VOTE YA
Dom ikut pulang bersama Amanda dan tinggal di rumah mereka berdua tanpa pengawalan khusus lagi seperti dulu. Dom juga merasa tidak nyaman terus diikuti, dia ingin hidup normal."Di mana suamiku?" tanya Amanda pada pengurus rumah yang baru merapikan meja bekas sarapan."Baru saja keluar nyonya."Amanda segera ikut keluar ke arah garansi yang tadi ditunjukkan asisten rumah tangganya."Evan, kau mau ke mana?" Amanda heran melihat suaminya memakai jaket kulit dan menenteng helm."Aku keluar sebentar.""Dengan motor?" Amanda masih heran hingga cuma bisa berkacak pinggang di dekat anak tangga garasi."Ya, ini lebih mudah dan cepat." Dom terlihat santai seolah orang lain tidak akan merasa aneh melihatnya berkeliaran dengan motor."Tapi lebih aman memakai mobil."Amanda tetap menyarankan untuk memakai mobil. Namun, justru Dom yang balas menatap Amanda dengan aneh, kemudian tersenyum."Aku biasa membawa motor, Amanda. Jangan berlebihan ...""Oh, sial!" Amanda kembali menepuk jidatnya sendiri.
"Apa tanganmu tidak panas!" Amanda buru-buru merampas tisu dari atas meja dengan gugup dan panik."Tidak aku tidak apa-apa." Dom terlihat santai hanya mengibaskan tangannya yang baru ikut terkena tumpahan kopi panas."Kau yakin?" Amanda memastikan, dia juga masih menggenggam gumpalan tisu yang baru dia cabut sembarangan dari dalam kotak. "Cuma tumpahan kopi tidak akan membahayakan nyawaku." Dom malah tersenyum."Kemarilah aku tidak apa-apa, jangan khawatir." Dom menarik lengan Amanda agar duduk di pangkuannya. Amanda mengikuti perintah Dom untuk duduk kemudian meraba otot paha suaminya."Jadi tadi kau memanjat pohon mangga sendiri?""Ya." Dom menggetarkan senyum sambil membelai perut Amanda. "Maaf karena dulu aku tidak sempat membelikanmu mangga muda."Ternyata Evan masih ingat ketika Amanda minta dibelikan mangga muda dan ia menjanjikan minggu depan pada saat gajian di bengkel sampai akhirnya dia lupa. Bayangkan bertapa susah hidup mereka dulu, hanya untuk membeli satu kilo buah ma
Dom memang pelan-pelan ketika melucuti pakaian Amanda tapi ciumannya sama sekali tidak berangsur pelan, dia panas, bergairah dan penuh stamina untuk mendesak wanitanya ke dinding kaca. Napas lelaki itu seperti ikut beruap panas ketika menyapu kulit leher Amanda dengan deru kasar. Rahangnya juga terasa kasar, sedang basah menetes-netes tapi panas seperti magma, kombinasi yang rumit untuk bisa dihimpun dalam deskripsi yang tepat. Hanya dengan sentuhan tangannya saja sudah seperti uji nyali yang mendebarkan. Dom tidak sama, dia berubah, tapi Amanda masih belum bisa menyimpulkan dengan benar. Amanda tergolek pasrah untuk dijamah, buah dadanya yang sudah tidak berpenyangga diremas gemas hingga membuat barisan gigi serasa ikut menggigil ngilu."Oh ... Evan ...." Napas Amanda tersendat pilu oleh desahannya sendiri yang semakin terdesak pergulatan panas.Dom mengangkat salah satu kaki Amanda untuk melingkari pinggangnya hingga berjinjit sedikit terangkat. Amanda digesek lembut dan merekah cant
"Bagaimana perkembangannya?" Nathan kembali memastikan kemajuan kondisi Dom paska mendapatkan transfusi darah dari Jared Landon."Sepertinya masih belum ada perubahan." Amir mengetukkan ujung jari ke atas permukaan meja. "Dia juga masih sama sekali belum mengingat kami dengan benar." Amir melirik kedua pengawalnya yang juga sedang kompak mengerutkan bibir."Sementara ini aku yang banyak mewakili kepentingan bisnisnya untuk Dexter Global."Mereka memang masih sama sekali belum ada yang sadar mengenai beberapa perubahan tidak normal yang terjadi pada Dom, karena Amanda juga sengaja tidak memberitahu Amir dan kawan-kawannya."Mungkin kami akan mengambil sampel darahnya untuk kembali melakukan pengujian.""Dia tidak akan mau!" pasrah Amir dengan nanda nyaris bosan karena Dom juga jadi sangat keras kepala jika disinggung mengenai kesehatannya."Dom masih sama sekali belum ingat kami, bahkan Mr. dexter sebagai ayahnya sendiri. Yang dia ingat benar-benar hanya Evan putra dari Kansas!""Tetap
Dom benar-benar mandi di bawah derasnya guyuran air shower masih dengan pakain lengkap."Apa aku mengganggu tidurmu?" Dom terhenti untuk menatap Amanda yang sudah berdiri di ambang pintu bilik shower."Kau mandi di tengah malam!" Amanda masih heran hingga sulit berkata-kata."Aku hanya gerah dan ingin mandi."Padahal kamar mereka sudah memakai pendingin ruangan dan sama sekali tidak panas. Pikir Amanda mustahil jika Dom sampai kegerahan."Aku mencemaskanmu." Amanda serius dengan kecemasanya setelah berbagai kejanggalan yang terjadi pada suaminya."Tidurlah lagi aku akan menyusul."Amanda malah mendekat dan terkejut ketika meraba lengan serta dada suaminya. "Kau deman!" "Aku tidak apa-apa hanya panas," jawab Dom masih tidak terlalu menghiraukan keanehan yang terjadi pada dirinya."Apa kau juga masih belum ingat apa-apa?" Amanda cuma ingin kembali memastikan dan lelaki itu menggeleng.Ada perasaan yang ikut melembut di dada Amanda ketika menatap suaminya. Dia adalah Evan yang pernah sa
Amanda tahu semua rekan-rekannya mulai bergosip tidak sedap sejak kehadiran Silvie yang mengaku sebagai istri Flin Dexter. Karena selama ini yang mereka dengar Amanda juga sudah dinikahi oleh Flin Dexter, triliuner yang juga akan membiayai yayasan milik Amanda."Jadi sebenarnya Amanda yang merebut suami orang atau justru dia yang mulai diselingkuhi oleh suaminya dengan istri muda?" bisik salah seorang teman arisan Amanda pada yang lainnya."Entahlah, menurutku dia tidak kalah cantik dari Amanda."Silvie memang sangat cantik dan seksi, dia juga tidak kalah percaya diri dari Amanda. Persaingan yang sepertinya juga akan sengit karena Amanda jelas bukan tipe yang akan tinggal diam jika suaminya diusik hama pengganggu."Lihat saja mereka juga kelihatan tidak akur, pasti karena Amanda memang merebut suaminya dan sekarang dia datang ke mari untuk mempermalukan Amanda!"Walaupun Amanda senang tinggal di negara kelahirannya, tapi terpaan gosip tetap jadi wabah yang sulit untuk dihindari, apa la
Amanda terus memperhatikan suaminya yang sedang berbaring tenang menutup mata dengan napas teratur dan wajah tanpa dosa. Dom memiliki tulang hidung tinggi, alis tebal, dan bibir berisi yang terkatup rapat meski sedang tertidur lelap. Amanda tetap belum bisa melupakan semua perkatan Silvie kemarin. Walaupun Dom menandatangani surat pernikahan Silvie atas nama Flin Dexter, tapi faktanya tetap tangan Dom yang melakukannya dan memutuskan.Rasanya Amanda tetap tidak rela mengetahui Silvie juga merasa berhak memiliki suaminya. Amada bisa berbagi dengan anak-anak, dia juga sangat mencintai Moly sama halnya dengan Dom yang pastinya juga ingin bisa memiliki gadis itu sebagai putrinya dengan legal, tapi Amanda tidak rela jika harus berbagi suami dengan Silvie.Yang membuat Amanda semakin tidak tenang adalah ketidak jujuran Dom mengenai pernikahanya dengan Silvie. Meski sekarang Dom tidak mengingat apa-apa mengenai Silvie dan tidak bisa Amanda tanya mengenai pernikahan tersebut, tapi kenapa seja
Tubuh manusia sejatinya sudah diciptakan dengan sangat sempurna dan telah disertai dengan sistem kekebalan tubuh alami. Tubuh bukan sekedar mampu melawan virus yang masuk sebagai benda asing dengan antibodi, tapi tubuh manusia juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kembali sel yang rusak secara alami. Semua fungsi yang dikendalikan oleh sistem otak sangat canggih, semua bekerja atas perintah otak. Misalnya ketika otak mendeteksi keberadaan virus masuk ke dalam tubuh maka dia akan meningkatkan suhu tubuh untuk membunuh virus, itulah kenapa saat sakit tubuh bisa menjadi demam yang sebenarnya merupakan upaya tubuh untuk melawan virus. Kurang lebih seperti itu pula yang terjadi pada Dom, tubuhnya menjadi panas ketika melakukan perlawanan.Rekayasa genetika buatan sebenarnya cuma merupakan bentuk pengembangan dari kemampuan dasar manusia. Para ilmuwan telah mengambil bagian dari sampel terbaik agar mendapatkan kualitas super dari persilangan genetika yang mereka inginkan. Mereka mengem