“Hmmm…dibandingkan Abang…tentu angka segitu tak ada apa-apanya…Abang berapa sih sekarang kekayaannya?” kata Cynthia sambil menatap Radin dan agaknya butuh jawaban.“Jangan tanya gitu ahhh…pokoknya digitnya ga muat kalkulator!” Radin tertawa tergelak dan tante Desta hanya geleng-geleng kepala.Kini ketiganya rame bercakap-cakap, Radin sampai diminta Tante Desta makan malam di rumah itu, Dani yang baru datang bergabung dan masih duduk di bangku SMU pun dibuat takjub dengan hal ini, remaja yang memiliki tubuh jangkung seperti Radin ini sampai melongo mendengar kini mereka jadi milyader.Dani merupakan pemuda sederhana, dia paham sejak ayahnya meninggal kondisi keuangan keluarga mereka compang camping dan dia menjadi minder bergaul dengan sahabat-sahabatnya yang kebanyakan anak berduit. Kini dia memandang Radin bak dewa penolong bagi keluarganya.*****Di sebuah rumah sakit jiwa, ada seo
“Ada apa ko ribut-ribut!” kata Radin sambil memperhatikan ID pria yang juga karyawan Radiw Corporation dan di sana tertulis nama pria itu Priyanto, dengan jabatan manajer HRD.“Bapak siapa…tamu di perusahaan ini?” Priyanto yang tak kenal Radin malah dengan pongahnya menjawab pertanyaan Radin.“Iya saya hanya tamu ke perusahaan ini dan ingin bertemu Manejer HRD nya!” sahut Radin asal saja.Priyanto langsung tersenyum sinis dan memandang Radin dengan pandangan agak meremehkan.“Orang yang Anda cari ada di depan kamu sekarang!” Priyanto sengaja berkata begitu, dengan tujuan agar wanita yang tadi mendebatnya kaget, dengan jabatannya yang mentereng di perusahaan investasi ini.“Hmmm…kalau Anda yang jadi Manejer HRD, saya batalkan wawancara…maaf saya permisi pulang!” si wanita ini benar-benar berpaling bermaksud pergi, tanpa menatap Radin yang tersenyum melihat keangkuhan Priyanto, dan makin tertarik melihat tingkah wanita cantik dengan pakaian sederhana ini.“Tunggu dulu…kan Anda mau wawan
“Kenapa kamu tertawa Man…ada yang lucu!” Arman langsung menoleh kaget ke Radin dan minta maaf.Arman lalu mendekati Radin dan mengatakan pengalaman Priscilla cukup baik, di tambah nilai-nilainya sarjana nya juga semuanya A, plus sangat mahir berbahasa Inggris.“Wanita ini pintar…agaknya cocok di terima di perusahaan kita!” kata Arman pelan. Radin mengangguk dia lalu berdiri dan mendekati Priscilla, sebelumnya dia menyuruh Arman kembali keruangannya dan dia sendiri yang akan mewawancara wanita ini, Arman pun permisi dan tersenyum ke Priscilla kemudian berlalu dan keluar dari ruangan bos besarnya.Radin kini duduk berhadapan dengan Priscilla dan menatap wajah wanita cantik ini.“Sebelum melamar ke perusahaan ini, sudah berapa perusahaan yang kamu lamar dan kenapa kamu di tolak!” kata Radin pelan. Priscilla menatap wajah Radin dan dia harus mengakui, betapa tampan, dingin serta berwibawanya pria di hadapannya
Priscilla benar-benar tekun bekerja di Radiw Corporation, sudah hampir 3,5 bulan dia kerja dan selama ini pula dia tak pernah bertemu Radin lagi. Bos besar itu sangat misterius dan unik sekali, sehingga dia sendiri sampai kebingungan melihatnya.Namun Priscilla tak memusingkan itu, dia benar-benar focus ke pekerjaannya. Apalagi gaji dan tunjangan yang dia terima juga besar, jauh melebihi dari tempatnya bekerja dulu.Di sini juga dia mampu mengeluarkan semua kemampuannya sebagai tenaga komunikator yang handal dan bisa beradaptasi dengan cepat di lingkup kerjanya yang baru.Rita, sang Direktur HRD termasuk yang memuji kinerjanya dan dikatakan dia jauh lebih baik dari Priyanto yang sudah dikeluarkan 3,5 bulan yang lalu.Kini Priscilla juga sudah berubah, baju kerjanya makin menyesuaikan dengan lingkungan kerjanya, karena dengan gajinya, dia bisa berbelanja baju kerja yang bagus dan bermerek. Telinganya pun sudah ada anting manis dan kalung di lehernya.Dengan gajinya yang mencapai 20 jut
“Ga usah pak…rumah Cilla kecil dan jelek!” sahut Priscilla.“Hmmm…masa saya bertamu mandang rumahnya…!”“Iya dehh…silahkan!” Priscilla akhirnya tersenyum manis dan tak lama kemudian mobil pun berhenti di depan gang. Radin kini hanya mengenakan baju him dan celana kerja serta sepatu boot hitam, jas dan dasinya dia taruh di mobil, dia pun mengikuti langkah Priscilla yang berjalan masuk gang menuju rumahnya, Radin meminta sopirnya mencari tempat parkir di seputaran gang itu.Saat berjalan, beberapa orang menyapa Priscilla yang di sambut senyum wanita cantik ini, saat melihat Radin berjalan di samping Priscilla, semuanya tersenyum maklum dan mereka menduga, Radin adalah pacar wanita cantik ini, keduanya terlihat serasi, karena Priscilla memiliki badan tinggi semampai dan Radin juga tinggi tegap.Cuaca sudah beranjak malam, lampu-lampu di gang itu pun sudah menyala. Sayup-sayup terdengar suara aza
Selesai makan dan bicara singkat-singkat, Radin menggandeng Priscilla dan mengajaknya pulang, kali ini Priscilla ikut diam dan mengikuti saja kemana dia akan di bawa. Dia bak hewan piaraan yang tak punya kuasa menolak ataupun bertanya.Radin pun tak banyak ngomong di dalam mobil, dia lebih banyak menerima telepon-telepon soal bisnis, dan Priscilla hanya jadi pendengar yang baik di sampingnya.Sampai di lobby sebuah apartemen mewah, Radin mengajaknya turun dari mobil dan membawa Priscilla masuk ke dalam apartemen, dua penjaga yang melihat kedatangan Radin langsung berdiri hormat dan tergesa-gesa membukakan pintu lift.Radin terus menggandeng tangan Priscilla sampai di depan pintu apartemen dan mereka pun kini sudah berada di dalamnya.Priscila geleng-geleng kepala melihat betapa luas dan mewahnya kamar apartemen Radin ini, rumah sewaannya hanya separu ruang tamu apartemen ini, di mana terdapat kursi tamu empuk dan berbau harum dan dan TV layar besar di depannya.Radin sendiri permisi m
Namun semuanya dia tolak, dengan alasan dia tak begitu saja mau di peristri laki-laki yang hanya suka dengan tubuhnya.“Selain mantan suami….bapaklah orang kedua yang telah menikmati tubuh Cilla!” kata Priscilla tanpa basa-basi.“Bisa ga mulai sekarang…panggilan bapak, Cilla ganti Abang…? Kalau di kantor boleh tetap sebut bapak!”“Iya…pa ehh Bang…!” Radin tersenyum dan mencium bibir Priscilla yang sangat menggemaskan tersebut. Radin kemudian berdiri dan mengambil kopi yang tadi dibikin Priscilla dan meminumnya perlahan, walaupun dingin namun bagi Radin tetap berasa nikmat.“Bang…Cilla boleh tanya ga..?”“Iya…tanyakan saja…apa yang ingin kamu ketahui!”“Kenapa abang menyukai Cilla…padahal Abang bukan laki-laki sembarangan dan Cilla tau sangat banyak wanita yang ingin dengan Abang?”Radin duduk di sampin
CEO Arman kaget ketika di ruangan tamunya sudah menunggu seorang wanita cantik yang lebih mirip artis drama korea. Dengan kaki jenjang, rambut agak blonde, maka sipit, hidung mancung dan kulit sangat putih.Pakaiannya juga sangat kekinian, dengan baju di belahan dada yang agak ketat da terbuka serta rok sebatas lutut, saat duduk roknya tertarik hingga di atas lutut dan memperlihatkan pahanya yang sangat mulus dan putih, bulu-bulu halus keliatan saking putihnya paha tersebut.“Apakah saya sedang berhadapan dengan pemilik Radiw Corporation!” sapa wanita cantik ini sambil berdiri dan mengulurkan tangan ke Arman. Arman sampai melongo menatap kecantikan wanita ini.“Iii..ya..iya, saya Arman, CEO di RC ini…anda siapa ya?” kata Arman tergagap, sambil menerima uluran tangan wanita jelita dan halus ini.“Saya Gloria Mei…Anda cukup panggil saya dengan Lady Gloria, saya pemilik perusahaan kosmetik yang berkerja sama dengan