Share

Amarah Sean

Mendengar ucapan Mas Aksa kembali emosi Mas Sean terpancing. Mas Sean menepis tangan Zoya yang masih memegang lengan kekarnya. Namun, gadis itu begitu kuat memegang erat.

"Zoya, lepas!" bentak Mas Sean dengan urat leher menonjol begitu marah.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Mas Sean, pria itu langsung menatap tajam ke arah Zoya.

"Takkan kubiarkan kamu menjadi pembunuh seperti dulu, Sean!" ujar Zoya lantang.

Pembunuh? Apa maksud Zoya? Apa ini ada hubungannya dengan ucapan Ibu Indri yang mengatakan Mas Sean dulu nakal, sampai-sampai orang tua Mas Sean memindahkannya ke pondok pesantren. Spontan aku bergidik ngeri, melihat kemarahan Mas Sean yang tidak biasa. Pria itu seolah memiliki kepribadian ganda. Saat marah aku merasa tidak mengenali sosok Mas Sean.

"Sini, Sean. Langkahi dulu mayatku, karena sampai kapanpun Aira akan tetap menjadi istriku," ucap Mas Aksa kembali menantng Mas Sean.

Sepertinya Mas Aksa tahu kelemahan Mas Sean yang gampang marah. Apa mungkin Mas Aksa juga tahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status