Share

Bab 0004

“Apakah kau tak ingin menghabiskan malam denganku, Marcella?” Bisikan dan juga napas hangat pria yang baru dikenalnya itu membuat Marcella merasa benar-benar jijik. Ketika tangan Antony mulai menjalar ke bahunya, Marcella dengan tegas berdiri.

“Berhenti!” Marcella membalikkan badan dan melotot pada Antony. “Dasar pria mesum! Aku tak ingin berhubungan dengan pria bejat sepertimu!”

Kata-kata Marcella sukses memancing amarah Antony. Dia mencengkeram pergelangan tangan Marcella. “Cih, bejat, katamu?! Lihat dirimu sendiri Marcella, siapa yang menginginkan wanita tua sepertimu? Aku tak peduli dengan apa katamu, tapi aku sudah memberikan banyak uang pada tantemu.”

“Uang?” Marcella seolah terperosok ke dalam lembah yang dalam. Dia berusaha menata ulang kejadian dan semua yang didengarnya dari Andara.

Belum selesai Marcella menarik kesimpulan, Antony tiba-tiba menarik Marcella ke sebuah sofa panjang. Dengan kasar dia menindih tubuh Marcella dan berusaha menggerayanginya.

Marcella Berteriak dan memberontak. Usaha yang sia-sia, karena dengan tubuh tambunnya, Antony sama sekali bukan lawan yang seimbang bagi Marcella.

“Ayolah, Cella! Jangan sok suci. Jika kau bahkan bisa memiliki anak sebelum pernikahan, apa salahnya memuaskanku sambil menutup mata. Kau akan mendapatkan banyak uang seperti yang Andara dapatkan dariku.”

Menarik benang merah, satu per satu kenyataan akhirnya bisa Marcella lihat. Andara bukan hanya ingin menjodohkannya dengan bandit tua itu. Andara telah menjualnya pada Antony.

Kesimpulan yang membuat Marcella kehabisan kesabaran. Dia menendang kemaluan Antony. Kekuatan yang tampaknya cukup membuat Antony terjatuh dari sofa dan menggeram kesakitan sambil memegangi benda berharga miliknya.

Kesempatan yang tidak Marcella sia-siakan. Dia segera berlari ke arah pintu dan keluar dengan cepat.

“Marcella!” teriak Antony di belakangnya. Marcella tidak peduli. Dia terus berjalan ke tengah pesta untuk menemukan Andara.

Tidak mempedulikan keadaannya yang sedikit berantakan karena perlawanan dengan Antony, Marcella memasuki ruang pesta. Beberapa mata mulai mengamatinya sambil berbisik bingung. Dia seperti baru saja berlari puluhan kilometer.

Ketika akhirnya Marcella melihat Andara sedang berdiri dan tertawa dengan seorang tamu undangan, Marcella segera mendekat. Dia meraih bahu Bahu Andara dengan keras. Andara terkejut dan berbalik terhuyung, nyaris jatuh.

Tidak peduli dengan tempat dimana mereka berada, Marcella mendaratkan sebuah tamparan keras di wajah Andara. Itu lebih dari keras hingga membuat tubuh Andara terpelanting dan mendarat di lantai dalam posisi bersimpuh.

“Cella! Apa-apaan ini?” tanya seorang pria yang bergegas mendekat untuk menolong Andara.

Sambil berdiri Andara memegang pipinya. Kulit wajah Andara merah karena jejak telapak tangan Marcella. Dia terlihat kesakitan sekaligus malu karena diperlakukan kasar di tengah pesta. Suami Andara tampak sangat marah karena pesta mewahnya tiba-tiba kacau.

“Om tanya sama istri bangsat Om ini! Dia menjualku pada bandot tua Antony!” Marcella menunjuk tepat di depan wajah Andara.

Tidak ingin disalahkan, Andara segera membela diri. Air matanya mengalir sementara beberapa helai rambut berjatuhan dikeningnya. Tata rias yang kacau karena satu tamparan dari Marcella.

“Gadis bodoh! Aku berusaha menolongmu! Kau ini mulai tua dan tidak ada pria yang mau mendekatimu! Menjadi istri Mas Antony yang seorang direktur bank akan menaikkan derajatmu!” Andara berteriak pada Marcella.

Sementara orang tua Marcella entah sejak kapan berdiri di sekitar mereka. Mereka segera mendekati Marcella dan Andara. Ayah dan Ibu Marcella merasa bingung dengan keributan yang ada.

“Dan Tante mendapatkan keuntungan, banyak uang dari Antony. Begitu?!” Marcella berteriak tidak kalah kerasnya.

“Cella, kenapa berkata begitu pada Tante Andara. Tidak pantas berkata kasar pada orang yang lebih tua. Ibu tidak pernah mengajarkan begitu padamu.” Ibu Marcella berusaha meredakan ketegangan antara adik ipar dan putri kandungnya itu.

“Dia memang tidak pantas dihormati! Tante Andara menjualku pada Antony. Pria itu baru saja berusaha memperkosaku di ruangan belakang.” Marcella berusaha menjelaskan.

“Bohong!” Antony muncul di tengah kerumunan. “Kau berusaha merusak nama baikku? Lihat siapa yang berlari membawa kalung berlianku di lehernya?”

Marcella meraba lehernya. Sial! Kalung itu terpasang di sana. Seketika Marcella terdiam. Tiba-tiba ‘ujung pisau’ justru berbalik terarah padanya. Menyadari Marcella mulai gugup, Antony tersenyum penuh kemenangan.

“Untuk apa aku berusaha memperkosamu? Aku ini seorang direktur bank ternama. Hanya satu kedipan mata, aku bisa membuat puluhan gadis menunduk di hadapanku. Apa kau punya bukti bahwa aku melakukan itu?” Antony meledek Marcella.

Sesaat Marcella diam dan berpikir. Memang tidak ada siapa pun yang melihat kejadian itu. Sebuah ide melintas di pikirannya.

“Tentu saja. Ruangan itu pasti ada sebuah CCTV. Itu akan menjadi bukti kejahatan yang kau lakukan!” Marcella berpikir keberuntungan ada di tangannya. Antony tidak akan lolos.

Andara mengerutkan kening pada suaminya. Seolah mendapat kode dari Sang Istri, suami Andara menggeleng sambil berkacak pinggang.

“Tidak ada CCTV di daerah itu. Itu hanyalah ruang kerja di bagian belakang rumah. Siapa yang peduli dengan tempat itu. Lagi pula, aku pikir Antony benar. Kau anggap dirimu luar biasa hingga begitu diinginkan dan Antony harus melakukan kejahatan?” Itu jelas sebuah hinaan.

Merasa suaminya belum memperjelas posisi Marcella, Andara maju dan berdiri tepat di depan Marcella. “Kau ini hanya perawan tua yang sudah tidak perawan. Kau memiliki bayi tanpa pernikahan. Siapa yang akan menerima aib sebesar itu untuk memilihmu menjadi istri?”

Andara melirik ke arah Antony yang berdiri dengan bangga karena merasa dibela oleh Tuan Rumah Pesta. “Seharusnya kau beruntung bisa menjadi pilihan Mas Antony. Kau justru membuat fitnah dan kekacauan padanya.”

“Aku tidak berminat lagi pada keponakanmu yang kotor itu, Andara! Lupakan saja perjodohan ini!” Antony meludah ke lantai.

Tidak seorang pun yang menyadari bahwa sejak tadi ayah Marcella memegangi dadanya yang mulai berasa nyeri. Dia tidak sanggup melihat putri tunggalnya dipermalukan di depan semua orang.

Ketika Antony menyelesaikan kalimatnya, ayah Marcella jatuh tergeletak di lantai.

“Ayah!” Marcella berteriak dan menyerbu ke tubuh ayahnya.

“Mas! Mas Hadi, bangun Mas!” Ibu Marcella mulai histeris dan berusaha membangunkan Sang Suami.

Beberapa menit kemudian, Hadiwijaya sudah ada di ruang ICU. Bagi Marcella ini menjadi hal yang menyakitkan karena kali ini dia nyaris kehilangan orang yang paling dia sayangi yaitu ayahnya. Beruntung serangan jantung itu bisa diatasi dengan cepat.

Sejak malam itu, Marcella berjanji untuk menunjukkan pada semua orang bahwa dia adalah wanita yang diinginkan oleh seseorang.

Seolah Dewi Fortuna sedang berada di pihaknya, malam itu juga, Marcella dipertemukan dengan seorang pria tampan yang menabrak mobilnya. Marcella hanya bisa berdiam diri kala menyaksikan pria yang terlihat beberapa tahun lebih muda darinya itu memohon-mohon untuk memaafkan keteledorannya.

Detik itu juga, sebuah ide terbesit di pikirannya. Pria muda bernama Bayu itu bisa menjadi jalan keluar yang Marcella dapatkan untuk membuktikan dirinya pada semua orang. Bahwa, masa lalunya hanya sebuah kepingan kesalahan. Dia tetaplah wanita yang berharga untuk bisa dihormati sebagaimana mestinya.

“Jika kamu ingin urusan kita selesai, jadilah suamiku.”

Ucapan tak gentar wanita cantik itu adalah sebuah pemulaan dari hidup Bayu yang telah menjadi milik Marcella.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status