Mobil Devano Christopher sudah masuk di parkiran rumah. Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Kami masih menikmati suasana menara Eiffel. Hatiku dag-dig-dug tidak karuan. Devano membuatku merasa tidak karuan sama sekali. Kami terdiam di dalam mobil. Hening. Perasaanku sudah tidak enak. Aku melepas selt belt-ku. Sekilas meliriknya.“Thank you dinnernya, Mr Devano Malam ini tidak pernah aku lupakan sepanjang perjalanan cintaku. Mungkin suatu saat kau akan mendapat jodoh yang terbaik dan aku minta jadilah pria yang setia. Pulanglah dan jaga dirimu baik-baik.” Kataku sedikit berat dan memulai pembicaraanku tetapi Devano hanya diam saja. Apa ada yang salah dengan perkataanku. Okey tidak ada respon aku lebih baik turun saja. Aku bingung dengan tingkah lakunya Susah ditebak orangnya. Saat turun dari mobilnya pun dia tidak mengikutiku.“Hai, Raina.” Terdengar ada yang memanggilku. Aku langsung menoleh ke samping. Lelaki itu tidak asing bagiku dan sepertinya aku pernah melihat laki-laki ini.“H
Aku benar-benar sangat panas hari ini. Entah apa yang merasuki tubuhku ini. Padahal cuaca sangat dingin dan tidak panas. Gila, baru meneguk anggur mulled rasanya sangat memabukkan sekali. Apa yang Devano berikan kepadaku ini. Aku memegang kepalaku. Pusing rasanya. Aku ingin sekali melakukan hal itu. Aku kembali ke ruangan tengah. Di balik sana Devano tersenyum bahagia. Rencana yang dia lakukan akhirnya berhasil juga. Benar Devano memasukkan obat kuat di dalam minuman Raina. Hari ini Raina harus jadi miliknya. Daripada dia memberikan obat kuat untuknya pasti Raina menolaknya. Aku duduk dekat Devano yang masih fokus melihat televisi.“Are you okay ?” Devano memastikan. Apa obatnya mulai bereaksi atau tidak. Astaga terdengar sangat seksi suara Devano. Aku memegang leherku. Sangat panas. ”Raina, kenapa dengan wajahmu itu. Kau terlihat aneh sekali. Entah apa yang merasukimu saat ini, Sayang.” Devano membisikkannya kepadaku. Membuat aku semakin panas.Aku tidak menjawab masih mengontrol tubu
Devano sudah pergi meninggalkanku setelah apa yang kita lakukan. Iya geliat panas merasuki tubuh. Rasanya sedih bercampur kesal menjadi satu. Tidak ada yang bisa memelukku. Aku tidak tahu bagaimana dunia tanpa dengannya. Berangkat ke bandara pun aku tidak bisa menahan tangisanku kepadanya. Rasanya sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Teringat saat aku dan pertama kali bertemu. Astaga sulit untuk diungkapkan, kenapa perasaanku tidak enak dengannya. Ada apa ini?Flash Back ...Devano menatap lurus ke arah jalanan, saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang. Pemotretan Wedding yang aku lakukan tadi tak berlangsung lama karena hanya satu majalah yang mengontrakku. Pipiku terasa panas, jika mengingat apa yang kami lakukan di fitting room. Apa Devano memang ahli dalam ciuman dan bercinta yang suka mencium wanita mana pun? Sampai wanita dibuai akan ciuman yang dia berikan. Devano membuatku tidak berdaya. Pria berjulukan Casanova sepertinya pasti sering berciuman dengan wanita c
DUA BULAN KEMUDIAN ...Hay diary, bulan ini akan menjadi bulan yang paling berat bagiku. Mengapa tidak? Bulan ini aku dilanda kerinduan yang hebat dengan Casanova-ku. Devano Christopher. Dimana dia? Tidak ada kabar. Bagai kekasih yang tidak dianggap. Roland sang adik bahkan tidak tahu keberadaannya ,dia masih sibuk dengan dokternya. Devano bagai hilang di telan bumi. Rumah, kantor, Apartement semunya tidak ada. Morgan tidak mau memberitahu Devano.Sedih rasanya memikirkan hal ini. Aku bercermin dan melihat diriku yang sedang kacau. Aku malas sekali merawat tubuhku. Tidak ada gunanya juga. Karena tidak ada Devano dalam kehidupanku. Dimana kamu Devano? Apakah tidak ada sedikit pun rindu yang tersirat di hatimu? Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Mau pergi ke butik malas. Argh, ada apa dengan kondisi psikologis dariku. Tiba-tiba aku merasa mual. Aku langsung berlari ke toilet. Aku muntah. Hanya saja cairan putih tidak ada sisa makanan. Satu Minggu ini aku sering mual muntah dan pusing.
Tatapanku sangat tajam saat Jessie bilang kalau masih bingung ini anak kandung Devano atau bukan jika memang benar aku hamil. Astaga, Jessie membuatku sangat kesal saja. Aku tertunduk lesu. Bagaimana jika semaunya benar-benar terjadi. Ah, entahlah.“Cepat beli test pack!” Suruhku dan aku beranjak untuk mengambil air putih dan meneguknya. ”Ayolah Jessie cepat belikan test pack!” Aku semakin kesal. Jessie hanya diam dan pergi. Memory masa lalu bersama Devano terbayang di pikiranku. Saat aku dan dia melakukan hubungan yang sangat panas. Lalu sekarang dia ada dimana? Devano, come on aku sangat merindukanmu. Aku membuka media sosial tetapi Devano tidak pernah posting, bahkan semua chat yang aku kirim tidak pernah dia baca. Aku mencoba menelefonnya lagi. Argh ... sekarang nomornya tidak aktif. Aku frustasi. Aku kesal. Aku kecewa kenapa Devano tidak pernah menghubungiku. Ini sudah dua bulan lebih.“Devano, kamu dimana sebenarnya? Bahkan Roland pun tidak bisa menemukan dimana keberadaanmu. O
Seorang lelaki dengan setelan jas rapi melangkah keluar dari rumah. Kacamata hitam sportnya tak lupa menempel di hidungnya yang mancung. Lelaki bak dewa Yunani ini tidak luput dari sorotan wanita yang ingin dekat dengannya. Dua pengawalnya memberikan kunci mobil Ferari merahnya.“Terima kasih, Morgan.” Dia membawa kunci yang diberikan pengawalnya. ”Aku hari ini ingin menikmati suasana. Fikiranku masih pusing akibat meeting yang berkelanjutan jadi ijinkan aku menikmati suasana malam.” Dia melepas baju kemejanya diganti dengan baju kasual. ”Nanti jika ada calon istriku jangan bilang kepadanya kalau aku sedang ke club’. Okey.” Dia merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.Tuan Morgan melihat majikannya hanya tersenyum kecil. ”Tuan sepertinya Anda berubah saat mengalami kecelakaan.” Morgan tersenyum tipis.“Iya, kau benar dan kebiasaanku menjelajahi para wanita juga ikut berubah atau aku ingin kembali ke masa itu. Morgan, adakah hal yang belum aku tahu? Rasanya ada yang mengganjal dar
Seseorang dengan keadaan setengah mabuk berhenti di depan minimarket. Jam menunjukkan pukul 4 pagi. Ah, setelah habis dari club dia semakin kacau. Bagaimana tidak? Ingin mencumbu banyak gadis dan melayaninya. Malah bertemu dengan Alana gadis yang masih lugu dan masih baru kerja di club’. Sia-sia dia menyewa private room yang lumayan mahal. Devano duduk sebentar di kursi mobilnya. Tak lupa menghela nafas panjang. Berkali-kali dia memikirkan surat dari Alana. Masa lalu. Apa yang harus aku ingat semua masa lalu masih terekam di memory otaknya. Sedang apa yang terjadi. Devano keluar dari mobilnya sambil menenteng jaket yang dia selempang di bahunya. Setelah kecelakaan yang merenggutnya Devano terlihat semakin maskulin. Minimarket masih buka 24 jam. Masih ada dua lelaki yang menjaga toko. Dicarinya susu agar bisa menetralkan. Devano mengambil susu steril duaBruk! Devano menabrak seseorang. Dilihat olehnya setengah mabuk dan ternyata dia adalah Roland Orlando. Lain halnya dengan Roland
Sudah beberapa jam aku bersama Leo. Saatnya pulang. Perutku lumayan kram karena kelelahan. Bagiku hamil ini mempunyai tantangan tersendiri. Tanpa ada yang menemani. Aku duduk sebentar di ruang tunggu merilekskan otot-otot yang kaku. Melihat tas koperku aku sedikit down malas sekali aku menggeret tas koperku.“Sweety, aku punya ini untukmu.” Leo memberikan sebuah kado untukku. ”Ini tidak sebegitu berapa tapi ini adalah apresiaku untukmu. Kamu salah satu modelku yang paling amazing. Aku berharap kau bisa kembali lagi ke dunia permodelan di Leo Entertaiment.” Leo masih mengharapkanku.“Ehm ... Sebentar Leo. Apakah ini adalah jurus jitu kamu menyogok agar aku kembali ke Leo Entertaiment?” Aku langsung menatap tajam Leo.“Oh tidak Sweety, kenapa kau terus berprasangka buruk kepadaku. Hem ... ini adalah hadiah darimu tidak lebih sayang. Terimalah. Jika kau tidak mau menerimanya aku anggap kita tidak berteman lagi. Okey, Honey.” Leo terus memaksaku. Aku menerimanya.“Apa ini Leo?” Aku membol