Share

55. Wajar

Bab 55

*

Pagi. Aku terbangun begitu adzan subuh berkumandang. Di dalam rumah masih gelap remang-remang karena lampu tidak dihidupkan, aku takut tidur Nenek menjadi terganggu jika aku menghidupkan lampu. Aku lantas naik ke kamar untuk membangunkan suamiku. Saat aku masuk, ternyata Salman sudah bangun juga.

“Kirain belum bangun,”

“Udah dong. Nggak ada kamu aku nggak nyenyak tidurnya.”

“Gombal subuh-subuh,” ucapku menyipitkan mata padanya.

Salman hanya tertawa kecil.

Kami keluar dari kamar untuk mengambil wudu dan menunaikan salat subuh.

Setelah subuh, aku ke dapur ingin memasak. Moodku sedang lebih baik hari ini, jadi aku yang biasanya beli makan dan masak di rumah Farah, hari ini masak di rumah Nenek. Terserah mereka akan makan atau tidak, aku tetap akan menyisakan untuk mereka di bawah tudung saji.

Usai memasak, matahari sudah terlihat naik di ufuk timur, hingga membuat suasana dalam rumah jadi lebih terang. Aku membuka jendela kayu yang ada di dinding rumah Nenek. Juga membuka pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status