“Ga ada penginapan Om, kebetulan di samping rumah saya, ada rumah kosong, yang baru seminggu yang lalu ditinggalkan bidan desa yang habis masa kontraknya, tapi setiap hari selalu di bersihkan karena penggantinya akan datang 2 mingguan lagi, Om dan istri bisa tidur di sana. Nah bagi yang lain, bisa tidur di rumah saya, ada dua kamar kosong, dua anak-anak saya pindah setelah menikah!” tawar Darni yang di sambut senang Salman dan yang lainnya. Saat berjalan menuju rumah bidan yang kuncinya ada di rumah pa Darni, Salman yang diiringi Deasy dan Jarman di bantu Oyong, yang jadi sopir sambil membawa tas milik Salman dan Deasy, dia teringat kalau mushalla yang tadi mereka sholati walaupun bersih tapi atap dan plaponnya sudah terlihat bocor, jiwa sosialnya pun tergerak. “Pa Darni, saya berniat mau menyumbang buat mushalla itu, kayaknya sudah perlu di rehab!” kata Salman. “Ahh yang benar nih pa Salman, terima kasih sekali kalau begitu!” sahut Darni senang. “Kira-kira butuh biaya berapa pa?”
Di saat suaminya sedang aseek berbulan madu di hutan Kalimantan dengan Deasy, di Jakarta Brigitta malah diceramahi mamanya, Margareta.Brigitta hari itu memang sengaja mengunjungi orang tuanya, karena Ryan dan Celine sekolah, ayahnya kini Komjen Polisi Andre sudah naik pangkat jadi Wakapolri dan hanya bertemu sebentar lalu berangkat ke kantor, setelah menciumi dengan gemas cucunya baby Vanya, Komjen Andre pun pergi ngantor.“Jadi sampai sekarang, suami kamu itu masih tak ikhlas ya dengan meninggalnya istri pertamanya dan sering termenung di ruang kerjanya!”“Iya Mam...kadang Brigitta kasian liat Bang Salman, diam-diam matanya sering memerah dan kayaknya selalu dia pendam selama 3 tahunan ini…!” sahut Brigitta sambil menyuapi baby Vanya yang asekk makan bubur.“Lalu apa langkah kamu sekarang?”“Mama masih ingat ga dengan Deasy, yang merupakan keponakan Vanya?”“Iya ingatlah, bagaimana kabarnya sekarang dan kenapa Deasy kamu sebut-sebut?” sahut Margareta tak paham.“Brigitta ingin jodoh
Celine dan Ryan sudah berangkat ke sekolah dan hanya berjarak 10 menitan dari kedatangan kakek dan dua neneknya ini.“Brigitta…mami mau tanya…bagaimanakah hubungan kamu dengan Salman?”“Baik-baik aja Mi…kenapa mami tanya itu?” Brigitta keheranan sambil menatap ketiga mertuanya ini. Baby Vanya dari tadi sudah jalan-jalan ke sana kemari di ruangan lain, ditemani dua babysitternya.Priscilla menatap Radin, dia seakan meminta suaminya yang bicara. Radin paham, kalau sudah menyangkut begini, dialah yang paling di tunggu pendapatnya.“Brigitta, kamu terbuka saja…apakah semenjak Vanya meninggal, hubungan kalian bermasalah dan apakah kamu pernah melihat ada kelakuan aneh dari Salman. Jawab itu dulu, baru nanti papi akan terbuka kenapa kami datang se pagi ini?” ucap Radin sambil menatap wajah menantunya ini.“Hmm…bagaimana yahh…iya sihhh, sejak ka Vanya meninggal, Salman sering termenung seakan belum ikhlas melepas kepergian Vanya!”“Kamu tahu…sampai sejauh mana hubungan Salman dengan Deasy?”
Setelah tiga hari berada di basecamp, Salman pun memutuskan balik ke Samarinda, dia minta di jemput helicopter, karena merasa kecapekan selama di lokasi. Bagaimana tak capek, siang malam dia benar-benar menikmati bulan madu dengan Deasy.Sampai di Samarinda pun, istri keduanya ini benar-benar membuat Salman hampir bertekuk lutut, hingga Deasy sering tertawa melihat suaminya ini kelenger dia buat.“Baru tau kann…gimana rasanya punya bini muda!” olok Deasy tertawa. Salman hanya tertawa dan bilang konsentrasinya pecah gara-gara sibuk mikirin kerja, di tambah bulan madu yang tiada kenal puas selama di hutan Kalimantan. Deasy memutuskan tidak ikut ke Jakarta, dia hanya menunggu kabar dari suaminya ini, apakah Brigitta ikhlas bermadukan dia.“Pokoknya begitu Brigitta sudah kasih izin, Deasy akan langsung susul abang ke Jakarta!” kata Deasy saat melepas suaminya di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarin
Mobil yang di produksi terbatas 500 unit saja di dunia ini tentu saja jadi pusat perhatian kala Salman membawanya ke jalan raya.Dia sengaja santai saja tidak ngebut, sehingga tak sedikit yang memoto kala Salman stop di lampu merah, dia juga tersenyum saja saat beberapa mobil membuka kacanya dan memperlihatkan wajah cantik mereka, dengan harapan Salman melirik mereka, tapi Salman tetap cool dan mencueki hal itu.Malah ada yang langsung merekam dan me livekan di media sosial dan justru di lihat dua orang, yakni Brigitta dan Deasy yang secara tak sengaja membuka medsos dan melihat penampilan suami mereka dengan penampilan begitu.“Hmmm…gayanya…kayak masih bujangan aja, padahal udah nikah 3x, anak malah tiga juga!” sungut Brigitta, tapi diam-diam dia suka melihat gaya suaminya yang terlihat cuek, mobil mahal itu sengaja tak berkaca riben gelap, sehingga nampak jelas dari luar.Deasy yang ada di Samarinda langsung merasa kangen denga
“Sayangg, kamu berapa hari sihh ga mandi!” cetus Salman.“Kenapa…bau yaaa…sini ciumin biar papi pingsan!” dengan tengilnya Brigitta menyodorkan ketiaknya ke wajah Salman.Salman terpaksa menerima ketiak mulus istrinya ini dan Brigitta langsung berteriak kaget, karena suaminya ternyata malah menggigitnya.“Huhhh…bau-bau juga papi doyannn!” sungut Brigitta manja dan kini keenakan badannya digosokin Salman.“Pi…kenapa sih menikah ga izin ke Mami?”“Maafin papi ya sayangg…!”“Maaf-maaf…enaknya bilang jenguk proyek di Kalimantan, ga tahunya bulan madu sama bini muda, huhhh!” sungut Brigitta.Salman tertawa, inilah kelebihan dia dibandingkan Rey, abangnya itu. Salman benar-benar fotocopi ayahnya menghadapi wanita. Dia tetap tenang dan tak panik apalagi gelagapan.“Gosokin gigi…?” Brigitta benar-benar ma
Komjen Andre malah ga jadi ke kamarnya, tapi menuju kamar di mana suara baby Vanya dan Celine saling berdebat.Tak lama kemudian baby Vanya sudah naik di punggung kakeknya dan minta si kakek ini keliling-keliling rumah sambil menggendongnya.“Hmmm…mau jadi atlet berkuda kayaknya si bontot itu, semua orang di suruhnya begitu kalau udah gendong dia!” sungut Brigitta, sambil menambah nasi ke piring suaminya.Salman menatap Ryan yang tak banyak ngomong, Ryan duduk saja dan langsung mengambil nasi untuk bersiap makan setelah tadi menciumi tangan Salman dan Brigitta.“Ryan…hari ini kita pulang ke rumah yaa!” kata Salman sambil menatap tajam wajah anak sulungnya yang cool ini.Ryan balik menatap wajah Salman, lalu wajah Brigitta. Saat saling tatap dengan wajah papinya, Brigitta geleng-geleng kepala melihat keduanya memiliki pandang mata yang sama tajam.“Ryan mau tinggal di sini Pi…Mi…sama k
Kini Deasy berdiri sejajar dengan Salman dan Brigitta disisi ranjang perawatan Cynthia, Deasy di sebelah kanan, sedangkan Brigitta di sebelah kiri Salman, dekat dengan kepala Cynthia. wajah Mami Cynthia terlihat pucat, tapi saat melihat Deasy dia langsung tersenyum.Brigitta dengan rambut berombaknya yang di semir agak coklat melewati sebahunya, sangat cantik dengan dress lengan pendek yang pas mencetak tubuh sintalnya.Sedangkan Deasy juga dengan baju dres lengan panjang, di tambah celana yang juga mencetak bodynya walaupun tak terlalu ketat, di padu dengan hijab warna abu-abu.Salman lebih santai, dia hanya mengenakan him lengan pendek yang memperlihatkan otot lengannya yang kokoh dan besar, plus jeans warna denim dan sepatu boot kulit.“Kamu mirip sekali dengan Vanya…kamu yaa yang bernama Deasy?” kata Cynthia pelan, sambil menatap Deasy.“Iya-yaa Tante…!” sahut Deasy gugup.“Kok panggil tante&he