2 hari kemudian, Devano dan Anton kembali ke sekolah. Devano di sambut hangat oleh Caramel, dan tentunya Devano memberikan senyuman lebar kepada Caramel. Caramel yang awalnya bahagia, kini menjadi muram.
Karena Devano juga memberikan senyuman manis itu kepada Agnes. "Hatiku ga rela, jika senyuman Devano di bagi-bagi dengan orang lain!" ungkap di dalam hati Caramel.
"Hai Agnes! Terimakasih ya, brownis yang kamu berikan itu sangat enak sekali aku dan keluargaku sangat menyukainya." kata Devano.
Dalam hati Caramel berkata, "Awas! Saja Agnes, ahkk sial. Aku terlalu kepedean ku kira aku satu-satunya di pikiran Devano. Eh ternyata, salah satunya. Atau bahkan di antaranya, males banget."
"Heh Caramel! Kenapa bengong si?" kata Devano ucapnya polos.
"Engga, Devano. Aku duluan ya masuk ke kelasnya," ucap singkat Caramel, dengan wajah yang standar.
Sikap Caramel itu, membuat Devano keheranan dan ia menjadi bingung apakah dia pernah mempunya
Akhirnya, Caramel meluruskan masalahnya itu. Dia menjelaskan kepada Devano, "Aku terlaru sensi saat Agnes dekat-dekat, denganmu. Maafkan aku Devano, aku mengakui aku memang salah. Pedahal itu semua hakmu, aku ingin berusaha mempunyai pemikiran yang lebih tenang tidak langsung meluapkan emosi." jelas Caramel. Lalu Devano menjawabnya dengan tegas. "Tenang saja Caramel, aku juga minta maaf karena sudah mencuekanmu. Aku kira kamu sedang badmood karena masalahmu dan tidak ada kaitannya denganku," Akhirnya masalah mereka sudah selesai, lalu Caramel berpamitan kepada Devano. Dan tentunya Caramel sudah di jemput dengan sopir pribadinya, di dalam mobil tersebut ternyata ada ayahnya Caramel. Ayah Caramel hanya tersenyum ringan dan melambaikan tangan kepada Devano, lalu Devano juga melambaikan tangannya dan menundukan kepalanya. Berita hari ini sangat tidak mengenakan suasana, pada saat berita tersebut menyebar dengan luas. Orang-orang di sekitar tidak menyangka jika La
Setelah beberapa lama, Jack kembali ke mansionnya Lauder. Dengan rasa bahagia Emillio langsung memeluk Jack. Dengan begitu mereka saling berpelukan, coba bayangkan sudah beberapa tahun mereka tidak bersama dan tidak bertemu. Kini dengan haru dan bahagia mereka bertemu, rasa yang sulit di deskripsikan. Dengan begitu, Emillio menghubungi Nana istrinya dia ingin memberi tahukan bahwa dia akan menginap di mansionnya Lauder. Karena dia sangat merindukan dan tidak ingin meninggalkan Jack. Jack ialah seorang laki-laki, yang sangat kaya. Namun, ia bisa kaya karena dia melakukan cara yang kotor. Ia menjual narkoba, ke setiap negara dengan harga yang sangat mahal. Karena dia mulai cape, akhirnya ia berikan setengah kekayaan tersebut kepada Emillio. Dan setengahnya lagi dia bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan begitu, ia hidup seadanya. Ia melakukan kejahatan seperti menjadi orang suruhan. Dulu Jack memang tidak pernah melakukan kebaikan kepada se
Sebelum Caramel jatuh, di sana mereka semua melakukan perayaan keluarga yaitu saling menunjukan bakat seperti bernyanyi, berpuisi, menceritakan kisah, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, mereka juga memakan-makanan yang sangat enak-enak, mulai dari makanan ringan sampai tinggi karbohidrat. Dengan rasa senang, mereka sampai lupa untuk pulang. Sampai saat ini, sudah pukul 11.00 malam mereka belum pulang karena kaki Caramel masih sakit dia tidak bisa duduk. Dia hanya bisa merebahkan dirinya saja, Devano hanya mengompres kakinya dan Agnes memberikan obat kepada Caramel. Lalu, Satria hanya memberikan do'a untuk Caramel agar cepat sembuh, sungguh lengkap sekali. Hingga samapi sekarang sudah pukul 12.00 malam. Mereka tidak kunjung pulang, karena masih sibuk mengobati kaki Caramel. Orang tua Agnes mulai khawatir karena dia tidak terbiasa di tinggal pergi oleh putri semata wayangnya itu. Sampai akhirnya, orang tua Agenes menyusul ke tempat Devano. Karena sebel
"Ayah!! Ini aku, anakmu! I miss you, dan aku sangat sayang kepadamu! Big Love, Daddy!" Seketika Lauder menyipitkan matanya, lalu dia menemui di mana asal suara tersebut dan dia berkata. "Devano? Apakah itu kamu? I miss You To! Dan aku sangat sayang padamu, aku tidak pantas kamu panggil dengan sebutan Daddy atau Ayah," dengan nada suara yang rendah dan wajah yang sedih. "Dont sad, Daddy. Jika kamu menginginkan aku panggil dengan sebutan Daddy, maka aku tidak sama sekali keberatan Daddy and mommy!" Tidak sadar Lauder menjatuhkan air matanya dengan deras sekali. Dengan sekuat tenaga Devano menenangkannya, namun tidak berpengaruh. Akhirnya dia hanya terdiam mengajak Lauder untuk duduk dan menunggu hati Lauder menjadi tenang. Setelah hati Lauder menjadi tenang, lalu Lauder mulai membuka obrolan itu. "Apakah sampai saat ini ibumu tidak kembali?" "Yes, Daddy. Mari kita cari bersama-sama, dan apakah daddy tahu? Jika paman Jack suda
Pada malam ini Alexs dan Devano menginap di rumah baru Lauder. Alexs memberikan alasan ada kepentingan di kantor sedangkan Devano beralasan dia menginap di rumahnya. Itu semua di lakukan karena permintaan dari Lauder sendiri. Pada malam hari, mereka bertiga merayakan kebersamaan itu dengan membakar ayam dan minum yang segar-segar. Pada suatu ketika Lauder terdiam dia hanya melamun, memandangi alam yang begitu indah. Meski mereka sedang berada di pegunungan namun dia tidak merasa seperti di sana karena rumah Lauder yang dia bangun sangat megah dan hangat. "Daddy mengapa kamu melamun?" tanya Devano. "Daddy hanya memikirkan ibumu, di mana dia berada. Dan sedang apakah dia saat ini, aku sangat merindukannya." "Sabarlah suatu hari kita akan berkumpul bersama, mungkin kita hanya menunggu waktu saja yang tepat Daddy. Bukan hanya dirimu saja yang merindukan ibu, kami semua juga sangat merindukan," jawab Devano. Hal itu membuat wajah Lauder menja
Dengan tergesa-gesa, di pagi hari Jack sudah bersiap-siap karena dia ingin menemui Emillio. Dengan begitu dia meminta izin kepada Devano dan Alexs, dengan alasan dia ingin mencari Lauder karena dia mempunyai hutang budi. Karena niat dia berbohong akhirnya, dia di beri kejutan yang membuat dia menajdi syok, karena kebohongannya sendiri. "Jack? Apa kamu bilang? Kamu ingin mencari Lauder? Kakak aku? Buat apa?" "Aku merasa punya hutang budi kepada dia, dan punya banyak salah di masa lalu." "Kesalahanmu di masa lalu? Apakah itu waktu kamu mencelakai dia?" "Benar," jawabnya. "Aku tidak mengizinkanmu untuk mencari Kak, Lauder. Aku hanya menyuruhmu untuk mencari orang siapa yang telah menyuruhmu! Itu saja, jangan sekali-kali kamu berniatan ingin mencari kak Lauder." tegas Alexs. "Soal orang yang menyuruhku, aku tahu siapa dia. Karena waktu aku berolahraga pada saat aku ingin membeli minuman, aku bertemu dengan orang itu. Pada saat aku
Lauder menyuruh Jack memanggilnya dengan sebutan nama yaitu Lauder, karena menurutnya dia hanya manusia biasa sama seperti yang lainnya. Perbedaannya hanya di ukur dengan materi saja, bahkan Jack juga sebenarnya orang kaya. Hanya saja dia meningglkan kekayaannya itu, dan memilih jalannya sendiri. "Panggil saja Lauder, kita semua sama. Berdiri sama tinggi, duduk sama rata," ucapnya tegas. "Tapi aku tidak pantas, dan tidak sopan," "Turuti saja Jack!" "Baik Lauder," "Jika kakakku saja menyuruhmu seperti itu, maka berhentilah memanggil namaku dengan sebutan Bos. Panggil saja aku Alexs, dan anggap saja kita sama seperti teman," ucap Alexs. "Paman panggil aku nak Devano saja, aku nyaman sekali di panggil nak. Kesannya seperti anak kecil, he he he." "Terimakasih banyak untuk kalian," "Santai saja, sama-sama." Akhirnya Jack mengeluarkan pendapatnya, dia menanyakan kepada Lauder bagaimana bisa dia mengenal Lauder.
Sudah 2 hari Jack pergi dari mansionnya Lauder untuk meminta izin pergi ke Italia, ke Emillio. Dia sampai ini belum memunculkan lagi batang hidungnya di mansion Lauder, Alexs dan Devano begitu mengkhawatirkannya karena tidak ada kabar sama sekali dari dirinya, karena sampai saat ini Jack tidak mempunyai ponsel. Dengan begitu Alexs dan Devano meminta izin kepada Lauder untuk menyusul Jack yang pergi ke Italia, Lauder pun di ajak oleh mereka berdua namun dia menolaknya dengan keras, karena beralasan dia tidak ingin melihat banyak orang yang berkerumunan. Selama ini Lauder lebih memilih untuk diam di dalam keheningannya. Tujuan Alexs dan Devano pergi ke Italia hanya untuk memastikan keadaanya baik-baik saja. Akhirnya mereka berdua berangkat ke pulaunya Emillio menggunakan helikopter pribadinya Lauder. Sangat di sayangkan sekali, Lauder menolak keras untuk ikut ke Italia. Dia hanya ingin menunggu hasilnya saja keluar, tanpa adanya rasa membantu. "Paman apak