Tatapan Yvonne tertuju kepada tangan Shawn yang memeluk pinggang wanita itu.Dalam sekejap, hati Yvonne pun terasa remuk dan hancur."Ada apa ke sini?" tanya Shawn.Shawn mengamati semua ekspresi di wajah Yvonne, seolah tak ingin melewatkan sedikit pun."Kebetulan lewat." Yvonne berpura-pura tegar dan tersenyum manis."Aku masih ada urusan, sampai jumpa." Yvonne bergegas membalikkan badan, lalu beranjak ke mobil dan mendesak sopir, "Cepat, jalan!"Yvonne ingin segera meninggalkan tempat ini.Sopir menginjak pedal gas dan mobil pun memelesat pergi. Yvonne tidak berani menoleh ke samping, dia tidak sanggup melihat Shawn yang memeluk wanita lain.Yvonne merasa tertampar, untuk apa dia menemui Shawn?"Dia adalah musuhmu!" Yvonne bergumam sambil mentertawakan diri sendiri. "Yvonne, kayaknya kamu sudah gila, kamu kerasukan apa? Kok bisa-bisanya menyukai pria yang membunuh kandunganmu?""Nona ...." Sopir menatap Yvonne melalui kaca spion.Karena terpukul, bukankah wajar Yvonne bergumam sendir
Kemudian Calvin masuk ke dalam ruangannya sambil berbicara kepada Kayla, "Aku nggak membutuhkanmu di sini. Pulanglah!"Kayla berusaha membujuk Calvin. "Tapi nggak orang yang menjagamu. Aku ingin menemanimu."Calvin tidak bodoh, dia tahu niat terselubung Kayla. Sejak Calvin sakit, ini bukanlah pertama kalinya Kayla membahas masalah warisan."Kamu mengincar hartaku, 'kan?" Calvin bertanya secara frontal.Kayla pun panik dan bergegas menjelaskan, "Hah? Nggak, bukan itu maksudku. Aku hanya memikirkan masa depan anak kita. Kamu tahu sendiri, Niko mempunyai catatan hitam. Dia pasti kesulitan cari kerja ...."Calvin berbaring dan langsung memejamkan mata. Dia malas mendengarkan Kayla.Memangnya Calvin bodoh? Mana mungkin dia menelantarkan putranya begitu saja?Yvonne pergi tanpa berpamitan, tetapi Niko mengejarnya sampai ke lobi rumah sakit."Kak," panggil Niko.Yvonne menoleh sambil bertanya, "Ada apa?""Aku dengar, kamu yang mencarikan dokter spesialis untuk Ayah. Terima kasih." Sikap Niko
Xavier berbisik di telinga Caroline.Sesaat mendengar perintah Xavier, kedua mata Caroline sontak berbinar-binar. Setelah Xavier selesai bicara, Caroline menjawab, "Baik, aku mengerti.""Tapi jangan memiliki niat lain, mengerti?" Xavier mengingatkan."Aku mengerti." Caroline mengangguk dengan patuh."Bagus."Pada malam hari. Setelah memastikan Shawn tiba di rumah, Xavier langsung menghubungi Caroline.....Yvonne duduk di sofa sambil membaca buku. Ketika Shawn pulang, Yvonne berlagak seolah tidak melihatnya dan hanya fokus membaca buku.Jika Shawn sudah memiliki wanita lain, kenapa bersikap begitu manis kepada Yvonne? Apakah semua pria seperti itu? Bisa melakukan hubungan dengan wanita mana pun tanpa rasa cinta?Yvonne mengira kalau Shawn memaksanya berhubungan karena terlalu marah, tapi tampaknya semua dugaan Yvonne salah. Semua pria sama saja, tak terkecuali Shawn.Shawn melepaskan jasnya, lalu berdiri di samping Yvonne dan bertanya, "Tidak ada yang mau kamu bicarakan?"Yvonne mengan
"Cerai?" Otot wajah Shawn tampak bergetar.Emosi jelas terpancar di mata Shawn. Wajahnya tampak memerah, rasanya dia ingin merobek-robek hati Yvonne untuk melihat isinya. Kenapa Yvonne setega ini?"Jangan berharap bisa cerai! Kalaupun kamu mati, aku juga tidak akan pernah menceraikanmu!" kata Shawn.Yvonne frustasi mendengarnya. Dia ingin melupakan semua kebencian dan menceritakan semua rahasianya kepada Shawn. Namun sekarang Shawn telah memiliki wanita lain, bagaimana Yvonne sanggup mengakui semuanya kepada Shawn?Yvonne merasa dirinya sangat bodoh. Kenapa dia memercayai semua ucapan manis Shawn?"Baik! Kalau begitu, besok aku akan mengumumkan kepada masyarakat bahwa aku adalah istrimu. Aku juga akan menceritakan perselingkuhanku, aku memiliki pria lain dan sempat mengandung anak dari pria lain."Dada Shawn terasa sesak saat mendengar ucapan Yvonne."Berani?" Shawn menggertakkan gigi."Kamu lihat saja!" Yvonne menantang.Shawn menarik napas panjang. "Kenapa? Kenapa kamu sangat keras k
Hotel? Yvonne langsung mengempaskan tangan Shawn.Shawn janjian pergi ke hotel bersama wanita lain? Lantas untuk apa berlagak seolah dirinya menyukai Yvonne?Apakah Shawn adalah seorang aktor? Kenapa suka sekali bersandiwara?"Penipu!" Yvonne buru-buru berjalan menaiki tangga. Karena berjalan terlalu cepat dan kekuatan kakinya belum pulih total, dia hampir terpeleset di tangga. Untungnya dia gesit dan langsung memegang gagang tangga.Sekarang Yvonne benar-benar jengkel. Dia merasa telah mempermalukan diri sendiri di hadapan Shawn dan selingkuhannya."Gimana sih tangga ini? Desainnya jelek!" bentak Yvonne."Aku akan merenovasinya sesuai keinginanmu," kata Shawn.Yvonne menoleh dan memelototi Shawn. Pria ini sudah gila, ya?"Sebaiknya gunakan waktumu untuk mengurus wanita itu! Sana, sudah waktunya ke hotel." Yvonne berlari secepat mungkin ke kamar.Shawn senang melihat Yvonne yang marah. Sepertinya dia marah karena cemburu.Tanpa disadari, Shawn tersenyum kecil melihat tingkah Yvonne.Se
"Kalau kamu masih marah karena aku menyebabkan kandunganmu keguguran dan kakimu luka, marahi aku, pukul aku, lakukan semua yang kamu inginkan. Tapi aku hanya minta satu, jangan meminta cerai."Yvonne menarik napas panjang. "Aku memang membencimu, tapi ...."Yvonne gagal mengontrol perasaannya, lagi-lagi dia tergerak akan rayuan Shawn."Kamu nggak keberatan aku pernah berhubungan dengan pria lain?" tanya Yvonne."Tidak," Shawn menjawab dengan tegas.Shawn tahu, Yvonne adalah wanita yang polos dan bersih. Apalagi, Yvonne telah memberikan kesuciannya kepada Shawn."Hmm, bagaimana kalau aku melahirkan anak dari pria lain? Apakah kamu keberatan?" Yvonne memutuskan untuk menceritakan semuanya.Jika Shawn tidak bisa terima, memang sebaiknya mereka bercerai. Menjalani hari-hari seperti ini terasa sangat amat menyiksa.Shawn mengira kalau Yvonne sedang membicarakan kedua janinnya yang keguguran.Shawn pun tak kalah sedih memikirkan kedua anaknya yang meninggal di dalam janin Yvonne. "Seandainya
Xavier tersentak melihat keberanian Jolene.Apakah Jolene sudah bosan hidup?"Temukan jasadnya!" Shawn melirik ke arah laut.Kalaupun mati, Shawn harus melihat jasad Jolene. Selama tidak melihat jasadnya, Shawn tidak akan pernah melepaskan Jolene.Xavier langsung memerintahkan pasukannya untuk mencari jasad Jolene di laut.Perasaan Roger hancur melihat Jolene yang melompat ke laut. Sejujurnya Roger masih mencintai Jolene. Jika tidak memiliki perasaan, untuk apa Roger mengambil risiko dengan menyelamatkan Jolene?"Shawn, kamu membunuh Jolene!" Roger berteriak marah.Shawn mengernyit, dia menatap Roger dengan tajam.Xavier merasa kalau Roger hanya sedang mempermalukan diri sendiri. "Jolene melompat sendiri, tidak ada yang memaksa. Satu lagi, begitu Jolene melompat, Pak Shawn langsung mengutus orang untuk menyelamatkannya."Wajah Roger tampak memerah. "Nggak masuk akal!""Aku bicara fakta." Xavier merentangkan kedua tangannya dengan santai.Beberapa jam telah berlalu. Para pengawal dan pe
"Kapan urusanmu selesai? Cepatlah kembali ke sini," Samantha menambahkan."Sebentar lagi," Yvonne menjawab sambil menatap putranya. Yvonne berpikir sebentar, lalu bertanya dengan ragu-ragu, "Apakah Ibu mau ke sini?""Untuk apa?" tanya Samantha.Yvonne ingin mengajak Samantha untuk pergi menemui Calvin. Bagaimanapun, kondisi Calvin semakin parah, Yvonne tidak ingin ayahnya pergi dalam keadaan saling membenci."Siapa tahu kita masih bisa tinggal di sini ....""Aku lebih suka di Kota Sunrise," Samantha memotong ucapan Yvonne.Samantha sudah beradaptasi dengan kehidupan barunya yang damai. Yvonne tidak memaksa, dia akan membujuk Samantha saat bertemu tatap muka.Yvonne dan Samantha membicarakan perkembangan Dio. Setelah mengobrol cukup lama, Yvonne mematikan teleponnya dan turun ke lantai satu.Yvonne agak lapar, dia menemukan sebongkah kue di dalam kulkas dan menyantapnya. Aroma vanila dan stroberinya sangat lezat.Tak berapa lama, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah. Leah sedang tid