Share

Ada yang Berisik Tapi Bukan Pasar

Aku membuka mata, kedip-kedip dulu buat kumpulin kesadaran yang masih berceceran di mana-mana. Setelah kesadaran utuh menyatu, lanjut bangun dan kucek-kucek mata. Pegang kening, hidung, pipi, terakhir ... bibir.

Aku gak mimpi, kan? Bahkan saat bangun tidur pun sentuhan selembut es krim itu masih berasa.

"Aaaah, Sisy jadi malu. Tapi suka."

Aku menutup muka, memukul-mukul guling, gemas. Gak lama kupeluk, terus kupukul-pukul lagi. Gara-gara satu ciuman singkat aja bisa bikin aku segila ini. Apalagi kalau udah anuan. Ups!

"Sisy bangun! Astaghfirullah, ini anak sudah nikah masih males-malesan. Jangan-jangan, di Surabaya kamu kaya gini juga." Ibuk gedor-gedor pintu kamar. Gak bisa banget lihat anak lagi bahagia setelah semalam ....

Uwuuuw, kan ... jadi malu eh mau lagi.

"Gak perlu gedor-gedor kaya mau gerebek pasangan selingkuhan juga kali, Buk."

"Biarin. Kamu kebiasaan kalau gak digedor-gedor gak mau bangun. Lupa, kalau sekarang sudah punya suami."

"Gak lupa, kok." Ya kali bisa lup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Dina Lorenz Vellyenskhov
seru bget ceritanya
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Cieee Sisy skrg om Bas udah hampir melunak mau peluk2an hihihi
goodnovel comment avatar
Siti Muniroh
Asik banget cerita nya lanjut tor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status