Share

Sarapan Di Kamar

Bab 14

Lagi-lagi perempuan itu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Astaga.. malu lagi, istri Abang," godanya. Hafiz meraih tangan itu dan mengecupnya sekilas.

"Ketahuilah, sayangku, malu itu perhiasan setiap wanita, tetapi perhiasannya itu harus dia tanggalkan di saat berada di hadapan suaminya. Ketika dia sedang berhadapan dengan laki-laki lain, perhiasan itu harus dikenakannya kembali," ucap Hafiz.

"Itu adalah pengalaman pertama buat Adek," katanya lirih.

"Abang juga tahu kalau itu pengalaman pertama buat Adek." Hafiz mengacak rambut Naura. "Terima kasih ya, sudah mau menjaganya untuk Abang."

"Maaf, Sayang, kalau kemarin malam rasanya agak sakit. Abang tidak bermaksud untuk menyakitimu." Hafiz kembali mendaratkan sebuah kecupan di kening Naura.

"Tak apa, Bang. Itu sudah hak Abang sebagai seorang suami dan kewajiban Adek untuk melayani Abang," sahutnya.

"Terima kasih ya, Sayang. Oh ya, besok kita akan segera pindah ke rumah yang baru. Rumah itu sebenarnya adalah rumah yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status