Devano membanting pintu ruangan milik papanya, dia geram sekali dan tak lupa tangannya mengepalkan tangannya. Devano melihat majalah yang dipegangnya senyum-senyum. Devano sangat senang akhirnya cintanya dan Raina ter-publisih. Sepasang mata dari tadi menatapnya dengan tajam. Devano tidak menyadarinya, dia langsung menyahut majalahnya dan menjatuhkan serta menginjak-injak bagian sampulnya.“Ini tidak adil bagiku ...!” Natasya masih menginjak-injak majalah yang dibawa Devano. “Aku tidak terima jika harus seperti ini, dia bukan sainganku. Seharusnya dia tidak pantas untukmu.” Natasya masih saja menginjak-injak sampulnya. “Harusnya dia tidak ada di dunia ini!” Natasya kali ini menatap Devano“Kau ini mau apa Natasya. Jangan gila kamu!” Devano langsung merebut majalah yang di injak Natasya. Sampulnya sudah hancur. Devano sangat geram sekali dengan tingkah lakunya.“Kau mau apa katamu ...? Aku ingin merusak majalah ini dan melemparkannya ke wanita murahan itu. Enak sekali dia harus merebut
Terdiam sambil menatap Devano. Tidak ini mustahil bagiku. Ayo ... Raina jangan dibodohi oleh suatu keadaan. Berdua di Villa yang belum menikah secara sah. Mana prinsipmu sebagai perempuan yang harus menjaga martabatmu kenapa sekarang kau serahkan semuanya kepada Devano? Di satu sisi, Devano melihat Raina bengong malah gemas melihatnya. “Sayang, apa yang kau pikirkan?” Devano menatapku gemas dan ingin menggodaku.“Devano, bisakah kita tidak usah berdua di dalam Villa? Jujur, aku masih takut denganmu. Maafkan aku. Aku masih belum bisa menerima keadaan ini dan ...”“Dan itu semua karena aku mantan Casanova?” Devano langsung memotong pembicaraanku. Kedua mata indahnya menatapku tajam. Apakah aku salah berkata seperti itu? Aku melakukan ini karena ingin menjaga harkat dan martabatku tapi semua sudah sirna, semua yang ada pada diriku sudah kuserahkan kepadanya. ”Kenapa kau masih ragu denganku, Raina? Kamu seharusnya mengerti. Aku sudah mengorbankan semuanya hanya demi kamu. Namun, kalau
Aku masuk kedalam Villa. Di mana Devano? Mobilnya masih terparkir rapi di depan. Aku pergi pun dia tidak ada. Natasya perempuan itu masih terngiang-ngiang di kepalaku. Perempuan gila. Berani sekali dia menamparku. Seumur-umur baru kali ini aku ditampar. Mantan kekasih Devano. Pantas saja Devano sangat tidak menyukai perempuan itu. Kelakuannya saja jelek. Aku memegang pipiku yang masih sakit. Ini semua gara-gara wanita itu. Aku menyelusuri ruangan. Belum ada keberadaannya. Ah, lama-lama aku kesal. Aku benci. Lebih baik aku pulang saja. Aku berdiri di dekat jendela sambil melihat pemandangan pantai. Hari ini cukup cerah. Sebuah tangan melingkar di pinggangku dan memelukku. Aku tersenyum siapa pemilik tangan ini.“Raina, kenapa kau membuatku jadi seperti ini? Aku ingin menjauh darimu tapi aku tidak bisa.” Dia mencium pipiku dari belakang. Segera aku menjauh dari pelukannya. Devano melihatku bingung dengan kelakuanku. Aku langsung berlari ke luar Villa. Sudah cukup dengan kegilaan ini.
Aku duduk di tepi ranjang. Devano menyuruhku untuk menunggu di kamar. Pikiranku sudah kacau ke mana-mana yaitu mesum. Iya aku berpikir Devano akan melakukannya lagi. Gairah suamiku itu benar-benar tinggi. Namun, aku merasakan nyaman yang luar biasa dekat dengannya. Aku jatuh cinta dengan suamiku tersebut. Roland Orlando. Kenangan itu sudah hilang. Bagaimana keadaan rumah? Aku diusir dari rumah. Bagaimana aku kembali? Tante sudah tidak memedulikan aku lagi. Sedih rasanya harus kehilangan semua. Ponselku bergetar1 pesan masuk✉️Hey, Raina di mana kau? Namun, jangan jawab. Aku sudah tahu keberadaanmu. Kau baik-baik saja bukan?Aku langsung mengernyitkan keningku. Ternyata Devano memberi tahu dimana keberadaanku. Aku tertunduk lesu. Aku harus keamanan? Di ujung dunia pun Casanova itu tahu. Seolah dalam satu negara dia mempunyai mata-mata. Di mana aku sembunyi jika di tahu keberadaanku.Pintu tiba-tiba di buka. “Selamat malam, Nona.” Sapa dua orang perempuan membawa tas koper Siapa merek
Mobil Ferrari merah sampai di sebuah restourant yang cukup mewah dengan bagian depan dihiasi lampu klasik yang menabjukan. Ternyata dekat dengan pantai ada juga restourant sebagus ini. Aku takjub dengan desain restourant ini. Dilihat dari depan saja susah bagus apalagi di dalam. Devano membukakan pintu mobil. Aku melepas selt beltku dan membawa tas kecil berwarna hitam merek Dior.“Silahkan, Tuan putri.” Devano menunduk dan menyampingkan tangannya. Astaga aku memang di buat sebagai ratu hari ini. Aku melingkarkan tanganku di lengan sampingnya. Badannya berjalan tegak. Devano malam ini beda dari. Bisanya terlihat maskulin. Lelakiku ini bagai dewa Yunani. Aku tidak bosan untuk memujinya. Waiters mengantar kami ke ruangan yang di reservasi Devano. Namun entah kenapa tidak ada pengunjung sama sekali. Restoran semewah ini hanya aku dan Devano saja.“Devano, apakah ini private restoran?” bisikku sambil melihat tidak ada satupun pengunjung yang datang. “Apakah kau memesan ini buat kita?” Tan
Aku tak menyangka Devano mengatakan itu, jantungnya berdebar tak karuan. Lalu, sebuah kata yang bagaikan menyihir Devano ia ucapkan. "Love you too ..." Devano tersenyum lebar, Dia sangat senang Aku membalas ungkapan cintanya. Pria itu meraih dagu gadisnya perlahan lalu mencium bibirku, aku membalasnya. kami berciuman dengan penuh perasaan, saling melumat penuh kelembutan. Hingga pada Akhirnya, Devano melepaskan pungutan mereka dengan menciumku sekilas. Tanpa Aku sangka, di jari manisnya telah tersemat cincin berlian yang begitu indah . Aku mengangkat jarinya, ia menatap cincin itu dengan senyum yang menyungging di bibir mungilnya. Devano sama-sama menatap cincin yang tersemat di jari manis gadisnya dan Sang Casanova memberikan kalung kepadaku dengan tulisan D dan R dan sebuah lampu di belakang ada tulisan Will you marry me. Oh Tuhan ... ini sangat surprise bagiku. Devano benar-benar membuatku senang. Casanova melamarku nyata tanpa tipuan. Kapan Devano melakukannya? aku itu kembali m
Kesibukan Leo Entertaiment pagi hari. Sangat super sibuk sekali apalagi Leo mondar-mandir menyelusuri koridor perkantoran. Sebuah majalah yang membuatnya syok. Sejak kapan berita ini muncul. Siapa yang membuat berita ini? Ini akan menjadi tranding di Leo Entertaiment dan akan mendapat pundi-pundi rupiah. Kent menghubungi Raina tetapi tidak diangkat, dia meminta nomor email karena sebelumnya nomor ponsel Raina ganti.“Honey, Sayang, Sweety, di mana kamu ini? Hari ini adalah jadwal pemotretan. Awas iya jika kamu tidak datang. Lama-lama aku gemas sama kamu.” Leo dengan lihainya masuk kedalam ruangannya. Duduk di kursi busa sambil memutar kursinya. Melihat sebuah majalah yang tranding lebih tranding dari sebelumnya. ”Berita yang hot sekali. Aku yakin, si Mark pasti kebakaran jenggot. Salah sendiri honorku tidak kunjung dia bayar. Perusahaan yang bonafit masa harus membayar lama sekali. Nggak level.” Leo mengomel sendiri sambil melihat majalah yang ada di depannya.Aku masuk kedalam ruanga
Natasya dan Mark saling pandang. Mereka ingin menyusun rencana sesuatu yang luar biasa untuk memisahkan Raina dan Devano, dia membuat sketsa bagaimana menyusun rencana tersebut. Natasya mengamati dengan penuh percaya diri dan semangat. Senyuman licik tersirat di wajahnya.“Mark, kamu yakin dengan rencanamu itu? I’ts okey rencanamu ini akan menggemparkan seluruh dunia. Namun, coba kau fikir-fikir dulu, Mark.” Natasya menatap tajam Mark. Mark beranjak dari tempat duduknya dan melihat keluar jendela sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.“Apa yang aku lakukan ini sebagai tanda cintaku kepadanya. Sebenarnya aku sudah lelah dengan berita yang beredar tentang kisah cinta mereka berdua. Tidak akan kubiarkan Devano mengambil apa yang aku miliki. Kau tahu, Natasya baru kali ini aku mencintai wanita.” Mark tidak bisa menyembunyikan perasaannya.“Aku heran kepadamu, Mark. Di luar banyak gadis yang seksi dan cantik kenapa kau malah memilih gadis kampungan itu. Oh tidak, Mark. Kadang