About Us 1
“Max…” Panggilan Gwen bekali-kali tidak dihiraukan pria itu, bahkan Max menepis tangan Gwen yang menahan lengannya.Gwen mengejar Max, mencoba berkata dengan pria yang pergi dari apartemennya setelah mengambil kunci mobil dikamar. Tidak membiarkan Gwen menjelaskan apapun setelah pertanyaan yang Max lontarkan padanya.
“Berhenti Gwen.” Anggun menarik balik tangan anaknya saat melihat Gwen akan pergi menyusul pria yang pergi tanpa atasan bernama Max, dengan kemeja kebesaran yang anaknya pakai.
“Kalian sudah berakhir dan itu yang terbaik. Kalian tidak punya masa depan, ayahmu dan seluruh keluarga tidak akan bisa menerimanya meskipun dia dari keluarga kaya sekalipun.”
“Jangan semakin merusak hidupmu. Jadilah anak baik demi Mama. Mama tidak tahu akan menjadi apa masa depanmu jika Papa tahu tentang hal ini.” Gwen menggeleng air matanya terus mengalir, pikirannya masih tertuju pada Max. Ia ben
UnchangedMax tidak menganggap serius penjelasannya, juga pria itu melecehkannya sangat cukup membuat Gwen sangat sakit hati. Masa bodo dengan tanggapan Max setelah keempat kalinya pria itu mendapatkan pelepasan, Gwen pergi dari sana. Setelah dari apartemen Max, Gwen memilih untuk menginap di apartemen Cherry beberapa hari. Gwen juga menceritakan permasalahannya akhir-akhir ini meskipun tidak sebut nama Max sama sekali pada teman-temannya juga Tasya melalui telepon. Hal itu setidaknya membuat perasaan Gwen terasa lebih baik. Teman-temannya menyayangkan apa yang terjadi pada Gwen, sedangkan sedari awal mereka sangat ingin bertemu dengan kekasih Gwen. Tetapi mau bagaimana lagi, dirinya dan Max memang tidak punya masa depan bersama. Sekarang terasa lebih sulit karena tidak ada lagi kepercayaan diantara mereka setelah tidak adanya kejujuran dan keterbukaan. Ponselnya bergetar memunculkan nama Mamanya disana, tidak perlu berpikir Gwen menolak panggilan tersebut
Second Chance 2Max pergi begitu saja dari mansion keluarganya tanpa memperdulikan panggilan ibunya. Max mengendari mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke apartemen Gwen, dalam hati ia berharap masih menemukan Gwen disana. Dalam otaknya, Max mengira Gwen tidak mau mengandung anaknya karena wanita itu tidak mencintainya. Gwen tidak bersikap terbuka padanya karena tidak menganggapnya penting. Gwen tidak pernah mengatakan cinta padanya karena wanita itu memang tidak mencintainya.Tapi setelah mendengar semua yang dikatakan ibunya, Max sadar bahwa Gwen mencintainya. Mereka saling mencintai dan sekarang masalah sedang menerpa mereka. Max tidak akan rela jika Gwen menikah dengan pria lain selain dirinya, untuk masalah keluarga Gwen maka Max akan mengusahakan semampunya. Tapi kemarin saat ia pikir Gwen memang tidak punya perasaan apapun untuknya, membuatnya kecewa, ia merasa akan menyerah.Dan tidak untuk sekarang. Ia tahu perasaan Gwen untuknya meskipun terlambat men
Hot GossipGwen tersenyum kecil saat kembali melihat-lihat isi galeri foto di ponselnya. Yang ia buka kali ini adalah folder fotonya bersama dengan Max. Ya hubungannya dengan Max bisa dibilang perlahan mulai mereka perbaiki, dan setelah dua minggu sejak hari permintaan maaf itu mereka juga berusaha untuk saling terbuka dan menceritakan keseharian mereka.Meskipun hal-hal kecil tetapi itu sangatlah terbukti ampuh. Nyatanya benar sepele atau pun tidak, komunikasi sangat lah penting dalam sebuah hubungan.Max dan Gwen belum melakukan ‘itu’ lagi setelah kejadian terakhir yang membuat Gwen agak trauma. Max mengerti akan hal itu dan berusaha untuk menyenangkan Gwen, tidak menuntut wanita muda itu apalagi memaksanya. Hanya saja skinship ringan seperti bergenggaman tangan, berpelukan dan kecupan ringan masih bisa mereka lakukan. Gwen benar-benar butuh waktu.Senyum Gwen makin menjadi saat ia melihat fotonya bersama Max diatas yatch boat milik pria itu,
Talks 2Asistennya bekerja dengan baik, pria itu bekerja dengan cekatan juga memuaskan. Sebentar lagi waktunya makan siang dan Max sedang dalam perjalanan menuju tempat pertemuan mereka seperti yang Anggun beritahukan melalui pesan singkat pagi tadi.Pria itu memakai pakaian semi-formal, kemeja putih dan celana jeans putih.Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya Max sampai di sebuah restoran mewah yang sudah di reservasi oleh orangtuan Gwen. Max menyuruh semua anak buahnya untuk tidak mengikutinya masuk kedalam ruang VVIP yang masih kosong, ia sengaja datang lebih awal agar terlihat lebih sopan sebagai yang lebih muda.Max memainkan ponselnya seraya menunggu kedatangan Hans dan Anggun, pria itu sedang bertukar pesan dengan Gwen yang saat ini baru saja sampai di kantor. Menyadari pintu terbuka dan kedatangan seseorang, Max pun meletakkan ponselnya dan berdiri seakan menyambut kedatangan Anggun dan Hans. Kedua pria beda usia itu langsung berjabatan tang
Gift 2Gwen membuka matanya sedikit saat alarmnya berbunyi, ia tertidur saat sedang berbalas pesan dengan Max yang katanya kedatangannya ditunda karena sesuatu. Mengingat itu Gwen jadi kesal, ia berdecak pelan dan segara mematikan alarmnya. Saat melihat nakasnya, ternyata sudah ada sebuah mug mungil berisi teh dan sepotong cake.Seketika senyum Gwen muncul melihat bagian dalam mug yang tidak terkena air teh berisi kalimat ‘Good morning Beautiful’ itu menghangatkan perasaannya, pasti Max yang menyiapkan ini untuknya. Tanpa sikat gigi atau apapun, Gwen segera memakan kuenya. Hingga tinggal sedikit lagi, Gwen mematung melihat ukiran dipiring kue yang ia makan.Hal tidak terduga untuknya yang saat itu segera meminum tehnya agar ia tidak tersedak, tapi Gwen bahkan hampir menyemburkan teh yang diminumnya saat menemukan tulisan serupa didalam mug.Jantungnya berdebar, ia turun dari kasurnya dan terkejut juga saat melihat ada kain hitam tergantung di di
Unexpected 2Elleana tidak pernah berhenti untuk terus berusaha menjadikan Gwen dan Max bersatu. Ia menuturkan semua sifat baik Max pada Hans dan mengatakan bahwa anaknya sangat layak menjadi menantu keluarga Adam. Masalah budaya yang berbeda tidaklah menjadi sebuah penghalang berarti bagi Elleana jika pasangan satu sama lain bisa saling mengerti dan menerima.Dan Elleana yakin benar bahwa anaknya bisa menjadi suami, kepala keluarga bahkan ayah yang baik mengingat Max suka sekali dengan anak-anak dan sangat memanjakan para keponakannya. Max sangat bisa memenuhi syarat untuk menjadi pendamping Gwen.Ibu dari dua orang anak itu juga membuat pertemuannya sendiri dengan Hans juga Anggun tanpa diketahui oleh Max. Elleana mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan apapun selain memberi support dan restu untuk sepasang sejoli itu.Bahkan dengan blak-blakan Elleana bilang ia tidak merasa rugi sama sekali jika lamaran anaknya ditolak karena yang akan merasakan itu
Emma menggenggam erat peralatan makan di tangan nya, dia benci makan malam kali ini. Ayahnya mengundang salah satu rekan bisnisnya. Seorang pria tampan yang usianya lebih muda dari ayah lnya. Yang membuat Emma benci adalah sikap ibu tirinya yang menurutnya berlebihan. Caitlyn, si ibu tiri adalah wanita paling licik dan egois yang pernah ditemuinya. Dulunya wanita yang usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Emma itu adalah sekretaris ayahnya. Emma yakin Caitlyn menikah dengan Ayah nya karena harta. Dan lihat sekarang bagaimana si ular betina itu diam-diam mencoba merayu teman ayahnya. Wanita tak tahu malu itu memakai dress yang terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sengaja menempelkan Dada besar plastiknya di lengan pria itu saat mereka mengobrol. Dan pria itu tampak menikmati semua perhatian Caitlyn. Benar-benar menjijikan. Emma mendengus kesal. Menarik perhatian semua orang di meja makan. “Ada apa sayang, Apakah Ada sesuatu yang mengganggu mu?”
Buku apa yang sedang kau baca?” tanya pria itu menatap ke arah Emma. “Oh maaf, namaku Dorian ” Emma menatap ke arah pria disampingnya. Pria itu sangat tampan rambut hitamnya dipotong pendek dan terlihat rapi. Pria itu memakai kaos dan celana denim, juga beanie hat warna hitam di kepalanya. “Aku Emma. Ini hanya sebuah novel biasa” Emma tersenyum ramah dan menunjukkan novel yang dia baca pada pria itu. “Apa yang dilakukan seorang gadis cantik sepertimu disini, menanti seseorang?” tanya Dorian penasaranEmma tertawa. “Tidak, aku sedang berjalan-jalan, menikmati liburanku” kata Emma “Oh, kau seorang wisatawan. Benar begitu?” tanyanya. “Ya, aku sedang berlibur disini. Aku dari Inggris” jawab Emma sambil tersenyum. “Well, aku bersedia menemanimu berjalan-jalan menunjukkan beberapa tempat yang cukup populer disini” kata Dorian seraya tersenyum manis. “Sungguh?. Maksudku, apakah itu tidak merepotkanmu?” Tanya Emma. “