Hari berikutnya di markas besar.Hanya ada Hunter di ruang kerja Jack. Dia memilih beristirahat di kantor karena membawa ‘bagasi tambahan’. “Singkirkan mereka ke tempat dimana tak bisa lagi mengganggu siapapun!” perintahnya.“Siap!” Hunter mengangguk. “Saya masih punya waktu cuti empat hari lagi. Akan saya bereskan selama jangka waktu itu,” tambahnya.“Bagus. Aku juga masih punya waktu cuti empat hari lagi. Jadi, jika ada sesuatu, aku akan ada di rumah Granny,” jelas Jack.“Siap! Aku pergi sekarang dengan beberapa anggota yang kemarin juga sudah mengambil cuti. Kami pergi sekarang!” kata Hunter lagi. Jack mengangguk dan melihat Hunter keluar.Dirinya sudah siap untuk pulang ke kediaman saat Tiger masuk membawa berkas. “Bos, kami sudah melakukan pemeriksaan atas semua staf sipil dan militer seperti yang Anda minta,” katanya.“Bagaimana hasilnya?” tanya Jack. Dia duduk dengan tegak, siap mendengarkan dengan antusias.Tiger menyerahkan laporannya ke hadapan Jack. Pria itu memeriksa semua
Jack berjalan dengan langkah panjang dan tak sabar. Pelayan pribadi mertuanya ikut mendampingi, agar semua orang tahu bahwa dia benar-benar suami Bos Besar mereka.Pintu di buka, dan sebuah ruang pertemuan dengan meja bundar yang lebih banyak kosong, telah menunggu. Cangkir-cangkir teh yang ada di meja telah kosong. Sepertinya mereka yang hadir itu telah menunggu cukup lama dan bosan. Jack masuk tanpa mengurangi tekanan langkah kakinya. Bunti sepatunya di lantai, mengisi ruangan sunyi itu dengan suara ketukan magis. Ruangan menjadi sunyi seketika.“Ehem ....” Pelayan Vladimir Deska berdehem untuk meminta perhatian dari orang-orang yang menganggap remeh Jack yang tidak mereka kenal.Mata mereka melirik dengan malas dan tidak antusias. Hal itu membuat Falcon yang mengawal Jack, merasa terhina. “Apa perlu saya memberi mereka pelajaran, Jenderal?” tanyanya tak sabar.Demi mendengar sebutan Falcon, para pria yang duduk di ruangan itu, mulai mengarahkan pandangan pada Jack. Salah seorang mu
Turun di sebuah bandara kecil di New Jersey, Jack sudah ditunggu oleh pria yang sbelumnya hadir di pertemuan. Dia adalah pemimpin Kelompok Bawah Tanah di negara bagian itu.“Apa kau punya informasi baru?” tanya Jack.“Ya, ada seorang kurir yang datang dari sana berberapa hari yang lalu. Dia memang ditugaskan di Philadelphia. Kami menanyainya tadi,” jawab pemimpin kelompok itu.“Apa katanya?” desak Jack. Mobil mereka meluncur ke markas kelompok itu.“Dia bilang, memang berbeapa hari yang lalu Bos Besar memerintahkan untuk membalas Calvin Fisher. Mereka kembali sebagai pemenang, meskipun jatuh cukup banyak korban tewas dan juga luka-luka,” sahut pemimpin kelompok itu.“Apakah kurir itu juga ikut dalam aksi?” tanya Jack ingin informasi detail.“Tidak! Dia adalah kurir yang kami kirim untuk mengantarkan beberapa barang yang mereka butuhkan. Setiap anggota tidak akan mencampuri urusan kelompok lain, kecuali pimpinan kelompoknya mengharuskan seperti itu.” Pria itu menjelaskan garis batas ke
Rombongan itu tiba menjelang pagi di depan markas utama yang ditutup rapat dan dipasangi gembok. Kurir dan pemimpin kelompo dari New Jersey terheran-heran melihatnya. Jack ikut turun dari mobil.“Kau yakin ini tempatnya?” tanya Jack sambil melihat sekeliling. Pandangannya jelas sangat mengkhawatirkan Brianna.“Ya, memang ini markas besar Kelompok Bawah Tanah Philadelphia!” Kurir itu mengangguk yakin.“Saya juga pernah ke sini,” pemimpin kelompok itu membenarkan pendapat bawahannya.“Sebaiknya kita cari hotel untuk beristirahat sambil mengumpulkan informasi!” Jack memutuskan dengan cepat.“Saya tahu seseorang yang punya kediaman sendiri. Semoga dia tidak ikut menghilang juga!” ujar kurir itu cepat.“Kalau begitu, bawa kami ke sana!” Jack mash berharap ada yang bisa menjelaskan keanehan ini. Dia ingin menemukan Brianna secepat mungkin. Istrinya harus ditemukan dalam sisa waktu cutinya yang hanya tinggal tiga hari lagi.Rombongan itu meninggalkan tempat tersebut. Beberapa orang mengintip
Dokter Thomas Sybill bisa melihat nyala api di mata jenderal muda di depannya. Keberaniannya kembali muncul. Dia melanjutkan lagi ceritanya.“Setelah melaporkan pada polisi, saya terus mencari korban-korban di antar begitu banyak mobil yang mengalami tabrakan beruntun. Sampai saya melihat seorang pria ditembaki membabi-buta dan terkapar tak berdaya di aspal, karena berusaha melindungi seorang wanita yang pingsan penuh darah.”Dokter itu menarik napas panjang untuk meredakan rasa sesak di hatinya. “Mereka membawa Bos Besar yang sedang pingsan. Saat itu kaki saya bagai terpaku di aspal. Jika Bos Besar tidak pingsan, tak mungkin mereka bisa membawanya dengan mudah,” katanya penuh emosi.“Apa maksudmu?” tanya Jack.“Istri Anda seorang ahli beladiri! Apa Anda tidak mengetahuinya?” Dokter itu malah balik bertanya dengan heran.“Banyak hal yang dirahasiakannya dariku.” Jack menggeleng tak berdaya. “Sekarang, katakan, siapa yang mengabari Vladimir Deska tentang penculikan itu?” desak Jack tak
Jack terdiam beberapa saat untuk mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. Jika dia ingin mengambil alih markas di Pensyvania, maka dia akan butuh dukungan seluruh anggota yang ada. Sementara para anggota di Philadelphia telah hilang entah ke mana.“Bagaimana Anda akan menyelesaikan hal ini?” tanya dua orang di depannya.“Waktu cutiku tinggal dua hari. Sementara tak ada anggota yang bisa membantu menekan mereka. Terlebih lagi, Pensylvania memang cukup jauh dari sini.” Jack masih menimbang-nimbang segala sesuatunya.“Apakah jika para anggota masih ada, Anda ingin mendatangi tempat itu?” Dokter Sybill bertanya.Jack kemudian menggeleng. “Awalnya kukira itu cara yang mungkin, karena tak ada waktu lagi bagiku untuk menyelidiki tempat itu. Namun, sekarang kukira itu tak perlu dilakukan!”Jack mengeluarkan ponsel dan menghubungi Six. “Tolong siapkan pertemuan online dengan semua pemimpin kelompok dari semua negara bagian, kecuali negara bagian Pensylvania!” perintah Jack.“Akan kulak
Semua hening untuk bisa mendengarkan secara seksama apa yang akan disampaikan oleh suami Bos Besar mereka.“Aku mendapatkan beberapa informasi baru di sini. Dan seperti yang kukatakan pada Six, One masih hidup meskipun kita masih harus menunggu lama hingga dia pulih dan kembali dari komanya,” ujar Jack memulai pertemuan.Suara-suara tak jelas terdengar dari beberapa peserta pertemuan. Jack melanjutkan kata-katanya. “Six, apakah kau merekam video call kita barusan? Aku tidak sempat merekam keadaan One, karena pertemuan harus segera dimulai.”“Bagaimana kalau saya pergi merekam sebentar?” Dokter Sybill berinisiatif membantu. Jack mengangguk.“Siapa dia?” tanya salah seorang dari peserta pertemuan. Mereka mengenal Pimpinan Kelompok New Jersey yang duduk bersama Jack. Namun, tidak mengenal pria asing berpakaian putih tadi.“Itu adalah dokter yang menyelamatkan nyawa One karena kebetulan berada di tempat kejadian!” Jack belum ingin membuka identitas Dokter Sybill pada yang lainnya, karena
Polisi yang bekerja sebagai front desk, meminta informasi Jack, Brianna dan mencatat keperluannya. Tak berapa lama, Jack sudah bisa menemui seorang polisi lain di dalam ruangan, untuk memerikan detail laporannya.Diiringi Falcon, Jack masuk ke ruangan yang dikatakan polisi di depan. Ruangan besar kantor itu penuh dengan orang dan sangat berisik. Suara pertanyaan hingga bentakan polisi, diikuti jawaban sekenanya orang yang ditanyai.Jack melintasi ruangan besar dan membaca petunjuk di tiap pintu kaca. Perhatian semua orang teralihkan sejenak melihat seorang pria gagah dengan long coat hitam mahal melangkah lebar diikuti seorang pria tak kalah gagah, melewati mereka tanpa terganggu suara-suara.“Anda mau ke mana?” Seorang polisi menyela langkah kedua orang itu, menghilangkan keterpukauan yang tadi sempat terasa.JAck tak menyadari kalau dia yang sedang ditanyai. Jadi, bersama Falcon terus melangkah lebih jauh.“Hei, kamu! Mau kemana!” Suapa polisi itu meninggi dan membuat ruangan besar