Share

Sayang

Bimo memegangi rahangnya yang masih terasa nyeri. Duduk sendirian di tepi ranjang sembari mengutuk diri sendiri. Penyesalan itu kian terasa kini, harusnya Keyra tak menerima benda yang akan membuka kembali kenangan buruknya itu.

Sementara Damar yang sudah agak tenang memilih untuk setia pada keheningan. Ruangan kamar Bimo cukup besar, cukup luas untuk sekadar membuang asap rokok yang sejak tadi dia hembuskan. Seusai memukuli Bimo tadi Damar memuuskan untuk meraih sebungkus rokok mentol dari nakas Bimo. Menyulutnya tanpa meminta izin lebih dulu.

“Maaf, Mas. aku nggak kepikiran sampai situ. Aku nggak mikir tentang perasaan Keyra kalau nerima hapenya.” Bimo menunduk. Mencuri tatap Damar yang duduk  bersandar dinding kamarnya sembari menyesap sebatang rokok dengan wajah putus asa.

“Sudah terjadi. Keyra pasti sedang berusaha keras berdamai dengan dirinya sendiri.” Damar menatap lantai ruangan.

Bimo menghembuskan napas lelah. &ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status