Falcon langsung memeriksa nomor dua kendaraan yang menghalangi jalan Jack di jalur luar kota malam itu. Dia bahkan langsung mengerahkan bawahannya ke tempat dua kenadaraan itu berada.Pagi sebelum pergi bekerja, Jack memberi instruksi khusus agar semua pengawal yang ditempatkan di kediamannya, memeriksa berkeliling dan waspada. Tetap hati-hati pada siapapu pun yang mendekati perkebunan itu.“Kau, apakah masih tidak ingin bicara?” tanya Jack pada Leland.“Tampang sinis Leland sangat memuakkan bagi Ned dan Bob. Mereka menendangnya bergantian hingga pria itu kembali pingsan.Jack sangat jengkel melihat sikap keras kepala Leland. “Jangan beri dia minum dan makan! Aku ingin tahu sekuat apa fisiknya!”“Baik!” jawab Bob.“Aku akan berjaga di sini, sementara Falcon mencari informasi tentang mobil itu,” ujar Phoenix. Jack menyetujui dan berangkat kerja.Dalam perjalanan ke kantor, pesan Lion masuk. “Ada seorang korban tewas karena racun TTX. Seorang pria pengusaha dari Myrtle Beach, tewas di
Mata Calvin Fisher langsung terbuka. Dia menoleh ke belakang. Memang ada mobil yang menjaga kecepatannya tetap konstan agar tetap berada di belakang mereka. Dilihatnya jalan sekitar. Sebentar lagi adalah jalan menuju perumahannya yang sepi. Itu bisa sangat berbahaya.“Tambah kecepatan!” perintahnya.“Baik!” sahut Tuan Lee. Pria itu dengan sigap menambah kecepatan kendaraan mereka agar segera mencapai kediaman Fisher.“Menunduk!” Calvin Fisher langsung menarik kepala putrinya agar terlindung. Sementara dia sendiri sudah siap dengan pistol di tangan dan terus mengintip ke belakang.Mobil mereka melaju cepat. Seperti dugaannya, mobil yang di belakang juga menambah kecepatan dan terus mengikuti. “Dia memang membuntuti kita!” geram Calvin Fisher.Bagaimana tidak geram. Dia dikejar justru saat sedang bersama dengan putrinya. Itu sangat membahayakan dan jelas membuatnya murka.Tak lama mobil di belakang tampak tertinggal. Hatinya merasa sedikit lega. Sebelum tiba-tiba ban mobilnya yang seda
Leland masih tak menjawab. Hal itu membuat Jack kehilangan kesabaran. Tongkat besi yang sejak tadi digenggamnya, diayunkan. Benda itu mendarat keras di betis Leland, membuatnya mengeluarkan suara teriakan tertahan. Mulutnya yang diikat oleh tali kain hingga ke belakang kepala, membuat suara yang keluar seperti orang tercekik.Jack melihatnya dengan pandangan merendahkan. “Kalau Kau kira aku akan menyerahkanmu ke polisi, Kau salah besar! Kau akan berakkhir di sini cepat atau lambat. Kau hanya perlu memilih, ingin mati dengan cepat, atau penuh peneritaan, seperti Kau meracuni orang-orang!”“Mari kita keluar.” Falcon mengajak Phoenix keluar dari garasi.“Tapi---”“Jenderal lebih suka melakukan hal seperti ini sendiri. Lagi pula, ini memang urusan pribadi keduanya. Kita tak perlu ikut campur!” Falcon memotong ucapan Phoenix dan menyeretnya pergi, lalu menutup pintu gudang.Dengan keheranan, Phoenix mensejajari langkah Falcon. “Apakah dia selalu seperti itu?” tanyanya penasaran.“Seperti
Jack menyipitlan mata menandang preman kota kecil itu. Seorang pria yang sama, selalu berada di belakang Eddy, seperti seorang pengawal. “Apa yang ingin Kau katakan?” tanya Jack enggan.“Mari kita cari tempat yang sedikit sepi. Hal ini bukan untuk konsumsi publik,” ujar Eddy dengan gaya.Jack tersenyum kecil. Dia ingat pertemuan pertama dengan eddy yang diwarnai perselisihan. Namun, entah bagaimana, setelah itu Eddy tak pernah lagi mengganggunya.“Baik!” Jack menoleh pada Valerie dan Andrew. Kalian tunggu di mobil saja!” perintahnya.Andrew mengangguk dan masuk ke mobil, mengikuti Val yang sudah sejak tadi berada di dalam. Jack mengikuti langkah Eddy mencari tempat yang menurutnya tepat untuk bicara.Akhirnya preman itu berhenti di depan toko berdebu dan pintunya ditutup dengan palang kayu. Jaraknya lebih dari lima puluh meter dari mobil Jack. “Kita bicara di sini saja,” ujar Eddy.Jack mengangguk setuju. “Katakan!”“Aku mendengar informasi kalau Kau mengalami upaya pembunuhan bebera
Selepas makan malam, Jack kembali memeriksa Leland. Sangat jelas terlihat pria itu sudah kepayahan.“Beri dia minum!” perintah Jack pada dua prajurit yang berjaga.Salah seorang ingin masuk ke dapur untuk mengambil air minum. Namun, dicegah oleh Jack. “Mau ke mana?”“Ambil air minum!” jawabnya polos.“Ambil air di keran luar saja. Dia tak layak mendapatkan air minum dari dapur!” Nada suara Jack terdengar ketus.Pria itu berlari ke pintu garasi dan mengisi ember kecil yang ada di sana dengan ar keran. Kemudian menjinjingnya masuk dan diletakkan di dekat Jack yang terus mengawasi Leland.“Beri dia minum!” perintah Jack dingin.Prajurit tadi mengangkat ember kecil itu ke dekat mulut Leland. “Kalau mau minum, buka mulutmu!” serunya dengan suara keras.Air itu diguyurkan ke wajah Leland. Pria itu terpaksa menengadah sedikit, agar dapat menelan cukup banyak air. Dia memang sangat lapar dan kehausan.“Sudah puas?” ejek Jack setelah prajurit tadi pergi dengan membawa ember kosong.“Kalian bi
Jack menggertakkan rahang menahan emosi. Diambilnya ponsel dan memanggil Ned serta Bob untuk datang ke rumah utama. Keduanya segera datang dengan setengah berlari. Lalu terheran-heran melihat Leland yang dibaringkan di ruang tengah dengan diberi infus. Ada Tom, Tuan Fredd dan Valerie juga di sana.“Ya, Jenderal!” Kedaunya langsung menyapa hormat.Jack masuk ke dalam kamar dan engambil pistol yang dileteakkannya di laci nakas. Lalu keluar serta memberi perintah.“Jaga semua orang di dalam rumah dan kunci semua pintu. Jangan buka pintu, jika bukan aku yang memanggil!” pesan Jack.“Siap!” sahut keduanya serempak.Dua ajudan itu jelas kebingungan. Mereka tak tahu apa yang terjadi. Tom dan Tuan Fredd juga mengunci mulut rapat-rapat. Jack sudah keluar dan berjalan ke belakang, ke bangunan tempat pengolahan anggur dan tempat istirahat para prajurit.“Jenderal!” sapa dua orang prajurit yang sedang berjalan bersama ke arah jalan depan tanah itu.“Apakah Falcon dan Phoenix ada di belakang?” ta
Bab 95. Sakitnya Vladimir DeskaSaat Jack berlari ke belakang, Phoenix juga sedang berlari ke arahnya. Tangannya menggenggam pistol yang sekarang diarahkan pada Jack. Keduanya saling mengacungkan pistol dari jarak hanya sepuluh meter saja.“Aku bisa mengerti bahwa Kau mungkin menerima pekerjaan apa saja setelah keluar dari tahanan. Dan Kau mungkin tidak mengetahui bahwa yang Kau lakukan telah merugikan sesama pasukan khusus. Aku bisa melepaskanmu pergi kali ini. Namun, tidak ada lain kali, jika kau melakukan kesalahan seperti ini lagi!” ujar Jack tegas.Dari bangunan belakang, Falcon dan para prajurit menodongkan senjata sambil mendekat pada Phoenix.“Kau dengar itu? Jenderal mengampunimu. Namun, tidak ada kata lain kali bagi seluruh anggota tim khusus. Kami tak menerimamu lagi!” timpal Falcon.Jack mengawasi Phoenix dengan seksama. Matanya menyipit, bersiap untuk menembak jika pria itu nekat melepaskan tembakan lagi.Phoenix sangat menyadari posisinya yang tidak menguntungkan. Jika d
Sebuah helikopter mendarat di landasan helikopter markas Besar tentara gabungan. Tiger menyampaikan bahwa jemputan Jack sudah tiba. “Aku segera ke sana!” sahut Jack. “Aku harus segera pergi.” Jack menyambar jasnya di sandaran kursi dan melangkah ke luar ruangan. Nyonya Smith dan Mandy belum lama, juga pulang. Hunter mengiringinya turun ke lantai bawah, menuju landasan helikopter. Helikopter itu terbang setelah menyambungkan pesan Brianna pada Jack. “Iya, aku sudah naik ke heikoptermu,” jawab Jack. “Baiklah ... sampai bertemu, Jack!” Gadis itu memutus sambungan telepon tersebut. Heli itu telah naik ke udara dan langsung meninggalkan area markas tentara. Dalam satu jam, Jack telah mendarat dan seorang pria telah menunggu untuk mengantarkannya ke ruang rawat Tuan Vladimir Deska. Jack emngikuti pria itu melewati koridor rumah sakit, sebelum naik ke lantai lima dan kembali melewati ruang demi ruang. Setelah pria itu mengetuk pintu dan mendapat jawaban, dia membuka pintu untuk Jack. “S