Share

Chapter 55 Izinkan Aku mengutarakannya

Malam yang begitu banyak drama dan tangisan. Pedih, pahit semua berpadu menjadi satu dengan malam yang merangkul dingin sebuah rasa.

“Sudah jangan menangis lagi, Kamu jelek kalau nangis.” Canda Rayhan yang memancing Linara untuk mencubit dirinya.

“Aww! Ternyata cubitan Kamu masih tetap sama. Sama-sama menyakitkan,” Celoteh Rayhan semakin menjadi.

“Mana ada cubitan yang berubah? Kamu ini Ray ada-ada aja.” Balas Linara sembari tertawa kecil.

Angin yang berdesir dikeheningan malam, mengantar rasa lapar pada seorang Pasien yang baru tersadar dalam tidurnya yang panjang. Suara getaran perut membuat rasa malu seisi ruangan, Rayhan yang mendengar suara perut keroncongan Linara hanya bisa menyembunyikan tawanya.

“Kamu pasti lapar ya?” Tanya Rayhan membuat Linara berdelik malu.

Melihat Linara yang tanpa respon pasti itu adalah sebuah jawaban iya, namun terhalang rasa malu, membuat Rayhan h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status