VOTE YA
NOTE: Sebelum lanjut baca cerita ini kusarankan baca dulu HOT AND DANGEROUSE BILLIONAIR agar tidak bingung karena semua cerita saling berhubungan.Jika dalam season pertama menceritakan perjuangan Dom untuk kembali pada Amanda. Maka, dalam seasons 2 ini akan menceritakan kelanjutan hubungan Dom dan Amanda setelah menjadi suami istri dan orang tua. Perjuangan Amanda menjadi istri seorang mafia, serta perjuangan Dom untuk lepas dari dunia mafia agar bisa hidup damai bersama keluarga.Faktanya tidak ada yang keren dari predikat mafia, hidupnya akan penuh bahaya dan tanpa kedamaian. Di sini Amanda juga akan dituntut menjadi wanita yang tangguh untuk bisa menjadi pendamping bagi pria seperti Dominic Rodriguez. Bisakah Amanda membantu suaminya lepas dari lingkaran dunia hitam, atau justru malah menuntun mereka pada bencana mengerikan.*****DOMINIC RODRIGUEZDom adalah pria yang sedang berusaha untuk menjadi orang baik meski dia tahu tumpukan dosanya nampak mustahil untuk bisa ditebus. Dom
"Bagaimana kau bisa berbuat seperti itu terhadap Ardi?" marah Amanda begitu berhasil menghubungi Dom."Aku jauh lebih marah darimu ketika tahu dia merampasmu dengan cara yang sangat licik!""Kau tetap tidak berhak menghukumnya dengan cara seperti itu!" Amanda benar-benar marah meskipun dia tahu Ardi salah. "Kau sudah memotong jarinya, apa itu belum cukup? kau juga bisa memotong beberapa jarinya lagi jika masih kurang puas, tapi kau tidak berhak menghancurkan masa depannya sebagai laki-laki!""Aku memang bukan orang baik, Amanda!" Dom tetap memberi jawaban dingin tanpa rasa menyesal. "Dan satu hal yang tidak bisa kumaafkan!" Dom mempertegas ucapannya. "Dia bukan hanya telah berani mengambil semua yang kumiliki, dia juga telah membuatku hampir tidak bisa kembali padamu karena kebencianku sendiri!"Kalimat terakhir yang diucapkan Dom terus terngiang di telinga Amanda. Tentunya Amanda juga masih belum lupa sebenci apa pria itu padanya. Dom memang kembali untuk membalas, membalas pengkhiana
"Kejadiannya sangat tidak terduga, semua di luar prediksi.""Bagaimana kalian bisa membiarkannya terjadi?" Amanda masih syok belum bisa benar-benar berpikir dengan benar hingga cuma ingin marah pada orang-orang di sekitar Dom."Semua di luar kemampuan kami.""Dom sudah berjanji akan pulang, dia akan pulang untukku!" keras Amanda masih tidak terima jika setelah semua perjuangan mereka untuk bisa bersama ternyata harus berakhir seperti ini."Maaf, Amanda. Maafkan aku." Selama ini hanya Amir satu-satunya orang yang paling dekat dengan Dom. Amir Adalah seorang pria yang juga telah kehilangan anak serta istrinya dengan cara keji, pastinya dia juga paham dengan apa yang dirasakan Amanda kali ini.Suara Amanda mulai bergetar karena tangis yang sudah tidak mampu dia tahan. Sebanyak apapun janji Dom tidak akan ada gunanya lagi jika telah seperti ini."Tenangkan dirimu Amanda, ingat anak-anak. Kau harus kuat untuk mereka." Amir coba memberi nasehat tapi sedang tidak bisa Amanda dengarkan sama se
[Terima kasih, Ane] Setelah membalas pesan untuk Anelies, Amanda segera menghubungi Ardi agar menjemput mereka di dermaga. Hari masih agak gelap, Amanda membangunkan anak-anak agar segera berkemas. "Kita mau kemana Bunda?" tanya Sisi yang baru bangun dan tentu saja bingung karena dibangunkan pagi-pagi. "Nanti ayahmu akan menjemput di dermaga." "Kita belum berlibur." "Bunda belum bisa menjelaskan sekarang." Amanda juga tidak bisa membawa anak-anak, mereka akan lebih aman bersama Ardi. Amanda juga sedang tidak bisa mempercayakan anak-anaknya kecuali pada Ardi. "Ayo, ajak adikmu bangun dan bantu mereka bersiap!" Amanda juga mempersiapkan beberapa keperluannya termasuk senjata api yang dia selipkan di antara lipatan baju. Hari benar-benar masih sangat pagi dan gelap ketika Amanda mengajak ketiga anaknya mengendap-endap di dermaga. Kedua putra kembar Amanda bahkan masih malas berjalan, langkahnya terseret-seret denga slop kepala beruang kebesaran. "Ayo naik!" Amanda menyuruh Sisi
*ANELIES*Sejak berita kecelakaan pesawat itu merebak, Anelies mulai terus memperhatikan gerak-gerik Norman Bizil yang ikut-ikutan percaya bila Dominic Rodriguez telah mati dalam ledakan pesawat tersebut. Padahal, ketika Norman berusaha masuk ke dalam pikirannya waktu itu, Anelies sudah menunjukkan jika Dom akan mati dengan terhunus baja di dadanya.Anelies yakin Indian tua itu sedang berkhianat. Anelies hanya tidak tahu kenapa Norman sampai mengkhianati George, padahal dia pikir Norman Bizil orang yang setia. Anelies tetap harus berhati-hati karena dia tidak tahu Indian itu bekerja untuk siapa."Istirahatlah," George mendekati Anelies."Aku ingin menemanimu." Anelies belum mau tidur dia tetap ingin menemani George."Jangan cemas, aku juga akan memperketat penjagaan untukmu, dan aku berjanji akan segera mengatasi semua ini."George berpikir Anelies takut karena melihat berbagai pemberitaan di media mengenai kerjasama Dominic Rodriguez dengan putra keluarga Lington."Aku tetap mencemask
Amanda sangat marah karena Dom Berani merekayasa kematiannya sendiri dan merahasiakan semua rencananya. Setelah menyembunyikan anak-anak, Amanda segera pergi ke Tokyo. Amanda harus menemui Amir yang telah bersekongkol dengan Dom untuk membohonginya. Amanda pergi mengunakan identitas palsu agar tidak terlacak. Amanda semakin pandai melakukan hal-hal ilegal sejak menjadi istri seorang mafia."Jangan pikir kalian semua bisa menipuku!" tegas Amanda sambil berkacak pinggang di depan ketiga orang kepercayaan Dom.Amir melirik kedua pengawal Dom yang ikut tidak berkutik dengan tubuh tinggi besar mereka ketika berhadapan dengan Amanda. Amanda memang bisa sangat nekat tidak terduga hingga sering tidak masuk akal dan sulit ditangani."Di mana anak-anakmu?" tanya Amir."Itu bukan urusan kalian!""Dom bisa melobangi kepalaku jika sampai terjadi sesuatu padamu dan anak-anak." Amir tidak main-main."Kalian memang sama saja!" tegas Amanda semakin marah karena dengan kalimat yang baru diucapkan Amir b
"Kita juga harus merahasiakan semua ini dari Dom, jangan sampai dia tahu karena Dom tidak akan membiarkan kita terlibat!" Amanda memperingatkan Moly. Amanda juga semakin pintar dan licik sejak menjadi istri seorang mafia. Setelah menyusun rencanannya dengan Moly, Amanda kembali pada anak-anaknya yang masih dia sembunyikan bersama Ardi. Ardi membawa anak-anak berlibur ke fila dan menyita semua alat komunikasi mereka sampai berita kecelakaan pesawat itu mereda dari pemberitaan. Ketika Amanda tiba, kedua anak kembarnya sedang berenang di halaman belakang bersama Ardi. Ardi langsung menepi begitu melihat kedatangan Amanda. Pria itu menyaruk rambut basah di dahinya untuk mengurangi rasa pedih di mata ketika harus mendongak pada Amanda. "Bagaimana?" tanya Ardi ketika Amanda mendekat ke tepi kolam. "Dia baik-baik saja." "Bunda!" panggil Evan dan Flin dari sebrang kolam. Amanda melambai kemudian juga tersenyum pada Sisi yang baru mendongak dari buku bacaannya di kursi berjemur. "Aku ak
Semula Moly sangat percaya pada Sky, tapi tidak tahu kenapa, cuma karena melihat pemuda itu menyimpan alat kontrasepsi, Moly jadi sangat ketakutan seperti ini. Moly merasa tidurnya tidak tenang meskipun dia sudah mengunci pintu kamar dari dalam. Moly benar-benar masih polos dalam urusan teman laki-laki, bahkan sampai usianya sekarang ia belum pernah sekalipun berkencan dengan teman cowok.Moly tumbuh di tengah keluarga yang selalu menjaganya dengan disiplin, Moly biasa bermain di halaman rumah dengan para pengawal bersenjata bertubuh tegap yang berkeliaran. Bahkan ketika Moly harus tinggal di luar negeri untuk melanjutkan studinya ia juga selalu diikuti oleh Silvie. Kepergiannya ke New York kali ini adalah misi nekat demi Dom dan Amanda.Amanda sudah menyusun strategi untuk membantu Dom mengalahkan George Loghan, musuh yang licik dan sangat berbahaya. Amanda benar-benar nekat dengan resiko tinggi karena Moly bisa ikut berada dalam bahaya. Tapi memang hanya Moly yang bisa meyakinkan Ane