Share

Part 38

"Mereka kan orang kaya, Ja. Kita hanya orang dusun yang nggak setara dengan mereka."

"Ibu jangan khawatir. Kami baik-baik saja." Senja menenangkan ibunya, meski dalam hati ketar-ketir juga. Jika ibunya tahu pasti beliau sangat sedih.

Untuk mengalihkan pembicaraan. Senja membahas hal lain. "Buk, dulu di sawah Mbah Dullah sana banyak tanaman mendong, kan? Sekarang kok nggak ada satu pun." Senja menunjuk sawah yang berada di pinggir dan di kelilingi pohon kelapa yang menjulang tinggi.

Tanaman mendong ini untuk bahan tikar. Dulu menjadi komoditas yang menjanjikan. Waktu Senja masih kecil banyak kaum perempuan di desanya yang menganyam tikar mendong.

"Sekarang mana laku tikar seperti itu, Ja. Apalagi ketika tikar berbahan plastik buatan pabrik telah menyerbu pasar desa. Lagian sudah nggak zamannya hari gini tidur di atas dipan dengan alas tikar mendong. Walaupun di rumah kita ibu masih punya banyak tikar mendong."

"Iya, Buk. Spring bed saja sekarang sudah terbeli oleh masyarakat pedesaan."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Melati
klu suara kodok ya di sini ma banyak atu maklum sy tinggal di kampung ...
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
cieee udah bahas calon bayi aja.... tuh Senja, jangan khawatir.. semua sudah dipikirkan dan direncanakan dengan matang oleh mas Sabda mu ......
goodnovel comment avatar
Aniek Oktari Keman
bikin penasaran,ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status