Share

25. Menerima takdir

"Nadira, Apa kamu mau ikut ke rumah aku?" tanya Lala.

Nadira tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku mau pulang ke rumah soalnya tadi cuci baju." Nadira tersenyum memandang Lala.

"Ya udah kalau gitu, tapi nanti kalau mau ke tempat kerja telepon aja aku biar aku jemput." Lala menawarkan temannya tersebut. Lala begitu sangat kasihan melihat Nadira. Temannya itu tidak pernah mengeluh kepadanya walaupun kondisinya sangat susah. 

"Enggak usah La, rumah kita beda arah.  Kasihan di kamu kalau jemput aku," tolak Nadira. Lala begitu sangat baik kepadanya sehingga Nadira merasa tidak enak hati bila selalu merepotkan temannya itu.

"Oh iya aku lupa, kita baru aja gajian.  Kamu pasti punya uang untuk ongkos ojek," Lala tersenyum memandang Nadira. 

Nadira menganggukkan kepalanya "Iya Lala sayang,  kita baru aja terima gaji, jadi aku punya uang untuk o

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status