Share

LAVENDER XV SCHOOL

Siang ini, aku tidak ada kegiatan, rasanya aku ingin pergi menemui Sophie lagi. Hehe. Tapi, ku urungkan niatku. Aku penasaran dengan sekolah Shopie. Aku pun pergi ke perpustakaan yang ada di tempat nenekku, disana ada internet yang bisa membuatku mencari tahu tentang  sekolahan itu.

Sesampainya, aku di perpustakaan itu, aku segera menuju ke komputer yang tersedia. Ku buka situs pencarian dan ku ketikkan LAVENDER SCHOOL. Tidak beberapa lama, muncul tentang informasi sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolahan khusus wanita yang dibangun pada tahun 1937 dan beroperasi sampai dengan tahun 1975. Sekolah itu terletak di Kota Aphrodite, kota ini berada kurang lebih 10 mil dari kotaku. Lavender berhenti beroperasi karena pergantian kepala yayasan, sekarang. Namanya kini diubah menjadi ARGATHA II ATHENA SCHOOL atau yang lebih dikenal dengan A2A SCHOOL. Ah, sekolahan ini memang terkenal sampai ke kotaku. Aku lalu lanjut membaca informasi tentang Lavender. Disebutkan bahwa, Lavender merupakan sekolahan elite tertua pada saat itu, sekolahan khusus wanita ini biasanya mencetak banyak wanita hebat dan biasanya mereka di didik untuk dijadikan bangsawan. Aku mencoba mengetik nama Sophie dengan tambahan Lavender School, tidak ada data yang bisa ku akses. Aku pun pulang.

Aphrodite memang kota yang cukup klasik dan terkenal karena kemewahan gaya rumah dan bangunannya. Aku bahkan belum pernah kesana, itu sangat jauh dari rumahku. A2A school memang sekolah trend yang sangat top dikalangan kami, A2A sering dijadikan tempat syuting karena keindahan dan kemewahan sekolahannya. Aku bahkan tidak menyangka, sekarang aku bisa ke Aphrodite hanya dengan meluncur kedalam lubang misterius yang menempel di dinding. Aku berjalan pulang, sambil memikirkan bagaimana aku ingin menemui Sophie besok, bagaimana aku mengatur agar bajuku tidak terlalu mencolok seperti tadi. Aku juga memikirkan bagaimana menjelaskan pada Sophie tempat ku berada, sepertiya aku akan berbohong. Bisa-bisa aku diacuhkan bila bercerita perihal portal waktu tersebut.

Aku sudah sampai dirumah nenek, rasanya aku ingin mengumpan nenek agar bercerita perihal portal waktu itu.

"Nek.. kalau seandainya nenek tiba-tiba melihat ada portal waktu yang menempel di dinding dan nenek masuk ke dalamnya lalu keluar di sebuah kota antah berantah, apa yang nenek lakukan?" tanyaku 

Nenek meletekkan remot televisi dan menatap ke arahku.

"Nenek akan menikmati perjalanannya dan menemukan hal yang menarik disana" ucap nenek sambil tersenyum

"Nenek bakalan cerita ke orang kah atau mencari tahu bagaimana portal waktu tersebut bisa muncul?" tanyaku kembali

"Nenek tidak akan bicara pada siapapun, kecuali ada satu kengerian yang bisa membahayakan. Nenek akan menikmati sendiri kebahagiaan bonus tersebut." ucap nenek

Aku terdiam. 

"Oh begitu, iya nek Norfi lagi cari ide lanjutan naskah drama sekolah nek. Soalnya besok pas pulang langsung dikerjakan" jawabku ngawur

"Biarkan misteri itu berjalan dengan sendirinya jika ia menciptakan kesenangan, terkadang kita tidak perlu tahu persis bagaimana ia muncul" jawab nenekku

Nenek mengisyaratkan seakan tahu betul dengan apa yang sedang ku bahas. Aku pun diam dan melihat ke arah televisi. Apa sebenarnya nenek tahu tentang semua ini?

Malam ini adalah malam terakhir aku menginap di rumah nenek, besok pun aku tidak tahu bisa mengunjungi Sophie atau tidak, karena tadi mama menelepon agar aku pulang sepagi mungkin, mama minta agar aku menemaninya mengurus pekerjaan. Aku masih memikirkan apa yang diucapkan oleh nenek tadi. Portal waktu itu memang tidak ingin aku selidiki dari mana asalnya. Aku hanya ingin menyelidiki perihal gadis manis yang mampu merebut hatiku saat ini.

Aku tersenyum mengingat senyum Sophie. Ku lihat di handphone waktu menunjukkan pukul 11 malam. Aku tiba-tiba saja kepikiran bagaimana kalau aku pergi ke sana sekarang? Apa yang akan terjadi? Tanpa berpikir panjang aku pun langsung pergi mengendap-endap ke arah gudang. Ku lihat semua orang di rumah sudah tertidur dengan pulas. 

Tiba di gudang, aku langsung menuju ke arah portal itu, dan terlihat dia masih menempel di dinding mengeluarkan suara aneh. Aku pun segera masuk ke dalamnya. Aku tiba di gudang Lavender, disini gelap sekali tidak ada cahaya. Aku meraba menuju  ke arah pintu. Aku mengintip perlahan, memastikan tidak ada orang. Situasi aman, aku pun keluar dari gudang. Di luar cukup terang, karena langit malam ini tenang dan tidak berawan, cahaya bintang tampak terlihat sangat banyak. Sungguh indah.

Ku lihat diriku saat ini menggunakan baju motif berwarna oranye dengan celana hitam. Aku berjalan ke arah depan, sepertinya malam ini aku akan berjalan di daerah sini. Lavender di malam hari sama saja dengan sekolah lain pada umumnya, cukup seram. Aku berlari ke arah gerbang Lavender di depan, ada celah untuk dilewati, aku tidak perlu membuka gerbang dan membuat kebisingan. Aku melewati celah itu dan berjalan menyusuri jalanan. 

Aku mengambil jalan ke arah kanan, disebelah Lavender terlihat bangunan cukup besar, seperti tempat penyimpanan. Ternyata Lavender berada di jalan yang agak masuk ke dalam, setelah melewati tempat penyimpanan tadi aku melihat cahaya lampu. Terlihat jelas aku berada disimpang, satu mengarah ke Lavender, satu ke arah lampu dan satu lagi ke jalan yang gelap. Di depan Lavender merupakan lapangan yang sangat luas. Aku pun berjalan mengikuti arah lampu tersebut. Kiri dan kanan hanya rumah-rumah biasa, rumah khas jaman dahulu. Sekitar 100 meter di depan, tampak seperti pertokoan, disini cukup ramai. Banyak orang berjalan kaki dan menggunakan sepeda, banyak toko dan penjual makanan. Sepanjang perjalanan tadi, aku tidak menemukan orang di luar, hanya ada aku. Disini, suasananya begitu menyenangkan. Melihat orang-orang di tahun 1950 menikmati malam, sungguh menarik.

Aku terus berjalan dan menyesuaikan dengan gaya orang disana, agar tidak terjadi kecurigaan dan terlihat aneh. Sedang asyik melihat-lihat, aku tiba-tiba menemukan apa yang aku cari. Ya, ada Sophie yang sedang berdiri disebuah toko. 

Sophie sangat cantik. Dia memakai kemeja berwarna biru yang dipadankan dengan rok sebetis, sepatunya berwarna merah, rambutnya dikuncir setengah. Indah. Aku pun menghampirinya.

"Sophie" teriakku

Sophie menoleh dan terlihat raut wajahnya yang kesal melihatku

"Hai, ketemu lagi" ucapku cengengesan

"Apa tidak ada orang lain di dunia ini? Kenapa kamu selalu muncul di hadapanku" ucap Sophie, kesal.

"Mungkin memang sudah takdirnya aku harus bersama kamu" ujarku

"Jangan asal bicara kamu, aku tidak sudi bersama dengan orang asing yang tidak jelas dari mana asalnya" Sophie mengambil barang yang diberikan dari pemilik toko dan berjalan meninggalkanku

"Hey, tunggu jangan pergi" kejarku

"Aku ingin berkenalan denganmu, namaku Norfi. Aku sedang bersama pamanku disini, aku berasal dari kota sebelah" 

Sophie berhenti. 

"Siapa pamanmu? Dimana kalian tinggal? Kota sebelah? Apa kau tidak sekolah?" tanya Sophie

Aku cukup bingung menjawab pertanyaannya

"Nama pamanku Sam, iya dari kota sebelah.. Aku sudah lulus sekolah, pamanku kesini karena ada urusan dagang, aku diajak agar bisa mempelajarinya. Disini kami tinggal di.. di penginapan itu" Aku menunjuk ke arah sebuah bangunan yang bertuliskan penginapan. Aku selamat.

"Kota apa? Dezier atau Chandith?" tanya Sophie

Aku asal menjawab, "Dezier" ucapku.

Sophie tampak memicingkan matanya, dari raut wajahnya dia cukup percaya dengan apa yang ku katakan.

"Kenapa kamu bisa datang ke sekolahanku?" tanya Sophie

Otakku cukup keras dan cepat untuk berpikir menanggapi setiap pertanyaan Sophie

"Saat itu aku sedang berjalan melewati sekolah kalian, aku melihat ada celah didekat gerbang, lalu aku masuk saja ke dalam, saat itu aku baru saja bercerita seram bersama pamanku dan teman-teman dagangnya, oleh sebab itu waktu kau muncul aku kaget dan asal bicara" jelasku

"Lalu, tadi?" ujar Sophie

"Tadi, aku masuk lagi dari depan saat sekolahmu masih sepi, aku tadi kesana memang tujuannya untuk menemuimu. Aku ingin tahu siapa namamu" Jawabku

"Bagaimana? Aku bukan orang jahatkan?" ucapku pada Sophie

Sophie hanya melihatku. 

"Pulanglah ke penginapanmu. aku mau pulang kerumah. Ibu sudah menungguku" ucap Sophie

"Tunggu, dimana rumahmu?" tanyaku pada Sophie

"Rumahku dibelakang bangunan itu" tunjuk Sophie

"Kapan aku bisa menemuimu lagi?" tanyaku pada Sophie

"Kalau kau ingin bertemu dan berkenalan denganku, kau harus berusaha mencariku" jawab Sophie 

Sophie pun berjalan. Aku tersenyum mendengar ucapannya

"Aku besok mau pulang, aku akan kembali dalam beberapa hari dan menemuimu" ucapku sedikit berteriak

Sophie tak bergeming, ia terus berjalan.

Aku merasa puas dan senang dengan apa yang ia katakan. Aku pun berjalan pulang. Ku lihat toko-toko sudah mulai tutup. Aku melihat ke arah jam yang ada dipinggir jalan, waktu menunjukkan pukul 9 malam. Aku percepat jalanku menuju sekolah.

Aku sudah tiba di gudang nenek, aku membuka pintu gudang perlahan dan kembali menuju kamarku. Mereka masih tertidur pulas. Aku melihat handphoneku menunjukkan pukul 11.15. Sangat menarik, aku hanya pergi selama 15 menit. Aku pun berbaring dan tersenyum sambil mengingat Sophie. Aku pasti bisa meluluhkan hatinya, aku janji akan kembali lagi dalam waktu dekat. Aku pun memejamkan mataku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status