Share

Babak Baru Kehidupan

Pagi ini sama seperti hari yang lain, seperti biasa Tara bangun pagi dan melakukan tugasnya sebagai seorang anak perempuan dengan membantu pekerjaan rumah sebelum dirinya pergi ke kantor. Dan seperti yang di bicarakan pada mamanya kemarin kalau semua keputusan pindah bekerja adalah keputusan drinya. Maka hari ini Tara sudah merasa mantap atas keputusan yang akan di ambil.

“Maa...hari ini Tara akan mengajukan pengunduran diri,” ucap Tara ketika mereka telah berada di meja makan untuk melakukan sarapan pagi.

“Yaa...nak apapun keputusan mu, mama akan selalu mendukung kamu,” jawab mama dengan tersenyum sambil mengusap tangan Tara.

Mereka pun menikmati sarapan pagi mereka dengan sesuatu keputusan besar bagi Tara untuk kehidupannya kelak. Seperti biasa setelah Tara menikmati sarapannya ia pun langsung melakukan persiapan untuk pergi ke kantor, dimana hari ini adalah hari terakhir dirinya ke kantor.

“Maa...Tara berangkat dulu yaa sambil mencium kedua pipi mamanya,” ucap Tara ketika pamit untuk berangkat ke kantor.

“Yaa...nak hati-hati dijalan,” jawab mama sambil merapikan dapur.

Tara keluar dari pintu rumahnya dan berjalan untuk mencari mobil yang biasa menjemputnya. Dan pasti nya Pak Donny telah menunggu dirinya dengan setia di seberang jalan. Tara pun menyebrangi jalan itu serta masuk ke  mobil pak Donny.

“Pagi sayang....,” ucap pak Donny ketika Tara masuk ke dalam mobil sambil mencium kening Tara.

“Pagi mas....tidur nyenyak semalam?” tannya Tara sambil mencium kedua pipi pak Donny.

“Bagaimana bisa tidur nyenyak...kalau hati mas masih tertinggal disana,” jawab pak Donny sambil menunjuk bagian dada Tara sambil tersenyum.

Tara saat itu hanya membalas jawaban dari pak Donny hanya dengan senyuman manisnya. Lalu mobil itu pun melaju menuju kantor Tara. Sepanjang jalan mereka membicarakan tentang keputusan Tara untuk berhenti di perusahaan tempat bekerja saat ini dan pak Donny pun sudak menyiapkan jadwal kepindahan Tara ke kantornya. Di hadapan Tara sebelum sampai gedung kantor Tara, pak Donny telah menghubungi staff nya kalau esok atau dua hari lagi akan masuk karyawan baru dengan jabatan seketaris pribadinya, jadi pak Donny meminta kepada staff nya untuk menyiapkan satu ruangan dan keperluannya.

“Terima kasih mas sudah mengantar saya,” ucap Tara sambil mencium pipi Pak Donny.

“Iyaa sayang...nanti tolong pastikan kapan kamu siap ke kantor baru mu yaa,” ucap pak Donny sambil mencium Tara.

Tara pun berlalu dari mobil yang telah membawanya ke kantornya saat ini, Tara berjalan menyusuri trotoal melewati dua blok gedung kantor untuk sampai pada gedung kantornya. Akhirnya ia pun sampai di kantornya dan segera menuju ruangnya serta membuat surat pengunduruan dirinya. Sekitar sepuluh menit kemudian ia pun sudah membuat surat pengunduran dirinya dan akan menghadap atasannya.

“Pagi buu, apa kabar?” tanya Tara ketika memasuki ruangan manager pemasarannya.

“Baik Tara....ada yang bisa ibu bantu?” tanya seorang wanita cantik paruh baya dihadapan Tara.

Tara pun menyampaikan maksud dari dirinya untuk mengundurkan diri, dan Tara pun menyampaikn surat pengunduran dirinya langsung pada manager pemasarannya. Beberapa kali atasan Tara meminta dirinya untuk tetap di perusahaan itu mengingat kepiawaian Tara dalam menjual beberapa produk mobil saat ini. Tetapi keputusan Tara telah bulat dan dirinya pun mengemukakan alasan pengunduran dirinya.

Setelah Tara pamit dan bersalaman dengan manager pemasarannya, Tara pun menemui beberapa rekan kerja nya untuk bisa pamit diri dan berswaphoto sebagai kenang-kenangan atas perjuangan bersama mereka ketika bekerja disana. Ada beberapa teman yang menyayangkan keputusan dari Tara. Ada pula yang bersedih atas pengunduran diri Tara. Karena bagi mereka Tara adalah seseorang dengan pribadi yang supel walaupun demikian tidak ada seorangpun rekan kerjanya yang mengetahui kalau saat ini Tara dan Pak Donny customer VIP di perusahaan merekalah alasan pengunduran diri Tara.

“Yaa...mas” ucap Tara ketika menerima panggilan dari ponsel nya sambil menjauh dari beberapa rekan kerja yang saat itu sedang mengobrol dengannya.

“Apa kamu sudah memutuskan kapan mulai aktif bekeja di kantor mas?” tanya pak Donny dalam sambungan ponselnya.

“Sepertinya dua hari lagi mas, karena Tara inginnya sekalian mencari rumah yang dekat dengan kantor mas,” jawab Tara.

“Hmmmm kalau begitu lebih baik Tara tinggal saja di rumah yang mas bilang kemarin, karena jarak dari rumah itu tidak jauh dari kantor mas,” ucap pak Donny.

“Yaaa sudah mas nanti Tara mencari alasan kepada mama untuk masalah hal itu,” ucap Tara menyambung pembicaraan dari ponselnya.

“Sayang...hari ini mas tidak bisa menemani makan siang dan tidak bisa menjemput kamu, karena ada beberapa urusan yang harus mas tangani, jadi tidak apa-apa kan kalau Tara hari ini tidak mas jemput?” tanya pak Donny dalam sambungan ponselnya.

“Tidak apa-apa mas....santai saja,” jawab Tara.

Dan mereka pun menuntup sambungan ponsel mereka. lalu Tara kembali ke ruangannya untuk merapikan segala barang-barang miliknya. Setelah itu Tara sejenak duduk di ruangannya sambil merenungkan kembali atau keputusan hatinya menjadikan pak Donny kekasihnya. Beberapa kali Tara bertanya dalam hatinya. Apakah memang dia benar-benar mencintai pak Donny atau hanya karena pak Donny yang saat ini yang mampu memuaskan hasrat kewanitaannya. Dan Tara pun tidak tahu sejak kapan  hasrat kewanitaannya melebihi dari kesenangan lainnya.

Semua pertanyaan yang ada di benak kepalanya tidak bisa ia jawab saat ini. Sempet terpikir oleh Tara, kalau saja rekan-rekan kerjanya tahu tentang Pak Donny serta kelainan akan hasratnya, entah bagaimana jadinya tetapi saat ini yang dipikirkan oleh Tara adalah menikmati kehidupan ini tanpa munafik dan membiarkan sang waktu yang menjawab seluruh pertanyaannya.

Setelah merapikan seluruh barang miliknya, Tara pun kembali pamit pada rekan-rekannya dan langsung memesan jasa penjemputan online. Tidak berapa lama kemudian mobil yang Tara pesan lewat online pun telah sampai dan membawa dirinya ke rumah kontrakannya.

“Siang....maaa,” ucap Tara memberikan salam pada mamanya yang saat itu sedang berada di teras rumah.

“Kamu sudah pulang dan memutuskan pengunduran dirimu Tara?

“Yaa maa....,” jawab Tara dengan singkat sambil berlalu dari hadapan mamanya serta membawa barang bawaannya ke kamar mereka.

Setelah itu Tara menemui mamanya di teras dan duduk di sebelah mamanya. Lama Tara terdiam untuk memulai memberitahukan perihal rumah yang telah disiapkan oleh mas Donny. Setelah beberapa lama akhirnya Tara pun mencoba mengungkapkan perihal hal itu dengan membohongi mamanya.

“Maa...rencananya besok kita akan pindah ke rumah yang lebih dekat dengan kantor Tara yang baru, dan Tara di percaya untuk tinggal di rumah yang sudah lama tidak di tempati karena kebaikan hati pemilik dari perusahaan yang meneimanya saat ini,” ucap Tara tanpa memberikan jeda mamanya untuk bertanya.

Beberapa saat mamanya hanya terdiam dan seperti memikirkan sesuatu. Dan tanpa diduga mamanya menyetujui saja rumah yang di rekomendasikan dari Tara tanpa banyak bertannya pada dirinya lagi secara detail seperti yang biasa mamanya lakukan. Tara merasa memang ini adalah jalannya karena semua terasa dipermudah. Dalam hatinya pun berkata, apa memang ini adalah sebuah kebesaran cinta mas Donny dan dirinya maka segala rintangan lebih mudah dilaluinya. Sambil tersenyum Tara mengingat-ingat wajah kekasih hatinya.

Tara pun mengajak mamanya untuk bisa berkemas-kemas agar mereka bisa pindah hari ini. Karena rencananya setelah kepindahan mereka di rumah baru milik pak Donny, ia langsung bekerja di perusahaan pak Donny. Tidak berapa lama ponsel Tara pun berdering dan dilihatnya pak Donny yang melakukan panggilan itu, maka Tara pun mengangkat ponselnya agak menjauh dari mamanya.

“Yaa mas, saya sudah mulai mengemas barang...dan mama sudah setuju dengan kepindahan kami ke rumah mas itu,” ucap Tara dengan ponselnya.

Setelah itu Tara menutup ponselnya dan kembali bersama mamanya mengemas barang-barang yang akan mereka bawa. Kali ini mereka akan tinggal di rumah besar milik pak Donny. Hal itu tidak disadari oleh mamanya, permainan yang terjadi dibelakang dirinya antara Tara dan pak Donny. Entahlah apa jadinya ketika mamanya tahu kalau Tara jatuh cinta pada seorang lelaki yang jauh lebih tua dari nya. Dan dapat dikatakan usia pak Donny lebih muda dua tahun dari usia ayahnya sendiri.

Setelah mereka mengemas seluruh barang yang akan mereka bawa, Tara pun minta izin pada mamanya ke rumah yang akan mereka tempati untuk mencari beberapa tukang yang bisa membersihkan rumah itu, karena dirinya tidak ingin mamanya bersusah payah membersihkan rumah itu. lalu Tara pun berlalu dari hadapan mamanya.

“mas....saya ingin mellihat rumah yang akan kami tinggali, kalau saya kesana apa ada orang yang bisa saya temui?” tanya Tara pada pak Donny di sambungan ponselnya.

“Yaa...sayang kamu bisa datang kesana, karena kebetulan mas sudah perintahkan orang untuk membersihkan rumah itu. jadi kapan rencananya Tara pindah kesana?” tanya pak Donny dalam sambungan ponselnya.

“Kalau memang hari ini rumah itu telah bersih, hari ini kami akan pindah mas,” jawab Tara.

Dan pembicaraan itu pun berakhir. Kemudian Tara langsung memesan kendaraan online yang akan membawa dirinya ke rumah yang akan mereka tempati. Setelah beberapa saat akhirnya mobil yang dipesan lewat aplikasi online itu pun datang dan langsung mengantar Tara ke lokasi rumah pak Donny yang akan mereka tempati setelah pak Donny mengirimkan alamatnya.

Dalam perjalanan ke rumah pak Donny, Tara berbicara dalam hatinya kembali atas keputusannya menjadikan pak Donny menjadi kekasih hatinya saat ini. Apakah keputusan yang telah ia ambil benar atau salah, karena sejauh ini Tara belum pernah menanyakan status dari Pak Donny. Tetapi pak Donny mengatakan ia akan bertanggung jawab atas dirinya setelah kehormatan yang selama ini di jaganya telah diberikan dengan ikhls pada pak Donny.

Akhirnya ia sampai pada sebuah rumah yang menurut Tara sangat besar dan itu letaknya di pinggir jalan raya. Setelah dirinya membayar biaya mobil tersebut, Tara mendekati pagar rumah tersebut. Terlihat sebuah rumah besar dengan halaman yang luas dan masih terpelihara dengan baik. Tara pun memberanikan diri mendekati rumah tersebut dan memencet tombol bel yang ada disisi pagar tinggi rumah itu.

Tidak berapa lama kemudian, seorang lelaki tampan muda seusia dengannya membukakan pintu pagar dan memintanya masuk ke dalam rumaah tersebut. Setelah Tara masuk dan melihat rumah besar dengan cat berwarna hijau muda dengan jendela-jendela besarnya serta dilihatnya pada sisi bagian dari rumah itu ada sebuah tempat parkir mobil dan disisi lainnya ada sebuah pendopo dengan sebuah taman yang indah dengan sebuah kolam kecil yang berisi ikan koi yang cukup besar.

“Maaf....ini dengan bu Tara?” tanya pemuda yang membukaan pintu pagar rumah itu.

“Oooh yaa... saya Tara,” jawab Tara dengan menjulurkan tangannya untuk berjabatan dengan pemuda itu.

Terlihat pemuda itu tidak nyaman ketika Tara menjulurkan tangannya untuk berjabatan tanda mengenalkan diri.

“Saya yang merapikan rumah ini bu,” ucap pemuda itu mengatakan hal yang ingin di tanyakan Tara.

Lalu pemuda itu pun memberikan kejelasan pada Tara, kalau dirinya yang selama ini diminta oleh pak Donny untuk mengurus rumah ini. pemuda itu pun menjelaskan pada Tara kalau dirinya tinggal di bagian belakang dari rumah ini serta  mengatakan pada Tara kalau dirinya saat ini masih menyelesaikan kuliah nya. Pemuda itu memberikan jawaban yang lengkap ketika Tara menanyakan kegiatan dari pemuda itu selain menunggu dan membersihkan rumah ini.

Tara melihat-lihat bagian dalam rumah itu, dan kelihatannya dirinya tidak perlu membawa segala perabot yang sudah ada disini. Jadi diputuskan oleh Tara untuk menghubungi mamanya perihal ini. Ternyata dirinya hanya perlu membawa pakaian mereka saja. Jadi mamanya bisa menjual seluruh barang-barang tersebut, dan membiarkan barang-barang berat milik mereka tetap berada di rumah kontrakan mereka sampai seluruh barang terjual lewat online. Dan penjelasan dari Tara pun mendapatkan persetujuan dari mamanya tanpa memberikan sanggahan sedikitpun.

Akhirnya Tara pamit pada pemuda itu dan kembali ke rumahnya dengan memesan kendaran lewat online. Setelah mobil itu datang, Tara pun langsung masuk ke dalam mobil itu menuju rumah kontraknya untuk menjemput mamanya, karena dilihat rumah tersebut memang sudah rapi dan bersih. Sesampai di rumah kontrakannya ia bercerita pada mamanya perihal pemuda di rumah yang akan mereka tempati sampai memberitahukan perihal pak Donny yang baik hati pemilik dari rumah itu yang dikenalnya ketika bekerja pada perusahaan lamanya.

Mereka pun pindah ke rumah baru milik pak Donny dengan hanya membawa tiga koper yang membawa barang-barang pribadi mereka. Sesampai di rumah itu, mereka pun masuk dan mulai merapikan barang pribadi mereka masing-masing. Di dalam rumah tersebut ada tiga kamar yang besar dan beberapa ruang lainnya. Dan sekarang mama dan Tara telah memiliki kamar masing-masing.

Sekitar pukul tujuh malam pak Donny menyambangi rumah yang telah di tempati oleh Tara dengan tujuan berkenalan dengan mamanya Tara. Setelah pemuda yang diketahui bernama hendra membukakan pintu pagar untuk pak Donny. Mamanya Tara pun keluar dari rumah itu dan menyambut pak Donny sedangkan saat itu tara sedang membersihkan dirinya di kamar mandi.

“Selamat malam ibu, saya  Donny,” ucap pak Donny memperkenalkan dirinya pada mama Tara.

Setelah itu mereka pun berbincang-bincang di teras dan sebelumnya pak Donny memberikan bingkisan yang berupa makanan untuk mereka berdua, tak lama kemudian pak Donny pamit tidak bisa terlalu lama karena ada janji dengan rekan bisnisnya. Pak Donny meninggalkan rumah itu tanpa sempat bertemu dengan Tara. Dan ketika Tara telah selesai membersihkan diri, mamanya mengatakan kalau pemilik rumah ini datang dan telah berkenal dengan dirinya.

“Mama koq tidak memberitahukan Tara...kalau pak Donny datang?” tanya Tara.

“Tadi pak Donny titip salam saja pada mu, karena memang sedang ditunggu oleh rekan bisnisnya,” jawab mamanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan pak Donnya pada dirinya.

Lalu mereka pun beranjak ke meja makan untuk menikmati makanan yang telah dibawa oleh pak Donny untuk makan malam mereka. dalam hati mamanya Tara, sungguh suatu keberuntungan putrinya bertemu dengan seseorang yang mempunyai hati dermawan seperti pak Donny. Setelah penderitaan yang telah mereka alami selama empat tahun terpisah dari papanya Tara. Dalam pikiran mamanya Tara saat ini, mungkin saja pak Donny berbaik hati pada Tara karena ia tahu kalau papanya Tara sedang dalam masalah. Dan menganggap Tara seperti anaknya sendiri.

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Nasi Uduk
koin ohh koin, wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Lanang Amba
bagus jln cerita nya.teruskan berkarya
goodnovel comment avatar
Riri Yanti
koin oh koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status