Share

LIMA ENAM

“Kau gugup?”

Ziang Wu memeluk Su Li dari belakang. Sedari bangun tidur tadi pagi, sang Istri terlihat gelisah. Su Li menyesap cokelat panasnya dalam diam. Tak dapat dipungkiri ia begitu gugup. Hari ini adalah penentuan dari segala usahanya.

“Aku gugup dan takut,” cicitnya. Dapat ia rasa pelukan Ziang Wu mengerat, sang Suami juga berkali-kali mengecup pucuk kepalanya.

“Tidak perlu takut. Ingat, ada aku disini.”

Su Li kemudian meletakkan mug cokelat panasnya di atas meja. Wanita itu berbalik, dan menatap sang Suami.

“Kau tidak apa?” tanyanya. Salah satu kekhawatirannya adalah keadaan Ziang Wu. Walau Suaminya itu tidak mengatakan ataupun menunjukkannya terang-terangan, Su Li yakin bahwa Ziang Wu pasti merasa sangat khawatir.

Ziang Wu menenggelamkan Su Li dalam pelukannya. Kepalanya ia letakkan pada bahu sang Istri. “Bohong jika aku baik-baik saja. Aku takut. Ayah adalah satu-satunya orang tuaku yang tersisa.” Su Li mengelus punggung Ziang Wu. “Namun, apa yang dilakukan Ayah tidak akan pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status