Saat ini Diana memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya agar Michel tidak bisa menghubunginya. Diana juga berencana akan berziarah ke makam Dave bersama dengan kedua orang tua Dave.Diana sempat berpikir bagaimana jika dirinya tinggal di singapura untuk sementara waktu. Sambil Diana merenungi kesalahannya dan dosanya pada Dave karena Diana sempat mengkhianati Dave.Di sisi lain, Michel masih sibuk dengan matanya yang masih memerah akibat iritasi karena Diana menyemprot parfum ke matanya.Semua orang menjadi salah di mata Michel. Dengan memakai kaca mata hitam demi menutupi mata merahnya, Michel makan bersama dengan Nyonya Kelly dan Vanessa di ruang makan.Nyonya Kelly dan Vanessa menatap bingung Michel yang memakai kaca mata hitam dan tidak seperti biasanya. Sebelumnya Michel berbohong pada Diana dengan mengatakan jika dirinya sudah menceraikan Vanessa.Padahal Michel sama sekali tidak melakukannya karena Michel masih membutuhkan Vanessa sebagai tameng dari media berita."Vanessa,
Setelah selesai berziarah kedua orang tua Dave memutuskan untuk kembali ke Jakarta meninggalkan Diana yang memilih untuk tinggal di gereja sebagai penjaga gereja.Diana berharap dirinya bisa hidup tenang setelah memilih untuk hidup seperti ini. Diana tidak ingin lagi Doni menjadi kelemahannya. Oleh sebab itu Diana menyuruh Doni belajar dan bekerja lebih giat dan keras lagi agar setidaknya Doni bisa melindungi dirinya sendiri.Status Diana berganti, Diana sengaja mengubah namanya menjadi Hana agar tidak ketahuan oleh Michel.Di rumah Michel. Pagi-pagi sekali Michel dan Jake terlihat sibuk mengotak-atik laptop dan ponsel mereka untuk menelpon dan melacak posisi Diana yang tiba-tiba menghilang begitu saja dari pantauan mereka.Setelah masalah semalam, Vanessa belum tampak keluar dari kamarnya sampai sekarang. Bahkan saat sarapan pagi dan setelah Michel dan Jake pergi ke kantor, Vanessa tidak keluar dari kamarnya walau hanya sekali.Masalah menjadi lebih sulit untuk Michel dan Jake seles
Sejak tadi Jake sudah berusaha membujuk Doni untuk menjawab pertanyaannya tetapi Doni terus menolak yang hal itu hampir membuat Jake kehilangan kesabaran. Jika bukan karena Michel melarangnya bersikap kasar pada Doni, Jake sudah pasti akan menodongkan pistol ke kepala Doni.Karena usahanya gagal dalam membujuk Doni, Jake sekarang beralih ingin menemui orang tua Dave di mansion mereka.Butuh waktu sekitar 1 jam untuk Jake sampai di mansion mereka di tengah padatnya jalan raya.Sesampainya di depan gerbang mansion orang tua Dave, Jake kesal karena dirinya masih harus memverifikasi data diri agar bisa masuk ke dalam gerbang mansion.Dengan amat sangat terpaksa, Jake memberikan tanda pengenalnya pada petugas penjaga barulah setelahnya petugas membukakan Jake gerbang.Jake memarkirkan asal mobilnya di halaman mansion dan segera memasuki mansion.Di dalam mansion, kedua orang tua Dave terlihat sedang mengumpulkan barang-barang Dave untuk disumbangkan."Permisi, Tuan dan Nyonya." Sapa Jake s
Jake juga terkejut mendengar penjelasan dari perawat tersebut. Rasanya ini semua tidak mungkin, tapi semua berkas ini benar-benar milik Diana. Dan pihak rumah sakit tidak mungkin berbohong dan memalsukan surat-surat seperti ini."Dimana dia sekarang?" tanya Michel di tengah tangisannya pada perawat yang baru akan pergi."Ke rumah adiknya, Pak. Nama adiknya bu Diana adalah Doni. Kami rasa anda tau dimana rumah keluarga bu Diana kan?""Ya, kami tau." Jake menjawab dan menahan tubuh Michel agar tidak jatuh dan benar saja, tak lama, Michel ambruk terjatuh di atas lantai setelah melihat anaknya.Jake berteriak memanggil Tatang dan Nyonya Kelly. Nyonya Kelly dan Tatang segera berlari ke sumber suara. Ambulance yang mengantarkan bayi Diana dan Michel tadi sudah pergi."Ada apa?" Nyonya Kelly panik melihat anaknya sudah jatuh tak sadarkan diri di atas lantai."Nyonya, tolong bawa bayi itu ke dalam. Bayi itu milik Tuan dan Nona Diana. Tatang, bantu aku bawa Tuan ke dalam." Pinta Jake yang lang
Di mansion Niko dan Clara.Setelah mobil yang dikendarai Niko sampai, 5 menit kemudian mobil Michel masuk menyusul mereka. "Apa yang kalian lakukan? Kalian mengikuti kami?" Doni berpura-pura kaget dan marah pada Michel."Kenapa kami tidak boleh? Kami ingin bertanya tentang Diana. Kalian tidak bersedia? Atau ada yang kalian rahasiakan dariku soal Diana?" Michel menyidik."Heh? Silakan saja. Lagi pula bagus juga, Kak Diana tidak perlu merasa tertekan oleh anda, Tuan Michel." Doni berlalu masuk ke dalam mansion lebih dulu diikuti oleh Niko dan Clara.Michel dan Jake ingin ikut masuk ke dalam mansion namun tiba-tiba saja ponsel Michel berdering dan mengganggu aktifitas Michel. Kali ini panggilan berasal dari rumah sakit tempat Vanessa dirawat yang mana panggilan itu tidak bisa Michel tolak."Halo, Pak. Dengan Bapak Michel? Ini dari rumah sakit Suaka Insan tempat Ibu Vanessa dirawat, kami ingin memberitahukan bahwa Ibu Vanessa baru saja sadar dari koma. Harap bapak dapat segera hadir. Te
Setelah memutuskan untuk tinggal di Singapura dan Diana mengubah penuh identitasnya menjadi Hana, penampilan dan sikap Diana juga berubah. Diana bukan lagi gadis manis yang lemah."3 tahun lagi kita akan kembali ke Jakarta, Talia. Kita akan bertemu dengan Om kamu," ujar Diana pada bayinya yang sedang menyusu."Kita harus menunggu sampai Om Doni benar-benar kuat untuk menjaga kita, Sayang." Sambung Diana lagi.Saat Diana baru saja meletakkan baby Talia ke atas kasur, ponsel Diana berdering menandakan ada telepon masuk. "Halo, Kak. Bagaimana kabarmu dengan ponakanku?" tanya Doni yang ternyata menelpon Diana dengan panggilan vidio karena Doni rindu dengan Diana dan juga Talia."Talia baru tidur dan kakak juga ingin tidur tapi kamu malah menelpon. Ada apa?" Diana mengarahkan ponselnya ke wajah Talia agar Doni bisa melihat Talia dengan lebih jelas."Wah, coba lihat itu. Kenapa kamu mewarnai rambutmu dengan warna norak seperti itu wahai Nona Hana? Apakah tidak ada warna lain selain warna b
Aldo membalas menjabat tangan Diana, "Saya baik, Nyonya. Lama tidak bertemu dan sekarang anda makin cantik aja." Plakk!"Jangan rayu model saya, Pak Aldo." Doni bercanda dengan pura-pura memarahi dan memukul Aldo yang hanya bisa tertawa."Uda, yuk kita berangkat. Kami capek dan laper." Diana mengajak Doni dan Aldo agar segera membawa mereka pergi.Di dalam mobil.Doni dan Talia duduk di kursi penumpang sedang Diana memilih duduk di samping Aldo yang berada di kursi kemudi seraya mengajak Aldo mengobrol. Di kursi belakang terlihat Talia sedang bermain dengan Doni yang sudah beberapa saat ini mencubit gemas pipi Talia hingga membuat Talia marah."Bagaimana hidupmu selama 2 tahun ini, Don? Enak kan tidak ada yang ngomel?" Diana menyindir Doni."Tentu, hidupku cukup tenang, Kak. Tidak ada orang yang menggangguku dan mengomel padaku," balas Doni menatap sekilas ke arah Natalia yang menoleh ke arahnya."Talia, siapa nama ibumu?" Doni bertanya pada Talia dengan maksud bermain-main."Ibuku?
Selesai makan siang bersama, Diana, Doni, Aldo dan Talia pergi ke sebuah hotel untuk Diana dan Talia tinggali sementara. Diana dan Doni terpaksa melakukan ini agar mereka terlihat profesional.Setelahnya, Doni mengajak Diana dan Talia ke perusahaan dan agensi yang ia pegang untuk melihat perkembangan kerja Doni. Begitu masuk ke perusahaan, semua pegawai Doni melihat ke arah Diana dan Talia dengan tatapan terpesona.Di sisi lain, Jake sedang menyelidiki identitas Diana namun Jake hanya menemukan bahwa Diana adalah Hana dengan identitas barunya.Seperti biasa, Jake akan melaporkan hasil penelusurannya pada Michel. "Tuan, saya sudah mendapat informasi tentang wanita yang ada di dalam foto yang Tuan kirim. Nama wanita itu adalah, Hana Christina dan anaknya bernama Talia. Mereka warga Singapura, Tuan. Tapi saya belum tau nama suami dari wanita itu karena identitas suami wanita tersebut dirahasiakan dari publik." Jake melapor melalui sambungan telepon."Selidiki apa sebelumnya mereka meman