Move on itu bukan dengan melupakan apalagi pura pura lupa. Ia tau cintanya pada Arni tetap ada di hatinya sampai kapan pun, mungkin takkan terganti. Namun ia akan berusaha move on dengan merelakan dan mengikhlaskan. Afnan akan melakukan itu demi kebaikan dirinya, Arni juga Azzam. (Cinta dalam Balutan doa)Azzam mendapat telepon dari kakaknya yang nomer dua, Bang Haikal. Sang kakak menanyakan akan ke sana kapan karena nanti habis dhuhur dirinya tidak di rumah, ada undangan mengisi tausiyah. Ia takut Azzam dan istrinya saat ke sana tidak bertemu dengannya."Bang, bang Haikal menyuruh kami ke sana sekarang, habis dhuhur dia ada acara," ucapnya pada Achmad."Ya sudah, Dek. Terserah kamu saja, enaknya bagaimana? Sekarang masih pukul setengah 9 perjalanan ke sana kurang lebih satu jam, kalau kamu pingin berlama di sana apa gak kurang lama?" ucap Achmad."Ya sudah aku ke sana aja, Bang. Takutnya gak keburu, belum ke bang Ilyas, bang Rochman, dan mbak Bilqis, juga. Maunya hari
Suka pada seseorang itu gampang, pendekatannya juga gampang yang susah adalah mempertahankannya. Kalau mencari yang terbaik, akan ada yang lebih baik lagi di atas yang terbaik. Karena selalu ada awan di atas awan, mau sampai kapan pun itu karena manusia itu serakah, dan hanya dengan selalu mengingat Allah kita akan menerima dan mensyukuri apa yang sudah kita miliki.***Kini sudah satu bulan lebih usia pernikahan Azzam dan Arni. Azzam selalu memperlakukan Arni dengan penuh cinta. Hingga Arni pun bisa membuka hatinya untuknya. Ya, Arni sudah mencintai Azzam, bahkan ia bisa menekan rasa cintanya pada Afnan. Meskipun tidak ia pungkiri cinta itu masih tetap ada di sudut hatinya.Pagi ini seperti biasanya, selepas sholat shubuh Arni membantu ibu mertuanya juga bik Nunuk memasak, tiba-tiba kepalanya pusing. Saat mencuci piring ia tidak sengaja menyenggol gelas di sampingnya hingga pecah membuat Yulia terkejut. Ia melihat Arni yang wajahnya terlihat pucat."Nak, Kamu sakit?" tanyanya."Kepal
Bila hati dilanda kegelisahan cukup dengan perbanyak istighfar bukan keluhan, rawatlah segala kekecewaan dengan doa dan gantikan keputusasaan kita dengan harapan. Harapan untuk selalu yakin kita pasti bisa melaluinya. Apabila kita ridha pada sesuatu yang mengecewakan hati kita. Maka percayalah Allah akan mengganti kekecewaan itu dengan sesuatu yang tidak dapat dijangkau. Sesuatu yang indah pada saatnya.***Setelah sholat Arni berniat akan membawa Piring kotor bekas makannya tadi ke dapur dan mencucinya.Azzam membuka pintu melihat Arni melepas mukenanya. "Sudah makan, Dek?" tanyanya."Su-sudah, Mas. Aku akan bawa ini ke dapur dulu," ucapnya dengan tangan sedikit gemetar membawa nampan berisi piring dan mangkok. Azzam memainkan ponselnya saat Arni masuk ke dalam kamar. Bukan sikap Arni saling mendiamkan, ia tak tahan bila tidak menanyakan langsung pada Azzam."Ma-maaf, sepertinya Mas ada masalah? Apa Mas ti-tidak bahagia de-dengan kehamilanku?" tanyanya ragu.Azzam melihat ke arah sa
Ya Allah, peluklah hamba hingga hati ini merasa tenang dan damai. Hapuskan lah air mataku hingga aku bisa bersabar dan ikhlas. Tidak ada beban berat jika Engkau menghendaki beban berat itu akan menjadi ringan. Tidak ada penderitaan jika Allah menjadikan kebahagiaan. Bersabar atas musibah dan bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan karena hamba tau kenikmatan adalah bagian dari ujianMu juga. Bersabar karena hamba yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan juga mau bersabar (Arni~ Cinta dalam Balutan doa)Yulia bingung dengan apa yang diucapkan Azzam ditelpon. Ia khawatir akan terjadi sesuatu pada sang putra. Ia menceritakannya pada sang suami yang saat ini duduk di ruang tunggu depan ruang rawat inap Arni tentang semua yang diucapkan Azzam."Ibu gak habis pikir, Yah .Azzam bilang begitu. Ibu takut terjadi sesuatu pada Azzam, Yah," ucapnya sedih."Ayah gak percaya, bukankah Azzam sangat mencintai Arni. Sebentar Ma. Ayah akan menhubungi Achmad dan Haika
Setelah pemakaman Arya dan Diana selesai mereka membawa Azzam pulang. Namun terlebih dulu Achmad meminta tetua desa, pak rt juga pak rw untuk mentahlilkan Arya dan Diana selama 7 hari. Achmad juga membiayai semua keperluan dari mulai pemakaman hingga tahlil yang akan dilaksanakan. Setelah semua beres mereka pamit pulang. Kondisi Azzam masih lemas, karena terlalu banyak muntah. Mereka membawa Azzam ke pondoknya kiyai Adnan, mertuanya Achmad. Untuk kembali di rukyah, membersihkan sisa guna-guna yang masih ada di tubuh Azzam. Walaupun Achmad tau Azzam sudah hampir bersih namun ia tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada sang adik. Ia ingin tubuh Azzam kembali dibersihkan oleh mertuanya.Butuh waktu hingga dua jam. Azzam sudah mulai membaik. "Aku ada di mana, Bang?" tanyanya heran pada kedua abangnya."Ada di pondoknya abah," ucap Achmad."Kok bisa aku ada di sini, bukankah aku kemarin jemput Arni kuliah lalu aku lupa semuanya."Kiyai Adnan dan Achmad mengajarkan beberapa dzikir untuk t
Terkadang, hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk seseorang yang kamu cintai adalah melepaskannya. Bebaskan ia. Doakan kebahagiaan untuknya dan bebaskan ia. (Afnan ~ Cinta dalam Balutan doa)Hari ini hari pertamaku mengajar di kampus, aku menjalankan tugasku dengan baik, sesi perkenalkan ku lakukan dengan baik, baik dengan para dosen, juga dekan fakultas Ushuluddin. Alhamdulillah diriku diterima dengan baik oleh mereka. Di kelas para mahasiswaku juga menerimaku dengan baik, mereka terlihat nyaman dengan cara mengajar pertamaku. Bagaimana dengan mahasiswi? Bukannya aku geer, mereka tidak hanya menyukai mata kuliah yang aku ajarkan namun mereka juga mengagumi layaknya wanita pada seorang pria. Banyak dari mereka ingin menarik perhatianku.Waktu keluar dari kampus, Fakultas tempatku mengajar, tidak sengaja diriku melihat Arni berjalan dengan teman-temannya. Sungguh, hati ini tidak bisa berbohong. Diriku begitu merindukannya, sungguh merindukannya. Aku tau ini salah, perasaan ini
Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini? (Kahlil Gibran)Perut Arni sudah semakin membesar. Saat ini sudah memasuki bulan ketujuh. Yulia sudah menyiapkan acara tujuh bulanan untuk sang menantu.Di daerah mereka acara syukuran untuk tujuh bulanan disebut tingkepan atau ngerujai, di sana para tetangga akan saling membantu membuat rujak yang berbahan dasar buah-buahan yang di parut menggunakan parutan buah. Beraneka macam buah tersaji di sana, diantaranya 7 buah yang harus ada adalah mentimun, nanas, bengkoang, kedondong, jambu, belimbing, delima, jeruk keprok. Ada juga manggar, buah kelapa muda yang belum memiliki tempurung keras. Rusaknya umumnya pedas dan dihidangkan sebaik mungkin. Hal ini bermakna supaya anak yang akan lahir bisa menyenangk
Kebetulan pagi ini Arni ada pertemuan rutin Bhayangkari. Setelah menyiapkan keperluan sang suami, ia segera mengganti bajunya dengan seragam bhayangkari kebanggaan seorang istri polisi. Karena usia kandungannya sudah semakin membesar alhasil seragam itu tak muat lagi di tubuhnya.Arni pun sedih karena sudah satu bulan ini dirinya tidak bisa ikut pertemuan rutin. Dirinya juga gak enak hati kalau selalu izin pada istri komandannya Azzam."Sayang, kamu kenapa kok mukanya ditekuk gitu?" tanya Azzam yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya."Seragam aku udah gak muat, Mas," ucapnya sambil terisak.Azzam mendekat mencium kening Arni."Coba kamu pakai, Aku mau lihat!""Satu bulan izin gak ikut pertemuan, tau-tau seragamku gak muat, perut aku udah membesar terus aku juga gemukan, pasti Mas malu," ucapnya masih terisak. Sejak usia kehamilannya menginjak bulan kelima dulu, Arni menjadi manja dan cengeng. Beruntung Azzam sabar dan telaten. Ia selalu memberinya per