu."Mungkin ini sudah saatnya untuk aku menjauhi Ayu." Pikir Rayhan yang kemudian keluar dari kamar mandi dan membawa baju rumah sakitnya di tangan untuk dicuci oleh petugas."Uda, Ma. Yuk kita pulang. Kak Desy, terima kasih ya." Rayhan sudah bersiap untuk pulang.Di sisi lain, Ayu terpaksa pulang dengan membawa kekecewaan. "Gadis itu memang lebih cantik dariku. Mungkin dia juga punya keluarga yang kaya. Dia lebih pantas berdiri di samping Rayhan dari pada aku. Memang ini sudah saatnya kita harus berpisah. Ayo Ayu, lupakan Rayhan." Ayu berbicara dalam hati pada dirinya sendiri.Ayu berjalan seraya melamun hingga tidak menyadari saat dirinya melewati Diana yang berdiri di depan pintu masuk."Uda, Ayu? Bagaimana?" Suara Diana membuat Ayu terkejut hingga mematung seketika dan berbalik."Uda, Nyonya. Terima kasih banyak ya, Nyonya.
"Hana, perhatikan sikapmu. Jaga sopan santunmu, walau dia salah, dia tetaplah mamaku." Michel menegur Diana karena bersikap tidak sopan pada mamanya."Bagus, ternyata kamu membelanya. Sudahlah, kalau begini percuma saja. Aku dan Talia akan pergi dari sini. Aku muak anakku diperlakukan tidak adil oleh mama kamu!" Diana hendak berlalu namun Michel menahannya dan memeluknya."Jangan marah dulu, Hana. Dengarkan aku, kita bicara baik-baik. Kita harus dengarkan cerita yang sebenarnya dari mamaku dan Talia. Aku akan mengambil tindakan tegas kalau memang Nyonya Kelly bersalah." Michel membujuk Diana masih dengan memeluk Diana dari belakang."Ya, dengarkan saja apa yang akan dikatakan oleh Nyonya Kelly ini. Aku tidak perduli. Lagi pula ini bukan kali pertama Nyonya Kelly bersikap tidak adil namun aku selalu diam. Aku juga manusia, aku punya batas kesabaran, Michel!" Diana melepaskan diri dan berlalu ke kamar Ayu dan segera membawa Talia pergi tanpa memperdulikan sekitarnya."Sayang....""Janga
Talia tersenyum ke arah Doni dan memberikan cup es krimnya pada Doni."Tidak kok, Om hanya bercanda. Nanti Om sakit gigi kalau makan es krim. Talia, Om mau tanya. Tadi Oma kenapa dorong Talia? Boleh Om denger?" Doni bertanya dengan nada lembut pada Talia."Oh, Oma pertamanya kasih Nathan jelly, terus Talia minta juga tapi tidak dikasih oleh Oma. Terus Talia merengek, tarik tangan Oma, tapi Oma malah dorong Talia. Talia nangis, soalnya Talia kaget." Jelas Talia dengan kalimat yang tersusun rapi dan terdengar jelas di usianya yang baru menginjak 3 tahun."Terus, Talia sedih? Talia uda bilang sama Mommy? Ada yang sakit gak badan Talia?" Doni memeriksa tubuh Talia apakah di sana ada luka atau tidak."Sedih, Om. Kenapa sih Oma cuman sayang sama Nathan, padahal Talia kan juga cucu Oma? Talia gak ada yang sakit, Om. Tapi mommy langsung marah sama Oma. Terus Talia gak tau lagi, Kak Ayu bawa Talia sama Nathan ke kamar." Jelas Talia lagi.Sejauh ini Doni menyimpulkan bahwa Nyonya Kelly benar be
Michel tersenyum gemas melihat Diana yang tidak sadar karena mabuk."Talia, pergi pamit dengan Om Doni. Kita akan pulang." Pinta Michel pada Talia."Oke, daddy." Talia berlari mencari Doni yang sedang berada di dapur dan berpamitan."Om, Talia sama mommy mau ikut daddy pulang. Daaaa," ujar Talia bersemangat."Oh ya? Baiklah, hati-hati ya, Cantik." Doni mengantarkan Talia kembali ke ruang utama."Don, Diana setuju untuk kami bawa pulang." Michel melapor setelah berhasil menggendong Diana yang masih asik tertidur."Baiklah, kalian boleh pergi." Doni berjalan ke arah pintu dan membukakan Michel pintu."Hati-hati ya, Sayang!" Doni melambaikan tangannya ke arah Talia dan dibalas oleh Talia yang menoleh ke arah Doni sebentar lalu ikut berjalan di samping Michel dengan memegang baju Michel agar tidak hilang atau nyasar.Sesampainya di depan mobil, Michel berusaha untuk membuka pintu mobilnya seorang diri sambil menahan tubuh Diana agar tidak terjatuh.Michel menaruh Diana di kursi samping ke
"Nyonya kenapa harus repot-repot jemput saya?" Ayu masuk ke dalam mobil dan tersenyum canggung pada Diana."Saya mau ajak kamu makan siang bersama adik saya. Saya akan kenalkan kamu dengan adik saya. Kamu jangan salah paham, saya cuman mau kalian saling kenal. Lagi pula kamu harus segera move on dari Rayhan itu," jelas Diana langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah restauran."Adik Nyonya? Nyonya punya adik?" Ayu terlihat tampak terkejut mendengar ternyata Diana memiliki adik."Ya, namanya Doni. Saya harap kalian bisa akrab," ujar Diana tetap fokus menyetir."Ohh," jawab Ayu mengangguk."Kak Ayu punya pacar?" Talia tiba-tiba bertanya pada Ayu sedang Ayu terdiam membeku."Kenapa kamu tanya begitu, Talia?" Diana bertanya pada Talia."Mommy, di sekolah Talia juga punya pacar. Namanya Kevin, dia ganteng dan baik loh mommy. Dia sering kasih Talia makanan," ujar Talia dengan polosnya hingga membuat Diana dan Ayu seketika tertawa terbahak-bahak."Oh ya? Bagaimana kal
Sesampainya di rumah, Diana langsung memosting foto-foto mereka tadi ke sosial medianya berharap banyak orang akan menyukai foto tersebut."Ayu, apa nama instagram kamu? Saya mau tag kamu juga," ujar Diana memanggil Ayu dengan wajah penuh semangat."Bentar, Nyonya. Saya tidak ingat, ini." Ayu menunjukkan ponselnya pada Diana."Oke, selesai." Ternyata Diana bukan hanya menandai akun instagram Ayu saja namun juga Doni.Setelah Diana selesai memosting foto-foto tersebut, ponsel Ayu dan Doni juga ikut berbunyi karena sebuah nontifikasi tertanda.Di sisi lain, Rayhan melihat foto-foto instagram Ayu dan melihat postingan Diana tersebut yang telah menandai Ayu. Rasanya Rayhan sangat penasaran dengan nama akun instagram Doni dan Rayhan memilih untuk membuka akun tersebut."Pantas saja, pria ini seorang CEO. Cocok untuk Ayu." Pikir Rayhan menertawakan dirinya sendiri.Darah Rayhan memanas melihat foto Ayu tersenyum di dalam gambar tersebut. Rayhan merasa cemburu, tapi Ayu bukan lagi kekasihnya