"H—hai Om," sapa Dava pada paman Zacky, tanpa canggung Dava memeluk tubuh pria tua itu dengan debaran jantung berdebar.
Takut-takut Nando mengawasi reaksi dari paman Zacky yang masih dipeluk Dava. Sebuah pelukan hangat seperti pelukan seorang anak pada ayahnya.
Dengan cepat Dava melepaskan pelukannya dari tubuh paman Zacky, kembali Dava harus menelan ludahnya sendiri melihat tatapan paman Zacky yang masih sama tajamnya seperti tadi.
Paman Zacky tak mengenakan senyuman Dava, pria paruh baya itu membalikkan tubuhnya menghadap Nando.
"Itu teman kamu, Nando?" tanya paman Zacky yang diangguki Nando sedikit meringis.
Berat rasanya memang mengakui Dava sahabatnya saat mode sableng gini.
"Paman gak nyangka, kamu berteman sama pria dengan model seperti ini." Paman Zacky melirik sekilas lagi ke arah Dava.
Berdecih melihat Dava dari atas kepala ke ujung kaki, dari ujung kaki sampai ke kepala. Dava yang ditatap seperti itu pun memperhatikan penampilanny
"Sekarang apalagi?" tanya Dava bingung melihat tatapan Nando padanya."Hancur," kata Nando lemah."Eh, apanya yang hancur?""Semuanya."Nando mengusap wajahnya kasar, susah payah Nando berusaha mencari waktu ketemuan antara Dava dan paman Zacky agar mereka saling mengenal. Naasnya, semua harapan itu hancur, kesan pertama Dava sudah membuat citra buruk di hadapan sang camer."Ndo, lu tenang aja," kata Dava santai, Nando melirik tajam ke arahnya."Udah dong bro, jangan ngambek kayak anak cewek gini. Pokoknya lu santai aja, tuh bokap Airaa nanti juga luluh." Dava mengedipkan sebelah matanya.Nando mendengkus, segitu entengnya Dava mengatakan hal itu. Ini taruhannya gak main-main, jika Dava tak berhasil membuat luluh paman Zacky maka resikonya ia harus kehilangan Airaa."Sekarang, kita harus pikirin untuk rencana selanjutnya," kata Dava serius."Pikir sajalah sendiri," sahut Nando sewot.Dava bukannya marah malah tertawa,
"Jadi, ini alasan kenapa kamu mual-mual beberapa hari ini?" ucap paman Zacky menyipit curiga.Airaa langsung menggeleng panik, tentulah hal itu tidak benar. Mulut Dava saja yang kurang ajar mengatakan kata-kata laknat itu.Dava mendelik mendengar kata mual yang paman Zacky ucapkan, apakah itu maksudnya Airaa beneran hamil? Bingung Dava merasa heran, hamil anak siapa? Eh!Dan Nando? Jangan tanya lagi bagaimana perubahan ekspresi wajah pria itu yang dari bingung menjadi syok berkepanjangan."Kamu!" tunjuk paman Zacky sudah berbalik badan menatap tajam Dava."Nikahi putriku secepatnya!" titah paman Zacky yang langsung membuat mata Dava berbinar bahagia.Segampang itu? Batin Dava kegirangan. Eh, tapi bagaimana jika Airaa memang sedang hamil beneran? Dava memang cinta sama Airaa, tapi ia juga pasti kecewa jika kenyatannya Airaa sedang mengandung benih dari pria lain, kan."Pa, Airaa gak mau!" tolak Airaa tegas setelah ia bungkam cukup lama.
Paman Zacky dan Nando saling bertatapan bahagia, akhirnya setelah menyusun rencana mereka selama beberapa waktu terakhir ini membuahkan hasil."Akhirnya! Rencana kita berhasil Ndo!" ungkap paman Zacky senang."Ya paman, tapi ....""Tapi kenapa Ndo?" tanya paman Zacky mengernyit bingung."Apakah semudah itu?"Paman Zacky awalnya masih bingung, namun detik berikutnya ia mengerti arah pertanyaan Nando."Tentu tidak, sepertinya kita harus membuat Dava sedikit berusaha keras agar mendapatkan Airaa," kata paman Zacky yang seperti sebuah tantangan.Nando tersenyum melihat rencana paman Zacky yang ternyata takkan mempermudah jalan Dava mendapatkan Airaa. Jadi, mereka akan sedikit menambahkan bagian akhir dari rencana mereka untuk Dava.Keduanya tersenyum licik membayangkan rencana yang akan Dava hadapi nantinya.Suara ponsel berdering yang berasal dari milik paman Zacky, paman Zacky mengambil ponselnya yang ada di saku celana yang
TapTapTap.Suara high heels yang beradu dengan lantai memenuhi ruangan kerja Dava. Dava mengernyit heran mengawasi setiap pergerakan wanita yang dengan lancang dan tidak sopannya masuk ke dalam ruangannya.Tunggu dulu, kenapa wanita ini bisa masuk ke dalam kantor yang memilki keamanan ketat."Siapa kau!" tanya Dava ketus.Wanita seksi itu tersenyum genit ke arahnya tanpa rasa takut sedikitpun, padahal jika melihat raut wajah Dava saat ini sangatlah mengerikan.Tanpa ragu dan berjalan sensual perlahan wanita itu melangkah mendekati Dava yang tetap mengawasi dengan siaga. Pakaian seksi yang dikenakan wanita itu terasa sangat sesak sekali di tubuhnya.Reaksi yang Dava tunjukkan tetap sama, ia sama sekali tak terlihat tertarik akan pesona yang disuguhkan wanita itu."Berhenti di sana!" titah Dava menggeram marah.Wanita itu tetap tak mempedulikan peringatan Dava, dengan menulikan telinganya wanita itu kini berdiri
"Haikal!!!" teriak Airaa nyaring saat melihat sosok yang dulu begitu dekat dengannya kini berdiri di depan pintu ruangannya.Dengan semangat dan mata yang berbinar bahagia Airaa bangkit berdiri, sedikit berlari ke arah Haikal dan langsung memeluk pria itu.Pria yang bernama Haikal itu pun balas memeluk pelukan Airaa, keduanya tersenyum lebar melepas rasa rindu.Airaa melepaskan pelukannya. "Kapan kamu pulang ke sini?" tanya Airaa antusias."Dua hari yang lalu, dan aku baru bisa menemui hari ini. Oh Airaa, aku sangat merindukanmu."Airaa terkikik mendengarnya. "Ayo masuk," ajak Airaa mempersilakan Haikal masuk ke dalam ruangannya.Airaa dan Haikal memilih duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu, dulu saat Haikal masih menetap tinggal di negara ini, maka Haikal sering bermain ke butik Airaa begitu juga Airaa yang sering berkunjung ke kantor milik keluarga Haikal.Tak hanya itu, mereka berdua sedari kecil selalu bersama, bermain ber
"Minggir sana!" Haikal mendorong tubuh Dava.Hampir saja Dava jatuh tersungkur ke bawah, tapi berhasil ia tahan sehingga tak jatuh sepenuhnya. Haikal duduk merapat mendekati Airaa, dengan usil tangan Haikal merangkul pundak Airaa, Airaa tersentak dan menoleh ke arah Haikal. Pria itu dengan iseng mengedipkan sebelah matanya.Melihat itu wajah Dava menggeram marah, rahangnya mengeras menonjolkan urat-urat yang terlihat di wajahnya. Kentara sekali jika Dava sedang menahan amarah agar tidak langsung menyerang Haikal."Lepaskan tanganmu dari pundak Airaa!" Dava memperingati.Haikal menyeringai. "Memangnya kenapa?""Karena dia calon istriku."Haikal tertawa, tawa mengejek yang sengaja ia tujukan pada Dava untuk menambah menaikkan emosinya."Hanya masih calon istri, kan? Bukan istri sah yang sudah Anda nikahi?" sindir Haikal dengan formal memanggil Dava dengan Anda.Airaa menggigit bibirnya, ia bingung dengan situasi sekarang ini. Dava
Kecemburuan dan kemarahan Dava semakin jadi melihat kedekatan Airaa dan Haikal. Mereka berdua kini tampak leket dan mesra.Dava merasa tersaingi dengan hadirnya Haikal, apalagi Airaa mengatakan jika hubungan di antara mereka adalah dulunya sepasang kekasih, alias sekarang menjadi mantan kekasih.Tentu saja mendengar itu Dava menjadi was-was, bisa saja kehadiran Haikal karena pria itu memang sengaja ingin dekat kembali dengan Airaa, istilahnya seperti CLBK.Oh nooo! Dava tak akan membiarkan hal itu terjadi!Tapi semakin dicegah kedua orang itu malah semakin menjadi, Airaa tak peka dengan kecemburuan yang Dava tunjukkan.Seperti sekarang ini, Dava ingin mengajaknya bermalam mingguan seperti sepasang kekasih lainnya. Tapi, Airaa menolak dengan mengatakan jika ia sudah punya janji pada Haikal.Dava menyuruhnya untuk membatalkan janji itu dengan ancaman Airaa lebih memilih Dava kekasihnya atau Haikal mantan kekasihnya? Dan dengan ente
Paman Zacky dan Nando terkekeh geli melihat Haikal yang marah, marah pada dirinya sendiri yang dengan mudahnya dibohongi oleh seorang Dava."Kenapa dari awal kalian tidak mengatakannya?" tanya Haikal kesal."Lalu, kenapa kau dengan mudahnya percaya pada Dava?""Ya, itu karena aku kira memang benar. Melihat betapa cinta dan nafsunya Dava pada Airaa." Paman Zacky geleng-geleng kepala melihatnya.Nando masih betah ketawa cekikikan, membuat Haikal semakin kesal."Sebaiknya kita hentikan saja permainan sandiwara ini. Kita mau membuktikan apalagi? Toh, semuanya sudah jelas jika Dava sangat dalam mencintai Airaa, lagipula kesetiaan Dava sudah cukup membuktikan. Aku yakin Dava memang sudah bertobat," jelas Haikal merasa kalau rencana mereka hanyalah membuang-buang waktu saja."Terserah kau saja," kata Nando di sisa tawanya.Paman Zacky mengelus-elus pelan dagunya yang sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus dengan tangannya. Ia sedang be