Leo memacu mobilnya seperti orang kesetanan. Ia meliuk-liuk, melewati kendaraan yang memenuhi jalanan. Amarah Leo sedang membara, karena informasi yang baru saja ia dapatkan. Dari kecil ia dan Aries memang sudah sering bersaing. Kadang Aries memang menyebalkan, tapi ia tidak pernah melewati batas. Waktu mereka masih sekolah, Aries memang pernah membuat masalah beberapa kali dengan teman-temannya, tapi tidak ada tindakan kriminal. 'Apa mungkin karena Angkasa Group?' tanya Leo dalam hati.Apa mungkin Aries menginginkan Angkasa Group, sampai nekat mencelakai orang lain, bahkan adik kandungnya sendiri?Leo tak tahu. Ada begitu banyak pertanyaan, namun ia akan mendengar jawaban tentang semua itu, langsung dari Aries.Setelah sampai di rumah, Leo turun dari mobil dan melangkah dengan lebar. "Kamu dari mana?" tanya Jordan, yang sedang duduk di ruang santai."Ari di mana, pa?" tanya Leo, tak menghiraukan pertanyaan ayahnya."Ari? Dia pergi tadi. Katanya ada urusan di luar," jawab Jordan.
Di luar ruang ICU, Aries merangkul bahu Ariana, sambil menenangkan Ariana yang sedang bersedih. Kabar tentang kecelakaan mobil yang dialami Yuli, membuat Ariana terus menyalahkan dirinya. "Kalau aja aku lebih perhatian ke dia," lirih Ariana."Kamu sudah lakuin yang terbaik. Yang namanya musibah, nggak ada yang tau," ucap Aries, menenangkan Ariana."Aku tau, tapi tetap aja aku merasa bersalah ke Yuli."Aries mengangguk. Ia mengelus pundak Ariana perlahan, sambil menatap Yuli. "Kita hanya bisa berdoa. Semoga Yuli tiba cepat sadar."Ariana ikut mengangguk. "Amin... Aku harap dia bisa cepat sadar."Saat Ariana dan Aries sedang berbincang, Shelly datang dan menginterupsi perbincangan mereka. "Ariana? Clara baru aja hubungin aku. Katanya kita harus balik ke agensi sekarang."Ariana mengangguk. "Oke." "Apa perlu aku antar?" tanya Aries, yang telah melepas rangkulannya."Nggak usah," jawab Ariana. "Aku sama Shelly aja. Kamu juga pasti sibuk di kantor."Aries tersenyum, kemudian mengecup k
Di dalam kamarnya, Leo mendengarkan laporan dari Daniel lewat telepon.Saat menyelidiki kasus kecelakaan tunggal yang menimpa Yuli, Daniel menemukan beberapa kejanggalan yang tidak diungkapkan oleh polisi.Kondisi mobil yang dikendarai oleh Yuli memang hancur, tapi tidak ada yang bisa memastikan, apakah Yuli berada di dalam mobil atau tidak.Daniel pikir ada yang aneh, karena tidak ada bercak darah dalam mobil tersebut. Selain itu, kamera dashboard dalam mobil yang Yuli kendarai juga telah dirusak. Bahkan kamera di sekitar lokasi juga tidak ada yang berfungsi. Semuanya seperti kebetulan yang sudah diatur.Usai mendengar laporan dari Daniel, Leo semakin yakin kalau kecelakaan Yuli memang telah direkayasa, dan hanya satu orang yang bisa Leo curigai."Apa yang kamu dapat, dari ngelakuin ini semua, Ari?" tanya Leo pada dirinya sendiri. Kini ayah mereka menunda masa pensiunnya, dan Aries tidak akan bisa menjadi pemimpin Angkasa Group dalam waktu dekat. Lalu, apa yang akan Aries lakukan?
Aries tidak menyangka kalau Leo baru saja menghajarnya. "Bajingan!" Aries mengayunkan tinjunya ke arah Leo, namun Leo dengan cepat menghindar. Segala emosi yang Leo pendam beberapa hari ini, diluapkan Leo pada Aries. BughhSatu lagi hantaman Leo yang bersarang di wajah Aries. "Fu*k!!!" Aries mengumpat, sambil memegang hidungnya. Sedangkan Leo masih tetap berdiri dengan kokoh. Jika soal kemampuan bertarung, Leo jauh lebih unggul dari Aries. Oleh sebab itu, Leo tidak gentar jika beradu jotos dengan kakaknya."Aku nggak akan diam aja!! Aku bakal laporin kamu ke polisi!!" seru Aries, penuh murka.Leo tidak peduli dengan ancaman Aries. Mata Leo malah menatap makanan yang diberikan Ariana. Usai memberikan bogem mentah pada Aries, Leo merasa kalau perasaannya sedikit ringan. Leo menekuk lututnya, kemudian mengambil makanan yang berserakan di lantai. "Kamu benar-benar nggak pantas buat Ariana," ucap Leo, tanpa melihat Aries.Aries meludah ke lantai, lalu merapikan jas dan kamejanya. "Ke
Ariana menenteng tas kresek berwarna coklat, sambil berjalan menuju meja yang sudah Leo pesan.Wajah Ariana kaku karena prasangka buruk terhadap Leo. Sesampainya di meja mereka, Ariana menaruh kresek tersebut di hadapan Leo, kemudian bertanya, "kenapa aku nemu ini di dalam mobil kamu?"Leo diam, tak berbicara. Semenjak ia melihat Ariana datang sambil menenteng kresek coklat, hati Leo sudah tak tenang, karena memikirkan alasan apa yang harus ia berikan kepada Ariana."Kenapa kamu diam aja? Jelasin, kenapa aku bisa nemu ini, di dalam mobil kamu," tuntut Ariana, kepada Leo.Tentu saja Leo tidak mungkin mengatakan yang sesungguhnya kepada Ariana. Ia sudah terlanjur berbohong kepada Ariana, karena ia tidak ingin melihat Ariana terluka. Kini setelah Ariana menemukan kresek yang ia sembunyikan, Leo harus memikirkan alasan lain yang lebih rasional, agar ia bisa menenangkan hati Ariana."Maaf," ucap Leo, mulai menjelaskan. "Sebenarnya aku nggak rela ngasih makanan itu ke Aries."Ariana menge
Setelah pelukan yang canggung, Ariana menjauhkan dirinya dari Leo.Pikiran Ariana dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Apa yang sedang ia lakukan? Mengapa Leo memeluknya, atau, pantaskah ia berpelukan dengan adik dari pacarnya sendiri?"Ariana?"Ariana mengerjap beberapa kali. Setelah Fokusnya kembali, Ia menunggu Leo berbicara, namun Leo tidak melanjutkan kalimatnya."Leo?"Leo menarik napasnya dalam-dalam. Pikirannya memang kacau, namun hatinya lebih kacau lagi. Leo sebenarnya ingin segera pulang dan menghajar Aries, namun ia lebih mementingkan Ariana saat ini. "Kok malah diam?" tanya Ariana.Leo berusaha untuk tersenyum. "Aku boleh masuk?"Ariana mengerutkan keningnya. Sebenarnya Ariana ragu, apakah ia harus mengizinkan Leo, atau tidak."Aku nggak bakal lama. Ada yang mau aku omongin," lanjut Leo."Kenapa nggak di sini aja?" tanya Ariana. Leo kembali berpikir. Alasan apa yang harus ia gunakan? Atau, haruskah ia langsung jujur pada Ariana, tentang skandal Ariana yang sedang ramai
Keesokan harinya, skandal foto syur milik Ariana, masuk ke dalam babak selanjutnya.Lewat televisi, Rebecca menyaksikan usaha Aries untuk menangani kasus tersebut.Aries mengadakan konferensi pers, dan menyediakan pengacara khusus untuk kasus ini. Aries bahkan mengancam mereka yang menyebar luaskan berita tentang Ariana. Walau begitu, foto milik Ariana sudah terlanjur tersebar luas di dunia maya.Dalam layar kaca, Aries benar-benar menunjukkan kekuatan dari seorang anak konglomerat di Indonesia. Ancaman Aries pada media memang mempunyai dampak yang besar, namun tidak untuk pada para netizen. "Yang kuat sayang," ucap Rebecca. "Semuanya pasti ada jalan keluarnya.""Aku tau, ma," sahut Ariana, yang sedang duduk di sisi ibunya. "Tapi aku malu banget, karena foto aku udah kesebar luas di internet. Sekarang orang-orang bakal liat aku dengan pandangan berbeda. Aku nggak sanggup nanggung semua pendapat orang, ma. Aku capek!" Ariana mengambil jeda sejenak, karena emosinya yang sedang tidak st
"Apa kata Dokter Ethan?" tanya Leo, kepada Daniel."Dokter Ethan masih belum bisa memastikan kondisi Yuli, Pak," jawab Daniel. "Yuli masih harus melewati beberapa pemeriksaan."Leo mengangguk perlahan. Ia paham karena Yuli baru saja terbangun dari koma. Tentu ada beberapa hal yang harus diperiksa, karena para pasien yang sadar dari kondisi koma, biasanya akan mengalami beberapa gangguan pada tubuh mereka."Apa ada pergerakan dari Aries?" tanya Leo.Daniel menggelengkan kepalanya. "Belum, Pak."Aneh bagi Leo, karena Aries masih belum terlihat. 'Apa aku aja yang terlalu sensitif? Mungkin saja Yuli benar-benar kecelakaan,' batin Leo, ragu.Saat Leo sedang termenung, Ariana tiba-tiba muncul, ditemani oleh Rebecca. "Pak?" Daniel memberikan isyarat untuk Leo.Leo mengangkat kepalanya, menatap Ariana.Ariana mengenakan kacamata hitam dan masker, agar terhindar dari sorotan media.Sesampainya di hadapan Leo, Ariana melepaskan kacamatanya. "Leo? Kamu kok bisa di sini?" tanya Ariana, cukup ter