Malam sudah larut saat Alan mengantar April pulang ke rumahnya. Papi April yang melihat putrinya di antar pulang oleh seorang pria yang belum di kenalnya ada perasaan tidak suka karena ia berharap putrinya bisa menikah dengan lelaki pilihannya, yaitu Andrew.
“Siapa lelaki itu?” tanya Pak Arsene saat April baru saja masuk ke dalam rumah.“Emm... papi kenapa belum tidur,” jawab April, seolah tak mendengar pertanyaan papinya.“Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab saja pertanyaan papi tadi,” tegas Pak Arsene dengan menatap tajam kepada putrinya.“Baiklah, namanya Alan pi. Dia teman April,” dusta April pada papinya.“Lain kali papi tidak mau melihat kamu pergi dengan lelaki lain kecuali dengan Andrew. Sekarang kamu lekas tidur, sudah malam.”“Selain Andrew? Maksud papi Apa?” tanya April yang tidak mengerti dengan maksud papinya.“Kita bicarakan ini besok pagi, sekarang kamu tidur ya sayang,” perintah Pak Arsene lalu mengecup kening April.“Baik pBetapa terkejutnya April saat mengetahui bahwa ternyata adik Andrew adalah Alan, begitu pula dengan Alan yang tidak kalah terkejutnya bahwa wanita yang dicintai dan diceritakan kakaknya selama ini adalah April, kekasihnya.Andrew sangat merasa telah di bohongi oleh mereka, karena ia tidak mengetahui bahwa kekasih adiknya selama ini adalah April wanita yang sangat ia cintai. Merasa kecewa dengan April dan Alan, Andrew memilih pergi untuk menenangkan dirinya. April pun mengejar Andrew untuk menjelaskan semuanya, akhirnya ia ikut pergi bersama pria itu. Tanpa sepengetahuan mereka, Alan mengikuti mobil keduanya dari belakang.“Andrew tolong dengarkan penjelasanku. Aku sama sekali tidak tahu jika Alan adalah adikmu,” ujar April berusaha menjelaskan kepada Andrew.Andrew hanya diam tidak menanggapi, lalu memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang sepi dan ia pun turun kemudian berteriak meluapkan semua amarah dan rasa kecewa yang sedang ia rasakan.“ARRRRGH! Mengapa
Sebelum Andrew melanjutkan perkataannya April segera mematikan laptopnya dan merapikan meja kerjanya bersiap untuk segera pulang. Melihat reaksi April, Andrew merasa senang karena gadis itu mau menerima ajakannya untuk makan bersama. “Permulaan yang bagus,” batin Andrew sambil tersenyum penuh kemenangan.“Ternyata kamu ini cerewet sekali ya,” kata April seraya mengambil tasnya lalu keluar dari ruangannya, di ikuti Andrew di belakangnya.“Hehehe... Jadi kita akan makan di mana?” tanya Andrew antusias.“Terserah kamu saja,” jawab April dengan tidak semangat.Akhirnya mereka makan malam di sebuah restoran khas Indonesia. Andrew yang merasa asing dengan semua makanan yang ada di menu menjadi bingung hingga akhirnya ia mengikuti April yang sama-sama memesan bakso dan memilih waffle kesukaannya sebagai dessert. Tentu saja waffle yang di sajikan ala Indonesia.Selesai makan malam, April meminta Andrew untuk segera mengantarnya pulang. Namun Andrew malah memba
Ponsel April berdering, menampilkan panggilan masuk dari Alan namun ia enggan untuk menjawabnya.“Kenapa tidak di jawab? Apa kalian sedang bertengkar?” tanya Andrew ingin tahu.April hanya diam dan menggeleng pelan, ia belum bercerita pada siapa pun termasuk Andrew tentang apa yang di lihatnya tadi siang yang membuatnya sangat terluka.*Keesokan harinya, Alan mendatangi April di kantornya untuk meminta penjelasan mengapa April tidak mau bertemu dan menjawab telepon darinya. Namun April selalu menghindar, beralasan bahwa ia sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Alan menjadi bingung mengapa April tiba-tiba menghindarinya.[To Alan : Pulanglah, aku sedang sibuk dan tidak bisa diganggu.][To April : Aku akan menunggumu.][To Alan : Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, pulanglah.][To April : Tidak apa, selesaikanlah. Aku akan tetap menunggu di sini sampai kamu pulang.]April merasa kesal karena Alan tidak mau pulang, ia pun memilih me
“Lalu sampai kapan kamu akan seperti ini? Apakah semua akan selesai dengan kamu berdiam menyimpan semuanya sendiri seperti ini? Mungkin kakak tidak bisa menyelesaikan masalahmu, tapi setidaknya berilah kakak kesempatan untuk membantumu.”Kemudian April menangis dan Zac pun memeluk adiknya dengan penuh kasih sayang, “Menangislah jika itu bisa membuat hatimu lebih baik,” kata Zac sambil mengelus rambut adiknya untuk menenangkannya.Lalu mengalirlah begitu saja cerita April pada Zac tentang apa yang telah ia lihat hingga membuatnya bersedih dan tidak mau bertemu dengan Alan.“Kakak sangat mengerti bagaimana perasaanmu, tapi apa tidak sebaiknya kamu tanyakan pada Alan siapa sebenarnya wanita dan anak kecil yang kamu lihat itu,” kata Zac memberi saran.“Anak kecil itu memanggil Alan dengan sebutan daddy kak, aku tidak siap kalau harus mengetahui kenyataan jika memang benar dia adalah...” April tidak sanggup melanjutkan perkataannya, air mata menetes begitu saja lalu i
Di rumah April, acara pertunangan di gelar...Dibalut gaun berwarna nude, dengan riasan wajah natural dan rambut ikal yang di gerai April terlihat sangat menawan dan membuat semua mata di ruangan tersebut tertuju padanya.“Tahukah kamu Alan, meski aku memilih bertunangan dengan Andrew tapi di dalam hati dan pikiranku hanya ada kamu,” batin April seraya menatap sendu pada Alan yang menatapnya dari kejauhan.“April kamu terlihat sangat cantik, namun hatiku terlalu sakit melihat kamu berdiri di sana tapi bukan denganku. Hancur rasanya karena kamu lebih memilih Kak Andrew daripada aku,” batin Alan seraya memandangi April dan Andrew dari kejauhan.Acara pertunangan di mulai, tiba saatnya April dan Andrew untuk bertukar cincin. Andrew memasangkan cincin di jari manis April begitu pula sebaliknya. Semua orang bergantian memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua.Tiba saatnya Alan untuk memberikan ucapan kepada April dan Andrew, ia mencoba bersikap setenang mun
Tiga hari kemudian...April sedang sendiri di rumah sakit karena Andrew pergi bekerja dan Zac juga harus menggantikannya di kantor, sedangkan papinya ada tugas di luar kota yang tidak bisa di tinggalkan. Sebenarnya Bu Amelia mama Andrew dan Alan bisa menjaga April, namun karena sakit kepalanya kambuh ia meminta tolong Alan untuk menjaga calon kakak iparnya itu. Dengan senang hati Alan memenuhi permintaan mamanya untuk ke rumah sakit menjaga April.April tengah duduk di ranjang rumah sakit sambil melamun, hingga ia tidak menyadari saat Alan datang untuk menjaganya.“Selamat pagi nona, dari pada kamu melamun seperti itu bagaimana kalau kita jalan-jalan keliling taman?” ajak Alan.“Alan, untuk apa kamu di sini. Aku tidak mau,” tolak April langsung.“Untuk apa? Tentu saja untuk menjaga tuan putri yang cantik ini.”“Aku tidak perlu jalan-jalan apa lagi dengan kamu, jadi tolong tinggalkan aku sendiri sekarang,” pinta April.Tanpa menunggu persetuju
“Kenapa terburu-buru? Katanya mau belanja keperluan Miquel,” tanya Alan bingung melihat Emily yang bergegas masuk ke mobilnya.“Nanti aku jelaskan, sekarang lebih baik kita segera pergi dari sini,” jawab Emily seraya mengenakan sabuk pengaman.Alan tak banyak bertanya lagi, Emily segera melajukan mobilnya meninggalkan area supermarket. Zac yang tidak sengaja melihat kebersamaan mereka mengira Alan ada hubungan dengan mantan kekasihnya, Emily.“Apa benar itu anak kita Ly? kenapa kamu tidak pernah memberi tahu aku. Dan kenapa kamu bersama Alan, apa kalian punya hubungan? Aku akan berusaha mencari tahu sendiri,” gumam Zac pada dirinya sendiri.*Andrew mengantar April yang baru pulang dari rumah sakit ke rumahnya. Kedatangan April kembali ke rumah di sambut dengan penuh kegembiraan oleh papi dan kakaknya.“Selamat datang kembali di rumah ini sayang, maafkan papi tidak bisa menemani kamu di rumah sakit kemarin,” kata Pak Arsene menyambut putrinya dengan pel
April dan keluarganya beserta Andrew sedang berkumpul di ruang tamu saat Alan dan Emily datang. April dan Zac sangat terkejut begitu mengetahui bahwa Emily adalah orang yang dimaksud Andrew untuk menjaganya.“Bukankah dia wanita dan anak kecil yang memanggil Alan dengan sebutan daddy? Kalau dia sepupu Andrew itu artinya dia juga sepupu Alan, berarti selama ini... lalu kenapa anaknya memanggil Alan dengan sebutan daddy?” gumam April bertanya tanya pada batinnya sendiri.“Jadi benar Emily sepupu Andrew adalah Lily, dan Alan... berarti juga sepupunya. Lalu siapa anak kecil ini, apa dia anakku? Atau Lily sudah punya suami?” gumam Zac pada batinnya.April dan Zac tidak berhenti menatap terkejut dengan kehadiran Emily dan Alan. Begitu pun dengan Emily, ia tidak menyangka bahwa Zac adalah kakak April. Dan ia akan bekerja di rumahnya bersama Miquel, itu artinya mereka akan bertemu setiap hari. Ingin rasanya Emily lari dan pergi dari hadapan mereka, namun ia tidak bisa melakuk