Share

48. Apa Kabar, Cintia?

Pagi-pagi sekali, Muti meneleponku. Firasatku sudah tidak enak. Itu masih jam setengah enam pagi. Nita yang mendengar ponselku berdering sedari tadi rupanya sudah berusaha membangunkanku. Mau bagaimana lagi, aku tipe orang yang akan tidur dengan sangat lelap.

Dengan berat hati aku mengangkat telepon itu dan berharap bukan sebuah prank seperti yang suka dilakukan Muti padaku.

“Halo,” sapaku seperti pada umumnya.

Nyawaku belum terkumpul sepenuhnya. Ibarat kapal yang masih terombang-ambing di lautan. Sejujurnya, aku ingin sekali menutup saja panggilan itu. Untungnya, tidak aku lakukan.

Dari seberang sana aku bisa mendengar Muti sedang terisak. Aku semakin khawatir.

“Mut …,” panggilku pelan.

“Cintia kecelakaan tadi malam … hiks.” Muti berusaha menjelaskan dengan singkat sambil menahan tangisnya. Dari suaranya saja, aku bisa merasakan getaran emosi yang sangat kuat. Ini tentang Cintia, ga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status