Share

Bab 37

Elia tetap terjaga hingga dini hari. Setelah yang terjadi di ruang tamunya beberapa jam yang lalu, pikirannya terus berkecamuk.

“Dia berucap seolah aku ini hanya rahim sewaan baginya.” Elia bergerak gelisah di atas ranjang. “Kenapa dia tidak menyebutkan di awal, supaya aku tidak banyak berharap dan terbawa arus?” Elia menarik tubuhnya duduk.

Diliriknya dinding di sisi kanannya, tempat Wirasena tidur. “Dasar manusia tidak berperasaan!” gerutunya dengan mata berkaca-kaca. “Kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu, El. Jangan sampai kalah!” tekadnya bulat.

Entah karena patah hati atau karena hormon kehamilannya, Elia menangis beberapa saat lamanya hingga matanya bengkak dan tenggorokannya kering. Ia melangkah keluar kamar menuju pantry dan menuang segelas air. Diteguknya air dalam gelas dengan rakus. Ketika berbalik hendak kembali ke kamar dengan gelas penuh air baru, Elia bertabrakan dengan Wirasena yang bertujuan sama.

Setengah isi gelas Elia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status