Liana POV
-Bali island of paradise-
Begitulah simbol dari bali, bali dengan berjuta keindahanya, bali dengan berjuta keramahanya dan bali dengan berjuta seninya.
Aku penat setelah membagi bagi kamar di resort, aku ingin mereka mendapatkan yang terbaik, lagian tidak mungkin aku meminta Azfer untuk membantu, biar sebagian kecil aku membantunya.
Tokkkkk tokkkk tokkk
"Liana" itu suara Azfer mengetuk pintu
"Iya sayang" aku bergegas membuka handle pintu kamar, terlihat Azfer yang sudah segar dengan kaos oblong putinya, celana jeans dan sepatu putih, kaca matanya dibiarkan mengantung begitu saja di kaos, aku berdoa pada tuhan dulu untuk menjauhkan saja Azfer dari
Love
Author pov Make up artis Liana sedang menyelsaikan riasan terakhirnya, untuk calon pengantin, make up artis ini sengaja didatangkan Dilara dari Istanbul khusus untuk hari pernikahan Azfer. "Bukalah matamu sebentar" ucap make up artis itu begitu pekerjaan melukis wajah Liana selesai. Perlahan Liana membuka matanya melihat kekaca, ada wajah lain yang tak ia kenali dalam kaca itu, sungguh wanita dalam kaca itu sangat cantik dan angun, Burcu tersenyum dikaca memandangi hasil karyanya pada wajah Liana. "Bagaimana, masihkan Azfer mengenalimu?" Tanyanya tersenyum. "Siapa wanita itu" "Itu kamu Li -ana, sangat... natural"
AZFER POV. Tempat ini sangat tenang sekali, meskipun ya panas, tapi aku suka pantai dimana mana, aku sudah masuk kamar duluan, Liana meminta ijin menyusul ku tadi, segera ku lepas pakaianku dan bajuku, ku ganti dengan bathrobe yang sudah disediakan, tubuhku rasanya lengket habis berpesta seharian, kamar mandi terlihat sangat mengoda bagiku. Ritualku sudah selesai, air hangat membuatku jauh lebih baik, aku memakai bathrobe seperti tadi, ku buka pintu kamar dan seorang berbaju pengantin sedang berusaha melepas pakianya. "Ehem" aku berdehem karena orang itu terlalu asik sampai lupa daratan, dia menoleh melihatku, sebagian riasanya sudah dibersihkan, pertanda dia sudah sedikit lama disini, dia tersenyum manis ke arahku. "Sudah selesai?" Tanyanya sambil tersenyum "Maaf aku tidak menyiapkan air mandi untukmu" katanya kemudian Aku mendekat ke Liana, harum bau parfumnya sangat mengular mengusik penciumanku.
Author POV Kamar ini besar sekali menurut pandangan Ana, ada bed besar tengah berwarna putih sofa panjang disebelahnya dengan meja kayu kecil, TV plasma besar, terakhir paling ujung adah walk in closet lalu bersebelahan dengan kamar mandi. "Ini kamar kita" kata Azfer berbinar binar "Kamu suka?, Aku tidak tau seleramu, jadi ku buat sama saja dengan dirumah mama" "Ini lebih dari cukup sayang" lirih Liana dia berjalan kedepan menelisik setiap detailnya dia masuk meneliti kamar mandi, jangan ditanyakan lagi bagaimana kamar mandinya tentu besar dan rapi, liana berbalik dan mendapati Azfer sedang menyeret koper ke walk in closet. "Besok saja di bongkar, kita isttirahat" katanya tersenyum
Author POVSeminggu kemudian wajah cantik itu sedang berjalan cepat ke arah prodi jurusan, ia menyerahkan sebuah dokumen dan tersenyum meninggalkan resepsionist dengan cepat, ia berlari ke arah parkiran, dia memelankan langkahnya ketika ia melihat mobil besar range over keluaran terbaru, pasti itu Azfer, siapa lagi kalau bukan suami tampanya.Liana berhenti tepat disamping, kaca mobil itu terbuka."Hai, maaf menunggu lama" kata Liana, Azfer tersenyum lalu Liana berputar dan masuk disebelah suaminya."Aku baru saja sampai" kata Azfer lalu menyalakan mobil dan menekan pedal gas keluar parkiran pelan"Kita makan dimana?""Em, ke tempat yang pernah kau ku jungi bersamaku"
Author POV Liana sudah selesai di USG gambarnya sedang dicetak diprinter yang terdengar halus itu. "Bagaimana perkembanganya dok?" Tanya azfer sudah tidak sabar, sejauh ini Azfer-lah yang paling over protektif terhadap Liana, sang istri sendiri juga kadang terlihat risih dengan perlakuan suaminya yang terkesan lebay itu. Dokter cantik itu tersenyum hangat pada Azfer. "Bayinya sehat, ibunya juga sehat, jangan terlalu capek ya bu Liana" kata dokter cantik itu menoleh, lalu seorang asisten dokter menyerahkan dua lembar foto usg Liana pada dokternya Sang dokter melihat gambar itu sebenatar dan menyerhakan pada Azfer, wajah bayi itu sudah semakin jelas hari ke hari, dokter kemudian menuliskan resep vitamin u
Author POV "Fer, bolehkah aku meminta suatu hal padamu, anggap saja ini permintaan terakhirku sebagai sahabatmu" tanya Xavi ketika berhenti didepan pintu gerbang rumahnya itu, mobil Azfer baru saja tiba dua menit yang lalu, mengantarkan Xavi pulang kerumahnya. "Apa?" Kening Azfer mengkerut sekarang memandangi Xavi. "Aku mencintaimu sudah sangat lama fer, kau mungkin baru tau perasaanku, tidak mudah bagiku untuk melupakan perasaan ini, aku mohon jika suatu ketika kau berjumpa dan bertemu denganku, anggap saja kita tidak pernah mengenal, jika kamu tak sengaja melihatku, jangan menyapaku, akan sangat sulit kemudian, kamu mau berjanji kan Fer?" Tanya Xavi pilu air matanya sudah deras menetes. Air mata Azfer menetes sekarang, dia tidak pernah membayangkan akan mengalami keadaan seperti ini sekarang. "Selamat tinggal Fer, selamat tinggal persahabatan kita" Xavi lalu membuka handle pintu dan keluar dari mobil Azfer tampa ia menun
Author POV satu setengah tahun kemudian "Arslan jangan lari lari sayang...!!" Teriak Liana, padahal disana sudah ada assisten yang menjaga, Liana khusus mendatangkan orang Indonesia ke sana untuk menjaga anak semata wayangnya itu, bagaimanapun ia berkeinginan agar Arslan tetap menjadi pribadi lembut dan hangat, meskipun Azfer juga lembut dan baik, tapi baginya mengajarkan bagaimana adat indonesia adalah keinginannya. Arslan melambaikan tanganya memanggil Liana, lambaian tangan lucu yang membuat Liana tersenyum bahagia, tak kuasa Liana segera berlari kecil menghampiri Arslan yang digendong perawatnya, tiba tiba seorang menabrak Liana dari arah kirinya sampai ia mengaduh, sebotol minumanya tumpah di baju Liana sehingga basah. "Sorry" kata orang itu langsung "It's ok" kala Liana Orang itu mengulurkan beberapa tissu pada Liana, Liana mendongkakan kepalanya, memandangi orang tersebut ternyata orang itu adalah Xavi "Xavi"
Author POV "Papaaaaa!!" Arslan berteriak kencang ketika mendapati ayahnya sudah berada dirumah, dia sangat senang sekali jika ayahnya dirumah lebih awal, anak itu langsung mencium pipi ayahnya. "Sayang" Liana mendekat lalu mencium pipi suaminya itu. "Aku tadi bertemu Xavi, dia titip salam untukmu" kata Ana dengan cepat, sambil menganti sandalnya. "Xavi?" Tanya Azfer setelah Arslan berlalu ke kamarnya dengan asisten. "He em, aku tak sengaja menabraknya, dia terlihat tergesa gesa" Azfer mengikuti sang istri ke kamar. "Kamu tidak pernah bertemu dengan dia sama sekali?" Tanya Liana memandangi suaminya itu yang sekarang sedang duduk disudut dipan, yang ditany