Kenangan masa lalu Xavier kembali. Kali ini ia teringat kembali kenangan sesaat setelah hari mereka menyatakan cinta dan berpacaran. Hari-hari bahagia bersama Selena. Mereka bertiga duduk di atas bukit, memandang pemandangan menyedihkan dunia bawah. Gersang dan udara yang begitu berat, miskin oksigen.
"Dunia ini sudah hampir hancur," ucap Xavier yang membuat Rafael menoleh ke arahnya.
"Ya, kau benar. Yuichi sedang mencari cara mendapatkan Raja Kegelapan," balas Rafael yang kembali memandang pemandangan menyedihkan di depannya.
Selena melingkarkan tangannya di lengan Xavier, menyandarkan kepalanya di pundak kekasih tercinta.
"Bukankah itu sebuah pengorbanan, Yuichi akan mencari wanita yang bisa melahirkan Raja Kegelapan. Entah wanita seperti apa yang akan ia temukan. Bagaimana kalau dia tidak jatuh cinta dengan wanita itu dan terpaksa menikah demi dunia kita," balas Selena.
"Dia mencari manusia," sahut Rafael. Ada ketidaksukaan saat menyebut manusia
Perjalanan ke pegunungan api telah dimulai. Mereka berempat berada di kaki gunung bersiap untuk masuk ke dalam gunung api. Rosaline memberikan perlindungan dengan memasang barrier kepada ketiganya. Selesai dengan barrier mereka masuk ke dalam gua. Tempat itu terang benderang dengan banyaknya Imp api yang ada di seluruh penjuru."Apa Imp api akan menyerang ketika kita mendekat?" tanya Yui ragu-ragu melangkah."Kita coba saja," jawab Light maju ke depan mendekati Imp api terdekat dan mendapat serangan api. Respon menghindar Light yang cepat membuatnya mampu meminimalisir luka bakar. Untungnya barrier yang dibuat Rosaline menghalangi api mengenai tubuh Light.Yuan membekukan Imp dengan kemampuan yang ia miliki."Light, kamu tidak apa-apa?" tanya Yui yang melihat ia masih da
Raja Kegelapan yang kehilangan Yui, memaki Salamander. Dia tahu satu-satunya pengguna api terkuat di pegunungan api hanyalah Salamander, sang roh api. Dengan usahanya membuka dimensi, ia berusaha mencari keberadaan Yui. "Kurang ajar, Salamander. Jika dia macam-macam dengan Yui tidak akan ada ampun," ancam Raja Kegelapan. Meskipun ia tahu mengumpat juga tidak ada gunanya. Satu-satunya harapan hanya Yuan. "Semoga saja Yuan bisa mengalahkan Salamander," gumamnya. Sementara di tempat lain, Yui berada di dimensi asing. Tempat itu terasa panas, ia melihat Yuan berdiri seperti kelelahan atau sedang rehat dari pertarungan. Kaki dan tangannya terlihat ada goresan dan luka. Baju yang ia kenakan juga tak luput dari sayatan. "Apa yang terjadi?" batin Yui melihat Yuan dalam kondisi yang tidak baik. Ia melihat seseorang di sampingnya, seorang pria dengan baju berwarna merah menyala menatap tajam ke arah Yuan. "Lihatlah siapa yang
Pertarungan masih terjadi, Salamander dan Yuan masih saling menyerang. Tidak ada kelelahan yang terlihat pada diri Yuan, dia menyerang dengan efektif melukai Salamander walau terlihat asal menyerang."Siapa sekarang yang pantas menjadi pelayan?" sindir Yuan dengan senyuman sinis saat ujung pedangnya sudah berada di leher Salamander.Salamander menelan ludahnya dengan susah payah. Masih belum mau mengakui permainan pedang Yuan jauh lebih hebat darinya. Ia masih sang roh api. Api membakar tubuh Yuan, membuat Salamander tersenyum tipis."Kali ini akan kugunakan api dengan kekuatan penuh," batin Salamander merasa bisa membalikkan keadaan."Apa kau bodoh atau masih tidak mengerti?" Yuan menatap Salamander dengan kemarahan yang meluap.Salamander bingung dengan perkataan Yuan. Api yang membakar Yuan sama sekali tidak menyentuhnya."Bagaimana bisa? Kenapa tidak kusadari dari awal. Dia tidak terluka fatal meski kubakar berkali-kali
Setelah mengikat kontrak dengan Salamander, sang roh api, ia menjadi salah satu roh alam Yuan. Lengkap sudah empat roh alam miliknya. Salamander yang awalnya sombong tidak lagi terlihat keangkuhannya, ia menjadi ramah."Apa dia amnesia," bisik Yui yang masih takut dengan Salamander."Tenang saja, kalau dia berani macam-macam denganmu akan ia rasakan akibatnya," balas Yuan tanpa berbisik.Yui memandang Salamander, bagaimana kalau dia tersinggung? Namun, tidak ada tanda-tanda ia akan marah."Apa yang terjadi selama aku terlempar ke dunia Suzaku," batin Yui.Mereka kembali ke tempat Rosaline dan Light, keduanya mulai terbangun."Yui, darimana saja, dan kenapa bajumu mengecil?" tanya Light saat melihat Yui.Benar saja, baju yang awalnya selutut kini 15 cm di atas lutut. Dan lengan Yui juga lebih sempit."Efek memanggil Suzaku mungkin," jawab Yui tanpa berpikir panjang."Tunggu, bajumu juga mengecil," sahut
Dunia bawah selalu terasa berat, Yuan keluar paling akhir dari gerbang dimensi. Dia bersimpuh karena kelelahan dalam hari yang sama membuka dua kali gerbang dimensi. "Yuan!" Yui mendekati Yuan, memapahnya dan membantunya duduk. "Tidak apa-apa, hanya lelah. Kalian pergi saja cari Kak Yuasa," ucap Yuan lemah masih mengatur napas. Krisan keluar tanpa diminta. "Biar saya yang menjaga Pangeran," tambahnya. Yuan memandang Yui lalu tersenyum, "Tidak ada yang perlu dicemaskan, pergilah!" Mereka berdua pergi meninggalkan Krisan dan Yuan di kuil. Tempat yang mereka tuju adalah bangunan yang muncul tak alami, dan tekanan kekuatan luar biasa dari bangunan itu. Yui memanggil Seiryu, dengan wujud naga mereka menaikinya dan terbang. Bangunan hitam berbentuk kubus yang muncul dari sebuah bangunan mirip laboratorium. Yui dan Rosaline memeriksa tempat itu. Yui melihat sekeliling, sepi, tidak terlihat ada aktifitas. Namun puing-puing
Yui segera turun dari Seiryu dan masuk ke dalam kuil di mana Yuan berada. Langkah kakinya terhenti saat merasakan ada yang lain. Ia bersembunyi dan melihat siapa yang ada di dalam. Yuan masih duduk di tempat yang sama saat Yui meninggalkannya bersama Krisan. Roh angin itu juga masih duduk bersama Yuan. Beberapa orang yang tak dikenal berada di depan Yuan. Melihat Yuan yang terlihat biasa saja dengan orang-orang di depannya, Yui keluar dari persembunyiannya. "Yuan," panggil Yui yang membuat orang-orang itu menoleh ke arah Yui. Merasa canggung jadi pusat perhatian, Yui segera berjalan cepat ke arah Yuan. Mereka masih memperhatikan Yui, wajah Yui yang sama dengan Yuan serta rambut hitam Yui. Mereka mengira Yui juga pemilik kristal hitam. "Perkenalkan, ini Yui, saudara kembarku," ucap Yuan memperkenalkan Yui. "Yuan, apa kita bisa kembali sekarang?" bisik Yui bertanya pada Yuan. Sementara Yuan hanya menggelengkan kepala saja. "Yan
Rosaline yang keluar dari gerbang dimensi di hutan Onyx segera mencari cara untuk ke istana secepatnya. Ia melihat ada kuda yang sedang merumput di dekat sungai yang mengalir jernih. Tanpa perlu berpikir panjang, Rosaline segera menjinakkan kuda itu dan menjadikannya tunggangan untuk ke istana. Dengan menaiki kuda diperlukan waktu lebih singkat dibandingkan berlari. Kuda ia pacu tanpa henti hingga Istana Cahaya terlihat. Rosaline melompat dari kudanya dan membiarkan kuda itu kembali ke asalnya, di hutan.Rosaline berlari menuju kediaman Raja, tidak ada tanda keberadaan Pangeran Yuasa di sana lalu ia berlari menuju aula timur. Aula timur sudah berubah menjadi hutan kecil yang artinya Raja Yuichi sedang menggunakan kekuatannya. Perlahan ia mencari keberadaan Pangeran Yuasa. Dia sedang terbaring di atas bunga es yang berbentuk teratai. Hawa dingin terasa menusuk hingga tulang, Rosaline mengeratkan tangannya memeluk dirinya sendiri."Yang Mulia," panggil Rosali
Rosaline kembali tersadar, Ia berada di aula bersama raja dan ratu. Ia memandang Pangeran Yuasa yang masih terbaring di tempatnya."Rosaline, apa kau berhasil membangunkannya?" tanya Raja Yuichi yang terduduk di tempatnya. Lingkaran sihir sudah menghilang. Ia terlihat sangat lemah."Ya, dia sudah terbangun. Tapi kenapa Pangeran masih belum bangun di sini?" tanya Rosaline yang tidak mengerti. Dalam pikirannya ia mengira Pangeran telah selamat jika berhasil dibangunkan."Belum, jiwanya saja yang kini tersadar. Jiwanya belum kembali Rosaline. Perlu energi yang lebih untuk membawanya kembali." Suara Raja Yuichi terdengar bergetar, "setidaknya kali ini dia bisa bertahan. Tubuhnya tidak akan rusak sampai jiwanya kembali."Raja Yuichi jatuh pingsan setelah mengatakan perkataan terakhirnya."Yang Mulia!" Ratu Sawatari memanggil dengan lembut, memeriksa tubuhnya."Rosaline! Panggilkan tabib cepat!" perintah Ratu Sawatari.Rosaline segera kelua