Share

Impian kamila

Ia kembali menatap sekelip mata untuk mengamati sekali lagi tampang pria yang Marina maksud akan ia nikahi,dan itu berhasil membuat Kamila kembali meringis,dan mengedipkan bahu jijik hanya dengan melihat nya.

"Tidak mungkin aku akan menikahi pria jelek seperti itu!" Lanjut Kamila dengan raut wajah penuh jijik.

Marina melototi Kamila memberi kode untuk tak bersikap kurang ajar di depan pria itu.

"Jaga sikapmu" bisiknya dengan rahang mengeras namun Kamila tidak peduli

"Hahah maaf tuan, Anak saya hanya bercanda" Ucap nya dengan cengir kaku

Mencoba menjaga martabat agar tidak membuat malu.

"Tidak apa" Ucap pria itu

"Jadi kapan kita akan memulai pernikahan nya" Lanjut pria lumpuh itu

"Yah, itu terserah tuan, jika ingin menikah sekarang pun boleh" Jawab Marina penuh semangat sehingga membuat Kamila semakin melotot tak percaya.

"Boleh, kalau begitu apa boleh aku meminjam putri anda sebentar dan selamanya?" izinnya alay.

Kamila hanya mengikuti pembicaraan dengan melotot menatap bergantian dua orang ini, yang pembicaraan nya semakin kesini semakin ngawur saja.

"Wah tentu boleh tuan, ambillah selama yang kau inginkan" Jawabnya tambah semangat

Marina lalu mendorong Kamila paksa sampai tepat di depan pria itu.

Ketika menatap kembali pria itu membuat Kamila benar-benar ingin menangis jika membayangkan masa depan mereka dan kehidupan yang akan ia jalani kedepannya.

Membayangkan itu membuat gadis tersebut berlari kembali ke tempat nya. Ia bermaksud menjauh.

"Kamila, apa yang kau lakukan, pergi sana ,jangan tinggalkan calon suami mu" ucap Marina sedikit tegas

Tanpa sadar, karena sangking tak inginnya ia mendekat dan menikah pria itu, Kamila yang selama ini tak sudi untuk menggandeng tangan ibu nya,saat ini untuk pertama kalinya itu malah terjadi, ia menggandeng tangan ibunya erat-erat.

"Tidak!" Lantang Kamila wajah penuh tekanan masih merangkul erat sebelah tangan ibu angkat nya.

Lantaran takut jika perjanjian ini batal hanya karena ulah Kamila membuat Marina semakin melotot pada gadis itu.

"Tidak! tidak! jangan paksa aku" Berontak kamila masih menolak

Miko sedikit merasa terganggu dengan suasana ini sehingga membuat nya mengucapkan.....

"Maaf, saya memang sangat butuh pendamping sekarang, tetapi jika putri anda tidak ingin menikah dengan saya, saya terpaksa akan mencari orang lain yang bisa menerima saya apa adanya" Ucapnya sedikit sendu

Marina langsung menggeleng cepat

"Tidak tidak tuan, bukan begitu, Putri saya bukan nya menolak,dia hanya belum siap saja" Ucapnya menghentikan

"Belum siap apanya, aku memang tidak sudi-" kamila yang terus saja berucap seenaknya membuat Marina terpaksa menutup mulut anak itu untuk sekarang.

"Maaf tuan, saya akan membujuk nya, bisa Anda tunggu sebentar disini?" Pinta marina sopan

"Tidak masalah, saya akan menunggu" Jawab miko

Beberapa menit kemudian setelah berbincang sedikit di suatu tempat, Mereka berdua pun kembali tidak lama setelah itu.

Wajah kamila kali ini tidak lagi terlihat tertekan, melainkan terlihat sangat gembira. sangat jelas terukir di wajahnya sampai membuat semua orang terkejut.

Tampak kamila terus berjalan dengan senyuman tidak pernah pudar di wajahnya. ia berhenti tepat di depan miko. Dengan penuh percaya diri gadis itu mengatakan....

"Baik aku setuju untuk menikah denganmu" Ucapan dengan tersenyum manis pada miko.

Miko memicingkan mata sedikit tidak percaya mendengar jawaban kamila yang tiba tiba berubah secepat itu.

Miko kemudian meminta selembar kertas pada pengurus nya yang sudah sedari tadi ia siapkan.

Selembar kertas dengan beberapa perjanjian kontrak di dalamnya, dan jika kamila setuju, ia juga harus menyetujui dan menandatangani kontrak itu,atau bisa disebut pernikahan kontrak.

"Maaf nona-nona, hanya nona kamila yang boleh melihat perjanjian kontrak ini, kalian semua tidak diperbolehkan melihat nya" Sahut pengurus menghentikan mereka disaat ingin melihat isi perjanjian kontrak itu.

kamila langsung menandatangani tanpa membaca terlebih dahulu, ia terlampau senang untuk segera keluar dari rumah ini.

Berakhirnya waktu sebelum nya~

Usai pernikahan, kamila langsung keluar dari rumah atas kemauan nya sendiri serta kesepakatan nya dengan Marina.

Saat ini gadis itu sudah berada di rumah Miko. tepatnya di dalam kamar berdua, bertiga dengan kursi roda.

Nampak kamila tengah sibuk pada kegiatan nya sendiri, begitu juga dengan Miko, pria itu terlihat sangat sibuk pada alat elektronik yang ada didepan nya, sampai tidak pernah sekalipun melirik pada sekitar nya.

Bantal, bantal guling, dan selimut tampak sudah berada di pelukan kamila yang saat ini tengah berdiri di depan pintu bersiap untuk keluar. Namun ia masih enggan keluar karena berharap suami nya ini akan melirik nya walau hanya sebentar.

Namun nyatanya tidak. Lantaran bosan menunggu, kamila pun membuka pintu. Sebelum pergi gadis itu mengucapkan.....

"Aku tidak akan tidur disini" Ucap kamila blak-blakan

"Aku akan tidur di ruang tamu saja" Sahut kamila singkat kemudian menutup pintu dengan kasar.

Bukannya kamila ingin mendapat perhatian dengan berharap ia dilirik, Tetapi tujuannya itu untuk menghindari konflik antara dia dengan Miko, Sedangkan kan dia sekarangkan sudah terikat pernikahan kontrak dengan pria itu, Jadi sekarang ia berada di bawah kendali Miko, bisa dibilang ganti tuan.

kamila melakukan semua itu karena ia takut,bagaimana jika ia sampai usir dari rumah hanya karena sedikit kesalahan. Tidak ada rumah selain rumah pria ini sekarang. karena itu, kamila harus patuh.

Walau harus berada di bawah kendali pria itu menurut kamila lebih baik, dari pada tinggal di neraka seperti rumah ibu angkatnya.

Miko sama sekali tidak peduli dengan perginya kamila. ia hanya fokus pada komputer nya. pekerjaan nya lebih dari penting dari apapun.

Melihat istri tuan muda Miko menuruni tangga dengan beberapa bantal dan selimut di tangan membuat pengurus Aroon.

Ya! Pria paruh baya yang sudah sangat lama bekerja setia untuk Miko. Ia bernama Aroon Beletricx. panggil saja pengurus Aroon.

"Nona, kenapa anda turun? Seharusnya anda tidur bersama dengan tuan muda di atas" Ucap Aroon begitu sopan dengan tubuh yang terus berdiri tegak.

Gadis itu meletakkan bantal dan selimut di atas sofa panjang lalu menjawab.

"Ingin tidur disini" Jawab singkat kamila sesungguhnya malas meladeni.

Gadis itu kemudian membaringkan diri di atas sofa mulai memejamkan mata.

"Tapi nona, tidak baik jika tidur disini. Tempat yang sempit seperti sofa ini tidak akan membiarkan anda untuk bergerak leluasa, sehingga bisa menimbulkan nyeri pada tubuh anda nantinya, seperti leher dan punggung" Jelas Aroon.

Aroon yang terus menasehati tanpa henti benar-benar tidak bisa membiarkan kamila tidur. kamila sekarang sedikit kesal dengan gangguan itu.

"Dengar pak, siapa nama mu?"

"Panggil saja saya Aroon nona" Jawabnya sopan

"Ah! pengurus Aroon, dengar, Aku sudah terbiasa tidur di sofa sejak kecil, jadi kau tidak perlu khawatir tentang itu" Ucap kamila masih mencoba untuk sopan sekarang, sebab tidak baik juga jika membentak orang yang lebih tua darinya.

"Tapi nona-"

"Sudah, tolong, biarkan aku tidur, aku sangat mengantuk" Pinta kamila kembali mencoba untuk memejamkan mata

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status