Share

107. Bahu Membahu

Hanya dengan memutar tongkat saja, badai angin ganas menyerbu bagai hujan panah yang disertai hawa panas terik.

Sementara Danurwenda posisinya berjauhan dengan Intana. Kekuatan boleh lebih besar. Ilmu boleh lebih tinggi, tapi pasti ada cara untuk mengakalinya.

Sambil terus menghindar serbuan angin badai yang keluar dari tongkat bersabit itu, Danurwenda memikirkan cara melawan balik.

Di sisi lain dia kasihan melihat Intana yang pontang-panting dalam bertahan. Akhirnya Danurwenda membuat gerakan menghindar, tetapi sambil mendekati ke posisi Intana.

Walaupun hawa panas begitu menyengat kulit, dia berusaha menghemat tenaga. Dengan usaha yang gigih akhirnya si pemuda berhasil mendekati Intana.

"Kau di belakangku, nanti kalau sudah saatnya aku akan menyuruhmu menggunakan ilmu meringankan tubuh. Melompat setinggi-tingginya ke atas!" kata Danurwenda.

Dalam situasi yang terdesak seperti ini, Intana hanya menuruti perkataan Danurwenda. Wal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status