Share

Bab 12. Pertengkaran di Meja Makan

“Iya … iya, ayo!” Aman buru-buru membuka pintu gerbang. Membawakan tas kain milik Rinay yang tadi dia sembunyikan di pos jaga. Bik Lastri segera melambai ke sebuah beca yang melintas.

“Tolong antarkan gadis ini ke Ladang Bambu Pancur Batu. Jalan Krakatau No 40 A. Ini ongkosnya, bisa, ya, Bang!” titahnya kepada sang supir beca.

“Wah, jauh banget itu! Mana cukup dua puluh ribu,” tolak sang supir cepat.

“Ya, sudah, ini, aku tambahi!” Aman mengeluarkan uang sepuluh ribu.

“Lima ribu lagi, kalau enggak cari beca lain saja. Jauh itu, dibayar cuma segitu!” sungut sang supir.

“Ya, sudah ini … ini! Antar sampai tempat, ya!” Aman menambahi lagi.

“Sementara kamu tinggal di rumah anak bibik! Nanti bibik telpon dari sini, biar dia enggak kaget kedatanganmu! Baik-baik di sana, ya, Nduk!”

Rinay memeluk Bik lastri, menyalam dan mencium punggung tangan bang Aman.

“Non …! Nyonya …! Non Tatiana …! Nyonya …!”

Terdengar Bik Lastri berteriak-teriak panik. Segera para penghuni rumah berhamburan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status