terima kasih sudah membaca cerita ini :)
Malam ini Shenna dan yang lainnya sudah bersiap, dengan pakaian santai mereka berjalan beriringan menuju basement. Mereka akan berangkat bersama, dengan Fikri yang akan menyetir mobilnya. Di dalam mobil semuanya tak sabar untuk bersenang-senang, "Mau dengerin musik pak?" tanya Fikri agar suasana mobil tidak begitu sepi. "Kalian mau dengerin lagu?" Arga balik bertanya pada ketiga perempuan yang duduk di belakang. Semuanya mengangguk dengan semangat, setuju untuk menghidupkan lagu dan menemai perjalanan mereka agar tidak terlalu sepi. Fikri menyetel playlistnya, menghidupkan lagu Young dumb & broke milik Khalid yang sudah pasti diketahui oleh yang lainnya. ~So you're still thinking of me Just like i know you should I can not give you everything, you know i wish i could i'm so high at the moment i'm so caught up in this yeah, we're just young, dumb and broke but we still got love to give while we're young dumb, young, young dumb and broke young dumb, young, young dumb and
Penerbangan menuju Jakarta aman terkendali, semuanya kini sudah berada di Bandara. Sesuai dengan janji Arga kemarin, ia memberikan libur dua hari ini karyawannya yang sudah bekerja keras. "Ini seriusan pak?" tanya Indy, takut-takut hanya prank dari bosnya. "Serius" jawab Arga dengan tegas namun tetap santai. Semuanya tersenyum senang, jarang-jarang pria itu memberikan libur seperti ini pada karyawannya. Bahkan pria itu kadang sangat tidak berhati jika memberikan pekerjaan, sampai karyawannya harus lembur berhari-hari. Shenna tidak memberitahu Kevin dan Tiara jika dirinya sudah berada di Jakarta, perempuan itu sengaja ingin memberikan surprise pada mereka berdua. "Kita turun di kantor ya, saya udah pesenin mobil buat jemput kita" ujar Arga pada karyaannya. Pria itu melirik jam tangannya, "Bentar lagi nyampe kok" ujarnya lagi. Tak perlu menunggu lama, mobil yang Arga pesan akhirnya tiba juga. Mereka semua memasukkan kopernya dan naik ke dalam mobil. Karena merasa lelah, s
Sebelum menjemput Shenna sore ini, Kevin di minta untuk datang ke kampus sebentar oleh katingnya. Laki-laki dengan pakian yang sudah rapi itu berjalan sendirian memasuki lorong gedung fakultasnya. Tak sengaja melihat Martin dan kawan-kawan dari arah yang berlawanan, laki-laki itu tak mungkin putar balik hanya untuk menghindari Martin. "Hallo Kevin" sapa Martin dengan kekehan di wajahnya. Kevin tak merasa nyaman berada di dekat laki-laki itu, hingga ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya dari pada berurusan dengan geng berandalan itu. "Mau ke mana sih? ngobrol dulu sini" ujar Martin menahan laki-laki itu. "Gua sibuk. Ga ada waktu buat berurusan sama orang kaya lo" ujarnya dengan cepat. Martin tertawa meremehakan, laki-laki itu masih terus mencoba untuk menghancurkan hubungan Kevin dan Shenna. Ia tak pernah putus asa meskipun pasangan itu malah semakin lengket. "Gua masih berharap lo segera mutusin Shenna" ujarnya dengan lantang. Kevin menatap tajam mata kakak tingkat
"Ayolah ke sini" Bisma terus menarik temannya untuk masuk ke dalam taman kota. "Aduhh gua cape banget, harusnya ini waktu paling tenang buat gua istirahat. Lo kenapa malah ke sini sih, mana rame banget lagi." ketusnya kesal. "Jalan-jalan lah brou, refeshing. Ga cape apa kerja mulu" sahut Bisma sambil tertawa. Ia sudah berusaha susah payah untuk membujuk sahabatnya agar mau ikut jalan-jalan ke sini. Sudah lama ia tak merasakan suasana ramai seperti ini. Merasa lelah tiga anak muda itu memilih untuk beristirahat sebentar, mencari penjual minuman terkedat karena merasa sangat haus. "Jus mangga satu mbak" ujar Tiara memesan untuk minumannya. "Lo berdua mau minum apa?" tanya Tiara. "Kamu mau apa, sayang?" tanya Kevin pada kekasihnya. Karena tidak melihat adanya menu minuman Taro, Shenna menghela nafas pasrah. "Alpokat aja deh" sahutnya pada Kevin. "Alpokatnya dua ya mbak" ujar Kevin. Tiara melihat-lihat sekitarnya, matanya membelalak saat melihat ada gulali berbentuk hewa
Shenna mempersiapkan dirinya, ia bangun lebih pagi agar sampai di kantor dengan cepat. Mencoba memperlihatkan bahwa dirinya masih berniat bekerja di sini, berharap agar Arga tak mengingat masalah kemarin. Tidur Shenna tak nyenyak karena masalah itu, perempuan itu jadi bingung sendiri. Arga mungkin benar-benar akan melemparnya dari perusahaan sekarang juga. "Pagi mbak" sapa Shenna dengan senyuman, menyapa setiap orang yang datang dengan ramah. Perempuan itu membersihkan meja yang sudah lama tak ia sentuh, rasanya sangat-sangat merindukan tempat ini. Seminggu tidak berada di kantor membuat Shenna merasa sangat rindu. Untungnya Arga belum datang, jadi Shenna punya waktu untuk membersihkan tempat kerja pria itu juga. Harapnnya untuk bekerja di sini masih besar, berbeda dengan dulu saat di awal saja perempuan itu sudah hampir gila dan ingin menyerah. Pukul delapan pagi, Arga datang dengan langkah panjangnya. Masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa menoleh sedikitpun pada Shenna. "Selamat
Shenna sedang menunggu kedatangan Kevin, laki-laki itu berjanji akan mampir ke apartemennya untuk membawakan roti yang Shenna titipkan. Tok tok tok Dengan senyuman yang merekah di wajahnya, perempuan itu langsung berlari kecil saat mendengar suara ketukan pintu. Ia sangat yakin bahwa orang yang mengetuk pintu sudah pasti kekasihnya. Senyuman Shenna tak luntur saat melihat Kevin sudah berdiri di depan matanya, dengan dua kantong roti yang ia beli khusus untuk Shenna. "Kangen..." ujar Shenna memeluk Kevin membuat laki-laki itu tersipu. Kedua pasangan itu masuk ke dalam, Shenna pergi ke dapur, membuatkan minuman untuk kekasihnya. "Udah lama ya nunggunya?" tanya Kevin yang saat ini duduk di sofa. "Engga kok" sahutnya berbohong, tidak mau ketahuan bahwa dirinya memang menunggu Kevin sejak pulang kerja sore tadi. Kevin kembali tersenyum, tahu bahwa Shenna sedang berusaha menutupi rasa malunya. Perempuan itu kembali menghampiri Kevin dengan dua gelas sirup jeruk yang ada di kul
Shenna dan Kevin keluar bersama dari dalam apartemen, laki-laki itu sejak tadi menunggu Shenna mempercantik dirinya untuk berangkat kerja, sedangkan Kevin harus melakukan hal lain lebih dulu. "Aku mau berangkat kerja dulu ya" ujar Shenna pelan. Kevin tersenyum sembari mengangguk, "Hati-hati di jalan ya, jangan lupa di makan ayam kecapnya nanti, semangat kerjanya, Cantik!" ujar Kevin sembari mengacak rambut Shenna gemas. Perempuan itu masuk ke dalam mobil, melaju pergi lebih dulu meninggalkan Kevin. Saat laki-laki itu hendak melangkah menuju mobilnya, tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang pria dewasa dengan jas kerja. "Maaf pak" ujar laki-laki itu dengan cepat, lalu buru-buru pergi. Sedangkan pria dengan setelan jas itu, terdiam sebentar, merasa wajah laki-laki tadi tak asing baginya. Dengan pakaian santai namun tetap rapi itu, Kevin masuk ke dalam mobilnya dan pergi. Melihat jam kecil namun harganya fantastis, Arga menggerutu pelan, ia yakin perempuan itu pasti sudah sa
"Nanti siang kamu ikut saya ya" ujar Arga di tengah sepinya suara di ruangan kerja mereka berdua. Shenna yang sejak tadi sedang mengutak atik komputernya, menanyakan alasan, "Mau ke mana pak?" tanya perempuan itu pelan. "Ikut aja" sahut Arga pendek. Karena pekerjaannya sudah selesai, perempuan itu turun lebih dulu, menunggu Arga yang sekarang entah sedang melakukan apa di ruangannya. "Ayo" ujar Arga mengajak Shenna pergi. Keduanya duduk di dalam mobil, tidak ada yang bersuara, Shenna juga tak ingin membuat masalah karena takut ucapannya ada yang salah. Meskipun penasaran ke mana mereka pergi namun Shenna memilih untuk menikmati perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan benar-benar sepi, tak ada satupun yang mengeluarkan suara, bahkan suara musik pun engga bersenandung siang ini. Shenna merasa tak asing dengan jalanan yang Arga lalui, bagaimana tidak, ia sudah sangat sering melintasi jalan ini. Namun ia masih belum bisa menebak ke mana Arga akan membawanya. Pria itu menghen