2 hari kemudian.Hari ini Michel, Diana dan yang lain sudah harus kembali ke Jakarta. Jake dan Vanessa juga sudah datang ke hotel yang Michel tempati dengan membawa banyak barang.Tampaknya Vanessa berniat ingin menghabiskan uang yang selama ini Jake simpan dan tidak pernah pakai. Jake tidak memiliki masalah untuk itu.Berbeda dengan Jake dan Vanessa, rombongan Michel tidak membawa apapun selain tubuh mereka. Mereka semua pergi ke bandara dengan mobil anak buah Michel yang sebelumnya mereka pakai.Mereka juga akan menaiki Jet milik Michel sama seperti sebelumnya agar lebih aman dan nyaman. Sebelumnya Ayu telah meminum obat anti muntah agar tidak mual sewaktu berada di dalam perjalanan."Semuanya sudah? Tidak ada yang tertinggal?" Michel memastikan sedang Jake bergerak memeriksa. "Sudah, hanya kenangan kita semua yang tersisa di sana." Diana menyahut dan masuk ke dalam jet lebih dulu diikuti oleh yang lain.Posisi duduk mereka juga sama seperti saat mereka pergi."Kamu senang gak, Ayu
Pagi hari.Semua orang mulai beraktifitas normal seperti biasa. Michel bangun lebih dulu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi dan keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian kerja.Diana, Nathan dan Talia masih tidur. Michel berjalan mendekat ke arah 3 orang yang ia sayangi itu dan mengecup kepala mereka bertiga bergantian tanpa membangunkan mereka.Di kamar lain, Ayu juga sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ayu berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan dan menunggu semua orang keluar dari kamar mereka dan datang ke ruang makan. Sambil menunggu semua orang datang, Ayu bergerak membantu pelayan membersihkan dan membereskan ruang makan walau pelayan melarangnya. Jujur saja, Ayu merasa tidak enak hati untuk tinggal sebagai bos di rumah Diana padahal Ayu juga bekerja untuk Michel dan Diana.Tak lama, Michel dan Nyonya Kelly menyusul masuk ke ruang makan dan duduk di kursi mereka seraya saling bertukar sapa."Pagi, Michel." Nyonya Kelly menyapa Michel lebih dulu seraya terseny
Hubungan Ririn dan Rayhan belakangan ini semakin memburuk apalagi saat pertengkaran terakhir Ririn dengan Rayhan saat mereka membahas masalah pernikahan. Rayhan seperti bersikap lebih dingin pada Ririn dan terus mengabaikan hingga menghindari Ririn yang membuat Ririn kesal hingga berniat ingin melabrak Ayu.Jam istirahat berbunyi dan seperti biasa semua orang akan berlomba berlari menuju kantin dan juga pedagang yang berjualan di depan gerbang sekolah. Ayu hanya memiliki 2 teman dekat. Salah satunya adalah Fina.Fina menghampiri meja Ayu dan mengajak Ayu pergi ke kantin sambil bertanya kemana saja Ayu berjalan-jalan."Yu, katanya kamu ke Singapura. Kemana aja? Mana oleh-olehnya?" Fina mengambil kursi dan duduk di samping Ayu."Kita cuman jalan-jalan ke museum sama pantai aja kok, Fina. Kita gak beli oleh-oleh, maaf ya. Bukan aku pelit, tapi kan aku gak punya duit. Ini aja aku uda syukur banget ada yang ngajak ke luar negeri buat jalan-jalan tanpa ngeluarin uang." Ayu menjelaskan denga
"Ray, tolong maafkan aku. Ini salahku, jangan marah lagi ya." Ririn berusaha membujuk Rayhan dengan apa yang ia bisa."Jika kamu bisa berubah dan tidak bersikap seperti itu lagi, aku akan memaafkanmu dan tidak akan memutuskan hubungan denganmu sampai kita lulus. Kamu harus buat aku cinta dengan kamu, bukan malah buat aku kesal. Paham?" Rayhan menyuruh Ririn duduk di sofa ruang tamu."Baiklah, aku akan coba. Tapi tolong, tolong jauhi Ayu. Aku tidak bisa tidak cemburu melihat kamu bersama dengan Ayu." Ririn menatap mata Rayhan dengan tatapan penuh harap."Baiklah, aku akan coba. Sekarang kamu pulanglah. Aku harus belajar untuk ujian besok. Dan mulai besok, kamu jangan datang lagi ke rumahku karena besok orang tuaku akan pulang." Rayhan mengusir Ririn pulang karena hendak melakukan sesuatu."Oke, aku pulang." Ririn akhirnya pulang dan Rayhan langsung menghubungi dokter psikiater yang baru saja ia temui 1 kali di rumah sakit untuk konsultasi."Dokter, cara pertama gagal. Saya sudah coba p
Ririn tercengang melotot tak percaya mendengar ucapan Rayhan. Kaki Ririn seolah lemas seketika"Ray, ini bukan aku. Aku bisa jelasin. Aku hanya bermain-main dan memberinya pelajaran saja. Aku tidak berniat mencelakainya. Aku minta maaf, Ray." Ririn berlutut di hadapan Rayhan seperti orang yang tidak memiliki harga diri demi mengemis cinta Rayhan."Penjelasan apa yang ingin kamu katakan? Kamu tau jika apa yang kamu lakukan tadi bisa membunuh seseorang walau dia bukan Ayu? Kamu sebut ini main-main dan pelajaran? Aku tidak menyangka jika kamu bisa sekejam dan seburuk ini. Aku tidak bisa memaafkan kamu kali ini. Sekarang juga kita putus. Kamu tidak perlu takut, aku tidak akan melaporkan kamu pada komite sekolah atau polisi. Tapi jika kamu berani menyakiti orang lain lagi, aku pastikan kamu akan mendekam di penjara. Aku akan mengawasi kamu," ujar Rayhan tegas."Ray, aku mohon, jangan. Aku bersumpah, aku tidak akan seperti itu lagi, Ray!" Ririn menangis histeris melihat tubuh Rayhan menghil
"Ah, aku keluar ya Yu. Cepat sehat, kamu istirahat yang banyak." Rayhan buru-buru keluar dari ruang UKS karena tahu kalau Ayu pasti malu saat ini.Setelah Rayhan keluar."Yu, sekarang kamu sama Rayhan sudah baikan?" Fani bertanya pada Ayu."Kami tidak pernah bermusuhan, Fan." Ayu tersenyum ke arah Fani dengan bibir yang masih pucat.Tak lama, Diana sampai di sekolah Ayu dan langsung disambut oleh pembina pramuka Ayu. Sebelum Diana melihat keadaan Ayu, pembina pramuka Ayu lebih dulu menjelaskan keadaan Ayu pada Diana.Dahi Diana mengerut mendengar penjelasan pembina pramuka Ayu seraya mengangguk."Jadi, setelah hari ini. Saya tidak akan ijinkan Ayu untuk ikut pramuka, Pak. Tolong jangan tersinggung, saya tidak ingin ada hal yang membahayakan Ayu lagi." Ketus Diana terus terang."Baiklah, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk kecelakaan yang terjadi hari ini. Kami akan usahakan agar hal semacam ini tidak terulang lagi.""Kalau Ayu sampai terluka, saya akan tuntut sekolah ini. Ha
Hari ini Diana dan Ayu sedikit kerepotan karena harus mengurus surat pindah sekolah untuk Ayu dan mendaftarkan Ayu ke sekolah baru yang bukan sekolah negeri namun sekolah swasta yang terkenal elit.High School Dharma Karya yang terletak di jalan Melawai, Jakarta adalah pilihan Ayu. Ayu berharap di sekolah barunya ini, Ayu akan mendapat cerita baru, teman baru dan juga pengalaman baru yang cukup baik.Besok Ayu sudah bisa masuk sekolah ke sekolah barunya dan hari ini Diana dan Ayu akan mengambil seragam sekolah Ayu dan membeli perlengkapan lainnya.Awalnya Ayu menolak untuk dibelikan alat sekolah yang baru karena merasa tidak enak jika harus merepotkan Diana terus menerus."Nyonya, tas dan sepatu saya masih baru dan bagus. Saya pakai itu saja," ujar Ayu menoleh ke arah Diana yang sedang fokus menyetir setelah Diana memberitahu Ayu kalau mereka akan beli perlengkapan sekolah Ayu."Tidak apa-apa, Ayu. Kamu harus pakai sepatu, baju dan tas baru ke sekolah kamu biar teman-teman kamu nyaman
Tokk ... Tokk ... Tokk ...Ayu mengetuk pintu kamar Nyonya Kelly seraya memanggil-manggil nama Nonya Kelly, "Nyonya, sudah waktunya sarapan. Makanan sudah disajikan."Tak lama setelah Ayu mengetuk pintu, pintu kamar Nyonya Kelly terbuka."Duluan saja, Ayu. Loh, seragam sekolah kamu kok ganti?" Nyonya Kelly tampak bingung dan penasaran dengan seragam sekolah yang Ayu kenakan."Iya, Nyonya. Hari ini saya pindah ke sekolah baru. Saya ke ruang makan duluan ya, Nyonya." Ayu juga terlihat bingung menatap gaya pakaian Nyonya Kelly yang tampak berubah dan berbeda dari biasanya.Nyonya Kelly tidak biasa berdandan saat berada di rumah namun pagi ini Nyonya Kelly terlihat sedikit berdandan menyesuaikan gaya busana yang ia pakai.Di ruang makan.Semua mata menatap aneh ke arah Nyonya Kelly tanpa terkecuali hingga membuat Michel dan Diana penasaran."Ma, Mama mau pergi hari ini? Kemana?" Michel bertanya terus terang pada Nyonya Kelly."Iya, Michel. Mama sama Vanessa mau pergi," jawab Nyonya Kelly