Share

BAB 33 TITIK TERENDAH (Bagian 2)

“Astagfirullahal adzhim.” Alif menarik napas dalam-dalam dan mencoba fokus.

****

Tiga minggu sudah berlalu, sejak Alif pulang ke rumah. Saat kembali ke Sumur Pandeglang, Alif seakan tidak lagi memiliki gairah dalam hidup. Hari-harinya dipenuhi dengan lamunan dan diam menyendiri.

Meski berulang kali ia ke pantai saat sore hari, berulang kali juga ia kembali dengan keadaan masih terpuruk. Sapuan ombak ke pasir putih di Pantai Daplangu yang diharapkan mampu menghilangkan rasa sakit di hatinya ternyata tidak berefek apa pun. Ruang kosong di hatinya bahkan tidak bisa terisi dengan kata-kata semangat dan motivasi dari orang-orang terdekatnya.

“Adikmu mas, Kamu yang sabar ya.”

Suara tangis, lantunan ayat Alquran, dan tanah di pusara masih membekas di ingatan Alif. Selama ini, ia berupaya bekerja sebaik mungkin untuk menjadi kebanggan keluarga, mencari uang untuk membantu ekonomi keluarga dan membiayai pendidikan adiknya.

&ld

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status