Perjalanan yang semula diperkirakan akan menghabiskan waktu dua jam, menjadi jauh lebih lama. Selama perjalanan itu, hanya diisi dengan keheningan. Walaupun sedikit, Athena merasa kasihan karena semua usaha yang sudah dilakukan sang atasan sejauh ini tidak main-main untuk meluluhkan hati Miss Tiffany.
Ya, bagaimana lagi, kau tidak bisa memaksakan perasaan seseorang kepadamu. Setidaknya Miss Tiffany bukanlah wanita murahan yang akan menerima sang direktur hanya karena uang yang ia miliki.
'Apa ia perlu menyemangati sang atasan?' Athena menggeleng. Keinginan Athena untuk menyemangati direktur itupun terhenti. Ia juga tidak banyak bertanya, karena sekali lagi— itu tidak berada dalam ranahnya, mempertanyakan perasaan sang atasan hingga melewati garis batasan antara bawahan dan atasan. Ia masih ingin bekerja di sana.
"Direktur, kita sampai." Athena membangunkan Nikolov yang tertidur selama perjalanan. Nikolov memijit pangkal hidungnya dan dalam beberapa detik kemudian, raut lelah diwajahnya sudah berubah.
"Hmmm." jawaban sang atasan lagi.
"Direktur, selamat datang. Aku dengar anda mengalami kendala di dalam perjalanan. Untungnya anda datang dengan selamat."
"Hmmm, jadi, apa kau sudah menyelesaikan semua urusan dengan—"
Pekerjaan hari itu berjalanan dengan baik walaupun harus tertunda beberapa jam dari jadwal yang telah ditentukan. Direktur Nikolov masih bekerja secara profesional, sayangnya karena suasana hatinya tidak begitu baik, dia tidak segan-segan melampiaskan itu semua kepada orang-orang di sekitarnya.
"Villa ini, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menyingkirkannya?" tanya sang direktur.
"Ah... pemilik villa tidak ingin—"
"Aku sudah memberimu uang sebagai ganti rugi. Apa kau menelan semua uang yang aku berikan masuk ke dalam perutmu? Temui pemilik villa ini lagi, tanyakan padanya berapa uang yang ia inginkan. Sekretarsi Athena, kau yang urus semuanya."
"Baik direktur." Athena memberi tatapan prihatin kepada pria paruh baya yang sudah hampir pingsan. Hari biasa saja direktur Nikolov sudah mengerikan, apalagi jika suasana hatinya sedang tidak baik seperti ini. Salahnya juga bermain-main dengan si perfeksionis Nikolov.
Nah, hal lainnya yang selalu menjadi catatan Athena mengenai sang atasan adalah, ketika Direktur Nikolov dalam suasana hati yang buruk, ia tidak akan segan melampiaskannya kepada orang lain. Athena harus memasang wajah penuh maaf kepada orang-orang yang ia temui, sambil melirik dari ujung matanya pria tinggi kurus di depannya. Hah.... padahal tadi pagi suasana hati Nikolov tidak seburuk ini, untuk apa ia menemui Miss Tiffany jika pada akhirnya ia hanya akan membuat semua orang kesulitan?
Menjelang malam, mereka beristirahat sejenak di sebuah villa di dekat lokasi proyek. Athena juga membersihkan dirinya dan mengganti pakaian dengan kemeja, jas dan celana panjang. Hari ini mereka juga ada pertemuan makan malam dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini.
Athena berdiri di depan pintu kamar Nikolov, ia sudah membawa pakaian sang atasan bersamanya. "Direktur, aku membawa pakaianmu." Ah, Athena mengutuki dirinya sendiri, seharusnya ia mengucapkan, "saya membawa pakaian anda." dalam suasana hati yang seperti sekarang, hal sekecil ini pun bisa ia permasalahkan.
"Masuk."
Athena masuk ke dalam kamar itu. Di depannya, Direktur Nikolov baru saja keluar dari kamar mandi, handuk melingkar di pinggangnya, sedangkan rambutnya masih basah. Athena mendesah kecewa, setiap kali ia melihat sang direktur bertelanjang dada seperti ini, ia selalu kecewa. Lihatlah tubuh kurus itu, ia bisa melihat tulang kerangka dari balik kulitnya.
Seharusnya ia bisa sedikit cuci mata jika atasan ini sedikit saja peduli dengan tubuhnya sendiri. Padahal wajahnya cukup tampan, tetapi sang atasan seperti tidak peduli dengan itu semua. Dia tidak menjaga tubuhnya dengan baik, tidak suka berolahraga, makan tidak teratur dan suka minum hingga mabuk. Fashionnya juga buruk sekali. Inilah alasan kenapa pekerjaannya terasa tidak sempurna, karena ia tidak memiliki atasan bertubuh atletis, tampan, dan keren seperti drama ataupun w*****n yang ia baca.
"Kau menatapku dengan mata kecewa serta marah." komentar Nikolov, mengambil kemeja putih dari tangan Athena yang segera memaksakan senyumannya. "Apa yang anda katakan, Direktur? Aku sangat senang." Nikolov mendengus dan memerintahkan Athena untuk segera keluar karena ia ingin ganti baju. "Pastikan mereka semua sudah datang, aku tidak ingin menunggu." perintahnya.
Makan malam juga berakhir dengan lancar, tidak ada masalah, tidak ada gelas yang dilempar di lantai. Pukul sembilan malam, mereka meninggalkan kota X. Athena yang kelelahan tidak sengaja tertidur di atas mobil, namun ia juga selalu waspada dengan lingkungannya. Ia langsung terbangun ketika mobil mereka berhenti.
"Mr. Ili, ada apa?"
Ia melihat ke arah depan, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka. Beberapa orangpun turun dari dalam mobil itu. Tentu saja, siapa yang menjamin perjalanan mereka akan berjalan dengan mulus tanpa hambatan?
"Tunggu, direktur, anda tidak boleh keluar!"
Athena mengutuk di dalam hati ketika Direktur Nikolov malah keluar dari dalam mobil. Boss-nya itu bahkan tidak bisa berkelahi, bukannya menunggu bodyguard yang ada di belakang datang, pria ini malah keluar sendiri. Apa dia pikir dia terlihat seperti super hero? Yang ada dia malah terlihat seperti kelinci yang masuk ke dalam kandang singa dengan suka rela.
Athena juga bergegas keluar dari dalam mobil, berdiri di depan sang Direktur, memerhatikan setiap gerak gerik orang yang mengepung mereka. "Katakan, brengsek mana yang mengirim kalian ke sini!" ah, sepertinya pria ini masih sangat kesal dengan penolakan tadi siang hingga dia ingin melampiaskan amarahnya sekarang juga. "Direktur, tetap di belakangku." ujar Athena memastikan sang atasan tidak terluka.
Tentu saja orang-orang berjas hitam itu tidak mengungkapkan identitas mereka secara gamblang, malah tanpa ragu salah satu dari pria itu langsung menyerang begitu saja.
Dengan cekatan, Athena menahan tangan yang hendak melayangkan pukulannya kepada Direktur Nikolov, mata biru wanita itu berkilat dan dalam sekali hentakan, ia memukul wajah pria itu keras hingga tersungkur dan mengeluarkan darah.
Para pria berjas hitam itu terkejut, tidak percaya jika wanita yang mereka kira bukanlah sebuah masalah, malah menjadi ancaman itu sendiri. Mereka pikir bagaimana caranya ia bisa menjadi sekretaris Direktur Nikolov? Selain sekretaris pribadi, dia juga adalah pertahanan utama untuk sang direktur, dia juga kepala dari staff Direktur Nikolov Zhestkiy! Ia— Athena tidak bisa dianggap remeh!
Pertarunganpun berlanjut. Athena seorang diri harus menghadapi pria-pria yang menyerang mereka serta di saat bersamaan ia juga harus melindungi Nikolov yang sudah memucat. Selain tidak menarik, sang atasan juga tidak tahu cara melindungi dirinya sendiri. "Direktur, cepat masuk ke dalam. Aku rasa mereka juga menghadang mobil penjaga di belakang." Direktur Nikolov adalah orang penting, pewaris ZY Corp, kemanapun ia pergi para bodyguard akan mengikutinya, termasuk dalam perjalanan jauh seperti sekarang. Tetapi sepertinya para bodyguard di belakang sana juga tengah sibuk dihadang oleh musuh yang sama.
"Apa maksudmu? Aku akan membantumu!" ujar Nikolov.
Membantu apanya? Yang ada kau malah akan menghambatku, direktur.
Dan benar saja, lengah sedikit, Direktur Nikolov sudah menjadi sasaran empuk oleh orang yang menyerang mereka. "Direktur!" Athena menarik tangan Nikolov dan menerima serangan itu dengan tubuhnya sendiri. Ah sial.. rasanya sangat sakit. Sudut wajahnya sepertinya tergores. "Sekretaris Athena... keningmu berdarah." jika kau sudah tahu berdarah, seharusnya kau tidak menggangguku!
Sehebat apapun Athena, ia masih tetep kewalahan menghadapi musuh yang banyak. Sang sekretaris menutup matanya, pingsan setelah penyerang itu melemparkan gas tidur kepada mereka.
Ah, hari ini akan menjadi hari yang paling sial dalam kehidupannya.
Seluruh dunianya terasa berputar. Bukan hanya rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia juga merasakan rasa sakit yang teramat pada kepalanya. Suara erangan keluar dari bibir plum nan pucat. Perlahan, bulu mata nan panjang itu bergerak ketika kelopak mata yang menyimpan mata indah berwarna biru itu terbuka. Ia berusaha menggerakan tubuhnya, namun kedua tangannya tidak bisa digerakan.Athena akhirnya ingat kejadian terakhir sebelum ia pingsan. "Direktur!" Suaranya tidak terdengar baik, namun ia masih mencari keberadaan sang direktur. Setelah memokuskan matanya berkali-kali, akhirnya Athena mulai bisa melihat dengan jelas serta mengamati setiap sudut ruangan tempatnya berada.Tempat itu begitu kecil dan sempit, beberapa kursi usang ditumpuk di sebelahnya, belum lagi penerangan yang minim serta tidak ada cahaya yang bisa masuk dari luar, membuat ruangan itu begitu pengap dan lembab. Ia tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan, sudah berapa lama ia terkurung di sana, atau apakah sekarang sia
Ucapan Athena menjadikannya pusat perhatian bukan hanya dari Nikolov, namun juga dari pria mengerikan yang di panggil 'paman' oleh sang direktur. Nikolov menggeser kertas putih di hadapannya dan berkata, "aku tidak bisa melakukan ini. Kakek menyerahkan posisi ini kepadaku. Ayah juga masih sehat, tidak ada alasan untukmu begitu khawatir, paman. Lagi pula, Aleksei tidak begitu cocok untuk posisi ini.""Apa kau mengatakan jika putraku tidak lebih baik darimu? Atau, apakah pria tua itu yang mengatakannya padamu sendiri?" jika sebelumnya masih terdengar ketidakpedulian dari dalam suara si paman, sekarang seluruh perkataannya syarat dengan keseriusan. Jelas jika ia tidak suka dengan bagaimana Nikolov berbicara mengenai putranya."Aku tidak mengatakan apapun, paman yang menyimpulkannya sendiri." Mungkin berkat Athena yang tiba-tiba bersuara ketika ia kehilangan dirinya dengan keberadaan sang pamanlah yang membuat Nikolov menjadi lebih berani, getaran dalam suaranya juga sudah berkurang. Tida
Sekretaris Athena membuka matanya diantara rasa sakit di seluruh tubuhnya. Ia mengerang dan menutup rapat manik biru lautnya yang indah. "Oh Athena, kau sudah sadar." wanita berambut pirang itu mengenal suara itu dengan jelas, "ibu." ujarnya, merasakan kehangatan sang ibu yang mulai menangis. "Akhirnya kau sadar juga. Ibu takut kau tidak akan pernah sadar." Athena mengingat seluruh kejadian yang menimpanya, termasuk dengan alasan yang membuatnya berada di rumah sakit tanpa bisa bergerak seperti sekarang. Ia juga ingat bahwa dirinya tidak lagi bisa menahan rasa sakit di tubuhnya hingga akhirnya berakhir pingsan. Ah benar, Direktur Nikolov. "Ibu, bagaimana dengan Di—" "Dokter! Perawat! Putriku sudah bangun! Tolong periksa keadaannya." ia tidak bisa bertanya tentang keadaan direktur hari itu, maka ia akan menanyakannya lain waktu. Lain waktu itu ternyata tidak pernah datang. Luka yang ia alami cukup serius dan ia sudah koma selama tiga bulan hingga Athena harus dirawat untuk beberap
"Hahahaha, lalu, lalu, lalu sekarang bagaimana dengan nasip calon suamimu? Hahaha, aku tidak bisa berhenti tertawa ketika mengingat kejadian kemarin." Di depannya, Athena duduk seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Jika dipikir-pikirkan lagi, kejadian kemarin adalah kejadian yang sangat memalukan yang pernah ia alami, namun emosi serta amarah yang ia rasakan juga tidak kalah nyata. "Mantan. Ingat baik-baik, mantan. Calon suami apanya, aku sudah memutuskan semua hubungan dengan si brengsek itu!" seluruh umpatan dan makian tidak lepas dari bibir merah Athena. Hingga Yelizaveta yang duduk di atas sofa tepat di hadapannya, kembali tertawa terbahak-bahak. Wajah wanita cantik itu menggelap, iapun melemparkan bantal sofa kepada gadis di depannya. Rasanya ia ingin menghilang sekarang juga. "Hahaha, perutku sakit. Hahaha." "Masih tidak berhenti tertawa?" tanya Athena kesal. Sebaik mungkin Yelizaveta menenangkan dirinya dan menahan tawanya. "Aku benar-benar tidak habis pikir orang s
"Katakan lagi, kau memanggil pria itu dengan sebutan apa?" Athena dan Yelizaveta berdiri tidak jauh dari kekacauan di depan mereka. Malam sudah begitu larut, lampu-lampu penerangan begitu temaram, belum lagi tidak ada seorangpun yang melewati tempat itu. Sungguh menakutkan. "Kakak." jawab gadis awal dua puluh tahun itu polos. Sayangnya jawaban itu menghasilkan kerutan di wajah cantik Athena. "Ada berapa kakakmu?" Yelizaveta memandangi Athena seperti makhluk asing, "apa kau benar-benar stress setelah gagal menikah? Tentu saja hanya satu! Zhestkiy bersaudara hanya ada dua orang." Athena yang masih belum percaya menyentuhkan tangannya yang dingin pada ujung dagunya, menyaksikan pria tinggi yang menggunakan setelan jas lengkap. Lengan kemejanya digulung hingga siku, sedangkan jas coklat itu ia sampirkan di bahu. Otot-otot di lengan itu ikut bergerak ketika tangannya bergerak. Tanpa sadar Athena menelan ludahnya. "Apa dia kakak sepupumu? Aku dengar keluarga Zhestkiy banyak di sini."
Diam.Hening.Nikolov masih menatap Athena sambil tersenyum, Athena melihat bolak-balik dari Yelizaveta ke Nikolov, sedangkan Yelizaveta melihat kakak dan Athena secara bergantian. Begitu seterusnya hingga gadis bersurai hitam legam itu menutup wajah sang kakak dan menjauhkannya dari Athena, yang akhirnya bernafas lega."Apa maksudmu? Kau tidak boleh merebut Athena dariku! Dia adalah pengawal dan asisten pribadiku sekarang! Salahmu meninggalkan Athena hingga dia mengundurkan diri dari perusahaan!" gadis awal dua puluhan itu memajukan bibirnya, keningnya berkerut, seperti tengah menantang sang kakak.Nikolov, hanya bisa tersenyum, "hmm, baiklah. Aku tidak akan mengambil Athena darimu." tetapi, mengapa Nikolov malah berkedip ke arahnya?"Oke, ayo pergi dari sini. Malam sudah terlalu larut, aku akan mengantar kalian berdua kembali ke hotel."Mereka berdua kembali ke hotel bersama Nikolov. Mantan bossnya duduk di depan, sedangkan ia duduk di belakang bersama Yelizaveta. Selama perjalanan,
"Oh, Queen Tiffany!"Mendengar namanya disebut, Tiffany menjauhkan tubuhnya yang masih berada dalam dekapan Nikolov. Wajahnya tersipu malu, entah karena ia baru saja jatuh ke dalam pelukan seorang pria asing, atau karena salah satu tamu di sana mengenalinya."Oh! Ini benar Queen Tiffany! Kapan kau akan tampil? Jam berapa grupmu akan tampil? Aku akan menjadi penonton di garis terdepan!" Tiffany sedikit kebingungan, sebab di negara luar seperti ini, nona muda yang cantik ini mengenalinya dan berbicara dengan bahasa yang ia mengerti.Sebagai seorang artis, Tiffany berusaha untuk menjaga penampilan publiknya. "Terima kasih nona atas dukungannya, kami akan tampil pukul sembilan." jawab Tiffany menampilkan senyuman seorang entertaimentnya."Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggu! Kakak, kau akan menemaniku untuk melihat penampilan Tiffany, bukan?" Yelizaveta menggoyang-goyangkan tangan sang kakak, meminta pria tinggi di sampingnya untuk setuju dengan ajakannya.Dari sudut matanya, Athena
"Siapa yang berani—" lidah pria asing itu menjadi kelu setelah berbalik untuk melihat siapa orang yang berani mengganggu urusannya. Di belakangnya, Nikolov Zhestkiy mendominasi, tubuhnya yang jauh lebih tinggi membuat pria itu terkejut, serta, pegangan ditangannya semakin sakit. "Tuan, aku rasa kau sudah mendengar sendiri bahwa nona ini tidak mau minum denganmu." Pegangan itu semakin kuat, hingga seperti menjadi sebuah cengkraman yang hendak mematahkan tangannya. Tidak kuasa menahan rasa sakit, dengan wajah yang memerah, pria itu berkata. "Iya, ya, ya! Aku mengerti, sekarang lepaskan aku!" Nikolov melepaskan tangan itu darinya. Warna merah dan jejak tangan tercetak di tangan pria itu. Setelah memberi tatapan kesal kepada Athena, pria asing itu kemudian pergi dengan tergesa-gesa. "Anda tidak perlu melakukan itu, bagaimana jika dia memilih untuk membuat keributan?" ujar Athena, berdiri di sisi Nikolov yang menjulang. Selama ini ia selalu berjalan di bekalang Nikolov, melihat punggungn