Share

Perang Dingin Itu Dimulai

~Perang akan selalu ada, termasuk perang dingin antar kedua sahabat~

"Apa ini enggak terlalu cepat kamu keluar dari rumah sakit? Semalam aja temen-temen kantor kamu baru habis dari sini. Masa iya kamu mau langsung pulang." Mama sibuk memasukkan pakaian Danar ke dalam sebuah tas.

"Anis mana Ma? Enggak ikut jemput Jidan?"

"Enggak. Katanya mau ke tukang balon."

"Beli balon?"

"Beli batako. Ya iyalah Jidan." Satu tangan mama Jidan mendarat di kepala Jidan, tepat di keningnya. Tangan lembut itu bergerak seolah sedang mengukur suhu badan Jidan.

"Badan Jidan enggak demam Ma. Tenang aja."

"Kamu ini. Mama ngelakuin itu karena khawatir."

"Sagita enggak ada dateng Ma? Inikan Minggu, siapa tahu dia mau ikut jemput Jidan dari rumah sakit."

Mama Jidan mengerutkan dahinya. Ia lantas berkecak pinggang di hadapan Jidan. Jidan menutup bibirnya dengan telapak tangan, merasa jika baru saja i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status