Share

Sisi Baik Dan Buruk

Dzaki, Aruna dan Abizar duduk di bangku yang disediakan. Aruna menyuapi Abizar dengan bolu gulung sambil memangku anak itu.

"Kamu sepertinya kurus, Nak." Aruna memperhatikan Abizar.

Dzaki melirik. "Dia sedang kurang makan akhir-akhir ini. Kemarin pun cuma makan dua cupcake buatanmu saja."

"Pantas saja." Aruna dengan telaten menyuapi kembali Abizar. Mimpinya bisa terwujud, kerinduannya tersalurkan dengan baik. Ini semua berkat izin Yang Maha Kuasa serta bantuan Dzaki.

Semana anak yang masih sangat kecil, Abizar makan dengan blepotan. Namun, Aruna tidak pernah merasa risih. Aruna mengambil tisu, mengelap bibir Abizar. "Nanti gantengnya hilang kalau makannya belepotan."

Dzaki memperhatikan, melihat bagaimana interaksi itu terjadi tanpa adanya ikatan darah. Sungguh … hal yang sukar terjadi. Terkadang yang satu darah pun tidak seperti ini. Memang tak semuanya, tetapi ada kejadian demikian.

"Pernikahan ayahnya Abizar akan segera dilakukan. Kami sekeluarga saja tidak tau kalau Kakak memili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status