Share

Tengah Malam

Mas Arsya sudah terlelap sejak sekitar pukul sepuluh tadi. Pastinya, dia lelah setelah seharian bekerja. Meskipun dokter sudah memperbolehkannya beraktivitas normal, tatap saja aku merasa khawatir. Apalagi, kondisinya masih dalam pantauan hingga tiga bulan setelah operasi.

Memilikinya adalah anugerah yang harus selalu kusyukuri. Dia begitu menyayangiku, bahkan setelah putrinya meninggal saat bersamaku. Meskipun bukti menyatakan Jihan sebagai penyebab kecelakaan, tetap saja itu membuatku merasa bersalah.

Aku kembali gelisah malam ini. Bukan karena memikirkan keberadaan Mas Danu, tapi aku ingin makan wedang ronde. Sedari tadi, aroma jahe bercampur gula merah tercium begitu wangi. Lalu, bayangan kacang dan butiran ronde terus melintas di kepala. Akan tetapi, ingin membangunkan Mas Arsya, rasanya tidak tega.

Aku akhirnya memilih keluar dari kamar dan mencoba mencari sesuatu di dapur. Siapa tahu, Bi Narti masih punya stok jahe dan gula merah. Setidaknya, minum air jahe seperti itu akan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status