Seminggu berlalu dari meeting antara Adinata Group dengan PT Jaya Nuansa Permadi. Gea baru saja memasukkan pakaiannya ke koper untuk perjalanan bisnisnya ke Bali besok.Tak lama dia segera turun ke lantai satu rumah keluarga Adinata. Sudah ada papa dan mamanya yang sedang menunggunya untuk makan malam. Sedangkan Luna, sang adik, sedang makan malam bersama sahabat-sahabatnya di restoran barunya yang dia rintis bersama tante kesayangan mereka, Audrey."Besok berangkat ke Bali jam berapa, Kak?" tanya Livy pada anak sulungnya itu."Pesawat jam 9 pagi.""How long di Bali?" kini giliran Nathan yang bertanya."Dua hari," jawab Gea tidak antusias.Ya ... ini adalah perjalanan bisnis yang paling tidak dia harapkan selama dia berkarir di Adinata Group. Apalagi kalau bukan karena Abizar si pendendam salah alamat yang juga ikut dalam perjalanan bisnis kali ini.Tak banyak percakapan antara Gea dan kedua orang tuanya malam ini. Selesai makan malam, Gea segera beranjak ke teras rumah mewah itu.Gea
Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada badai, dan tidak ada tsunami, tiba-tiba Abizar sudah berada di ruang tamu rumah keluarga Gea pagi-pagi buta. Sejujurnya tidak hanya Gea, bahkan Nathan dan Livy juga terkejud. Apalagi ketika mengetahui kedatangan Abizar kali ini untuk menjemput Gea. Ternyata anak dari salah satu sahabat mereka itu hendak mengajak Gea berangkat bersama ke bandara pagi ini."Tante sudah membuatkan kopi kesukaanmu. Ayo diminum dulu!" ujar Livy seraya menyajikan kopi buatannya."Terima kasih, Tante Livy," balas Abizar yang kemudian menikmati kopi buatan mama mantan cemcemannya itu.7 tahun lalu Abizar cukup sering datang ke rumah ini. Dan kopi racikan Livy merupakan salah satu minuman favoritnya. Biasalah, resep contekan dari Audrey si pengusaha cafe, hehehe.Sambil menunggu Gea selesai bersiap, Abizar berbincang santai dengan Nathan dan Livy. Rasanya seperti baru kemarin setiap akhir pekan dia ke rumah ini untuk melepas rindu dengan Gea sambil menikmati secangki
"Kenapa abang tiba-tiba menjemputku pagi ini?" tanya Gea tanpa basa-basi."Untuk memastikan Kamu benar-benar ikut hari ini ke Bali."Dih, kenapa Abizar obsesi sekali membuatku ikut ke Bali? Sampai-sampai dia harus menjemputku segala. Sepertinya dia memang merencanakan sesuatu selama di Bali nanti. Aku benar-benar harus awas dan waspada dangan pria ini!Tak lama seorang pramugari sudah menyajikan sarapan pagi kedua anak Konglo itu. Keduanya sama-sama khusyu' dengan makanan mereka masing-masing, sampai akhirnya ...."Ck, bulan depan sudah umur 25 tahun, tapi makan aja masih blepotan, gumam Abizar seraya membersihkan salah satu sudut bibir Gea.DEGH!Jantung apa kabar Jantung? Kok detaknya kencang sekali? Aelah ... baru juga diseka sudut bibirnya. Jangan norak deh, Jantung!Tapi bentar deh, apa Kata Abizar barusan? Bulan depan sudah umur 25 tahun? Setdah, dia ingat tanggal ulang tahunku?Geapun tersipu malu. Jantungnya kembali kebit-kebit tidak karuan. Ya ampun, gini ini yang membuat sul
Sesampainya di area proyek, mereka segera meninjau beberapa titik yang menjadi kendala dalam rencana pembangunan. Mereka mencatat dengan seksama permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan muncul selama pembangunan. Kemudian hal-hal tersebut akan mereka diskusikan besok pagi selepas sarapan. "Princess kepanasan?" ledek Abizar yang melihat Gea sibuk menyemprotkan sunblock ke wajahnya. Abizar tau betul, putri sulung Nathan dan Livy itu memang sangat tidak suka dengan terik sinar matahari di atas jam 9 pagi. Bisa membuat kulitnya rusak katanya. "Kenapa? Abang juga kepanasan? Sini aku semprotkan sunblock juga. Nanti kulit indah Abang rusak loh!" Tangan kiri Gea menutup mata Abizar, sedangkan tangan kanannya menyemprotkan sunblock spray ke wajah Abizar. Kemudian dengan talaten dia menepuk-nepuk lembut wajah mantan cemcemannya itu. Sontak semua mata yang ada di sekitar mereka melirik ke arah dua anak konglo itu. Bahkan Brian sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah Gea yang dengan be
Seperti yang sudah direncanakan, kamar Gea dan Abizar saling terhubung melalui connecting door. Hanya mereka berdua, Fanny, dan Deo yang mengetahui fakta ini.Tentu anggota tim yang lain menganggap permintaan kamar dengan connecting door pada meeting kemarin hanya celetukan asal dari kedua anak konglo ini. Jadi jangan sampai mereka juga tau kalau sebenarnya itu bukan hanya candaan. Kalau tidak? Beh ... bisa dipastikan kedua orang tua mereka juga akan tau. Dan bisa-bisa kedua orang tua mereka menikahkan mereka SEKARANG JUGA!Setibanya di kamar, Ada rasa gelisah di hati Gea. Apalagi Abizar sudah berpesan untuk tidak saling mengunci connecting door yang menghubungkan kamar mereka.Gea memang mengiyakan namun dengan syarat harus memberitau melalui telepon atau pesan W* jika hendak menggunakan connecting door tersebut.Bukannya apa-apa! Takut-takut ternyata Gea sedang telanjang bulat atau setengah bulat terus piye? Malu-malu mau nanti 'kan mereka berdua, hehehe.Saat ini Gea sedang berenda
"Ayo!" ajak Abizar yang sudah menunggu Gea bersiap daritadi. Wajah Abizar sedikit tertekuk. Bagaimana tidak, setelah tadi harus menunggu Gea yang sedang berendam sambil konser tunggal, dia kembali harus menunggu mantan cemcemannya itu berganti pakaian dalam waktu yang cukup lama, menurut Abizar. Menurut Gea sih tidak. 25 menit Gea berada di kamar mandi untuk bersiap. Setelah memakai pakaiannya, dia masih disibukkan dengan merapikan alis dan memakai crayon eyeliner andalannya. Belum lagi memoles blush on dan gincunya. 25 menit rasanya wajar untuk seorang wanita bersiap diri, bukan? Saat ini nona muda keluarga Adinata itu sudah tampil cantik dengan makeup natural ala Gea Liberty Kiswoyo. Alis yang hanya disikat dengan eye brow brush, kelopak mata yang digambar dengan eyeliner tipis berwarna dark brown, bibir yang diolesi gincu berwarna pink mauve dipadukan dengan pipi yang sedikit diwarnai dengan blush on berwarna senada dengan gincunya. Penampilannya disempurnakan dengan dress selutu
Dalam perjalanan mereka menuju ke hotel, Abizar berhenti sejenak di sebuah mini market. "Gue mau beli rokok sebentar," ujar Abizar. "Lo mau titip apa?"Gea tampak berpikir sejenak. Em ... sepertinya tidak ada barang yang sedang ia butuhkan. Kalau untuk cemilan, dia sudah kenyang. Lagipula sampai hotel dia ingin segera merebahkan diri di kasur. "Gak ada, Bang. Makasih.""Ok. Gue bentar aja kok. Tunggu di mobil!" titah Abizar yang kemudian berjalan masuk ke mini market yang tersohor dengan warna birunya itu.Geapun mengikuti titah Abizar. Dengan santai dia menunggu pria tampan mantan cemcemannya 7 tahun silam tersebut. Gea memilih menyibukkan diri dengan membuka sosmednya. Gadis cantik itu hendak mengupload beberapa fotonya hari ini. Dia membuka galeri di ponselnya untuk memilih foto mana yang akan dia upload. Namun tangannya terhenti ketika melihat beberapa fotonya bersama Abizar siang tadi.Fanny memotretnya dengan sangat baik. Terdapat banyak fotonya bersama Abizar dengan pose yang .
Abizar terpana melihat tubuh indah di hadapannya. Dia memandangi setiap inchi tubuh indah itu. Menikmati visual indah yang begitu menggoda naluri laki-lakinya. Lonjakan hormon testosteronpun mulai terasa. Sesuatu di kedua pangkal pahanya mengeras. Sepertinya ... juniornya mulai berontak.Shit! Padahal tadi sore aku sudah sempat melihatnya ketika berendam. Bahkan aku sempat menelanjanginya dalam arti yang sesungguhnya, ya ... walau hanya sebentar. Tapi kenapa aku masih saja gugup seperti ini?Abizarpun beranjak dari atas tubuh Gea. Dia mencoba menenangkan diri sejenak. Mengusir rasa panas dari dalam tubuhnya. Mengusir hasrat kelaki-lakiannya yang mulai terasa membakar jiwa dan raganya.Setelah menikmati 1 batang rokok di balkon kamar hotelnya, Abizar kembali mendekati tubuh indah yang sangat menggodanya itu. Dia segera memastikan semua kamera tersembunyi yang sudah dia pasang di beberapa sudut kamarnya berfungsi dengan baik.Setelah itu Abizar mulai kembali naik ke atas tubuh Gea. Dia