Share

125 : Nafsu Terpendam Arka

Nayara menatap wajah teduh Gavin di hadapannya, “Tapi aku-,” 

Gavin meletakkan jari telunjuknya ke bibir Nayara agar berhenti melanjutkan apa yang ingin dia katakan. 

“Jangan berkata tentang hal yang tak ingin kudengarkan, lebih baik ambilkan makanan di meja itu dan suapi aku. Perutku sangat lapar,” pinta Gavin. 

Rumah sakit baru saja memberikan jatah makan malam pada Gavin. Lidah Gavin sangat bosan dengan makanan rumah sakit yang hambar, meski begitu perutnya yang terus meronta kelaparan tidak bisa menunggu lebih lama. 

Brak... 

Pintu rumah sakit terbuka dengan keras, dua orang pria dan satu wanita datang menerobos dengan wajah cemas begitu mendapatkan kabar Gavin pingsan di tengah jalan. Keringat bercucuran di dahi ketiga orang terdekat Gavin, wajah cemas itu berubah menjadi raut yang rumit ketika mendapati pria di atas ranjang sedang makan dari suapan Nayara. 

“Apa kakak baik-baik saja?&rdqu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status