Cinta tak bisa ditolak. Semua akan datang pada masa yang tepat.
*****
"Bangun juga ini anaknya papi. Kok kesiangan?" tanya Irman pada anak gadisnya itu.
"Semalam nonton korea Pi. Maklumlah anak jomblo, kalau nonton korea bisa sampai subuh.." jawab Renata sekenanya.
Ucapan Rena sedikit ada benarnya. Ia jujur pada sang papi karena semalam ia benar nonton drama Korea.
"Ada-ada aja kamu Na. Mana ada orang jomblo aja yang nonton Korea, mami juga suka kok. Apalagi itu..siapa tuh namanya.. Dia main drama apa ya...aduuuhh mami sampai lupa.." Mirna menepuk-nepuk jidatnya untuk mengingat drama apa yang suka ia tonton.
"Nonton apa sih mi? Lama banget ingetnya.." ucap Renata.
"Aduh Mami lupa deh. Pokoknya dia dipanggil ajussi ajussi tampan sama anak jaman sekarang.. Mami nonton dia waktu jadi Kim Shin..."
"Gong Yoo?"
"NAAAAHH
Ervin menatap piring kosong di depannya, "kenyang banget.." ucapnya, "nasi gorengnya enak tante. Makasih ya tante.. Ervin ke kamar Rena dulu!" ucap Ervin.Mirna mengangguk, "ini makanan Rena kan Tante? biar Ervin bawa sekalian ke atas.. lanjutnya" Mirna lagi-lagi mengangguk."Iya, ini makanan Rena. Tante minta tolong sama kamu ya sabar-sabar hadapin Rena.." Ervin mengangguk.Ia lalu mengambil piring berisi nasi goreng yang tadi ada di meja tempat duduk Rena, lalu meraih segelas susu yang dituangkan oleh Mirna." Ya udah Ervin Permisi tante, Om.. " baik Mirna maupun Irman sama-sama mengangguk.Ervin segera berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamar Renata yang ada di lantai dua. walaupun sedikit kesulitan untuk membuka pintu, Ia pun berhasil.Ia lalu menutup pintu itu kembali dan membawa makanan yang tadi ia bawa untuk ia letakkan di atas meja nakas yang ada di sebelah tempat tidur Rena.Ervin menghela nafas panjang. ia berkacak p
Kecanggungan antara Renata dan Ervin sungguh terlihat jelas. Padahal baru lima menit Mirna keluar dari kamar sang anak.Bagaimana tidak.Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika Mirna tak muncul di kamar Renata, mungkin mereka sudah kebablasan.Apalagi sentuhan Ervin begitu menggoda iman Rena.ia bisa gila jika semakin lama dengan Ervin.Rena sengaja memperlama makannya. ia tak ingin memperlihatkan wajah malunya pada Ervin karena semakin akan membuat pria itu menang.Ervin mendekati Rena. ia menghadapkan tubuhnya pada Rena, mencoba mengaja Rena berbicara."Ren?" panggilnya.Renata mencoba tak menghiraukan. ia memilih terus fokus pada makannya."Gue harap yang tadi itu lo nggak anggap serius. gue khilaf, gue..."Rena tak merespon ucapan Ervin. ia justru terdiam termenung mendengar kalimat yang keluar dari mulut Ervin.Khilaf.Apa ia harus mengatakan khilaf setelah semuanya terjadi? ap
Ervin berdiri dari posisi berjongkoknya dari depan kemaluan Rena. Ia mengambil selimut lalu menutupi tubuh Rena membuat Rena keheranan."Kenapa? Kenapa berhenti?" tanya Rena yang tak sadar dengan pertanyaannya sendiri.Ervin tak menjawab ia justru tersenyum manis mendengar pertanyaan Renata."Pakai baju lo! nanti masuk angin.." ucap Ervin yang semakin membuat Renata mencelos." pakai baju.? terus yang tadi gimana?"" Lain kali kita lanjutkan..."Renata melongo tak percaya. Ia merasa bodoh dan merasa sangat dipermainkan oleh pria didepannya ini.Bukannya tadi Ervin yang meminta dirinya untuk tak boleh mengatakan berhenti di tengah jalan, tapi kenapa pria itu sendiri yang melanggar ucapannya.apalagi tadi dirinya yang akan sebentar lagi mendapatkan pelepasannya harus tertahan karena Ervin yang berhenti secara tiba-tiba.Ervin keluar dari kamarnya Renata, membuat Rena semakin frustrasi. ia menyibak s
Untuk pemberitahuan saja..Cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan Author. Jadi jangan pernah dinalar kan ke nyata ya teman2.. Karena jika dibawa ke dunia nyata, akan banyak pertentangan ini itu yang tak sesuai.Jadi cukup di nikmati saja.. Cerita di dunia fiktif.Karena banyak aku lihat ada yang komen 'nggak masuk diakal aja thor cerita lo. Masa iya dia bisa blablablablaba'begini begitu dan sebagainya'Ingat, ini fiktif. Hanya karangan dari imajinasi author. Ind**iar aja bisa bikin gajah jadi terbang dan parkir depan rumah orang...Jadi cukup di nikmati saja.. Heehehhhe...**********Ervin masih terdiam termenung di kamarnya. Otaknya masih belum bisa menerima apa yang terjadi pada Rena dan itu sungguh diluar n
Ervin menepuk jidatnya ,"Ya Tuhan. salah lagi gue.." gumam Ervin.pria itu langsung berlari masuk kedalam. Sepertinya ia harus meluruskan satu hal pada Renata. Agar gadis itu tak sampai melakukan hal gila.Sesampainya di dalam ia bertemu dengan maminya Rena yang sedang memasak di dapur.Awalnya Ervin kaget, namun ia mencoba untuk cepat menormalkan ekspresinya." Ya ampun Vin, kamu kok basah kayak gini?" tanya Mirna kaget."gimana lagi tante! tuh anak tante yang siram aku.." jawabnya dengan sedikit mencibir Kasihan." ya ampun Rena...! kamu bawa baju ganti Ervin cadangan di mobil?" tanya Mirna kembali. Wanita itu merasa bersalah karena sang anak.seketika menggeleng ,"Ya udah kamu tunggu di sini. tante ambilin dulu baju Abangnya Rena.."Ervin menngangguk.Mirna langsung berjalan masuk menuju kamar sahabatnya tersebut dan keluar lagi membawa baju anak pertamanya itu dan menyerahkannya pada Ervin.
Satu jam perjalanan baru mereka tempuh namun Ervin sudah dibuat murka dengan Rena yang merengek minta berhenti di tempat belanja.Ia ingin membeli cemilan katanya. Dan baru beberapa menit mereka berangkat kembali, Rena meminta berhenti lagi untuk mencari toilet. Alhasil ia menghentikan mobilnya di SPBU.Ervin bisa melihat Rena yang keluar dari kamar mandi.Saat Rena berjalan menuju mobilnya, Ervin seketika menyipitkan matanya saat melihat seorang ibu-ibu datang mendekati Rena.Ibu-ibu tersebut tampak memberikan sesuatu pada Rena. Dan Ervin sangat tahu sifat Rena. Gadis itu tak bisa menolak dengan alasan kasihan.Setelah menerimanya, Rena langsung membuka barang yang tadi di berikan wanita itu pada Renata.Ervin masih memantau, ia tak terlalu ambil pusing ssaat Rena menerima baranh tersebut.Ervin melirik yang bisa ia lirik di depannya. Namun di satu sudut, Ervin
Ervin baru saja sampai di salah satu tempat makan yang ada di sekitar resort yang mereka sewa.Bersama Silva, Ervin berharap bisa menghilangkan bayangan Rena yang membuatnya kesal hari ini.Walaupun nanti ia akan bertemu lagi dengan Rena untuk mengantarkan gadis tersebut menuju rumah pohon yang Rena ceritakan."Kamu mau pesan apa?" tanya Silva pada Ervin yang sedang memainkan ponselnya."Aku nasi uduk sambal terasi aja." jawabnya.Silva mengangguk. Ia segera memesan makanan yang tadi Ervin pesan dsn juga pesananannya.Sembari menunggu Silva memesan makanan, Ervin kembali bermain dengan ponselnya. Ia membuka laman aplikasi pesan chat. Ia membuka pada bagian story dan di sana ia bisa melihat ada tiga story baru dari Rena.Ervin yang penasaran, segera melihat apa yang Rena kirimkan.OTW Rumah pohon..Itulah p
Ervin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. dan itu sudah berlangsung sejak setengah jam yang lalu. dan sejak saat itu pula tak ada kata yang keluar dari mulut Ervin maupun Rena. mereka lebih memilih diam dan berkecamuk dengan pikiran mereka masing-masing.saling menyusun kata untuk menentukan pertanyaan yang akan mereka tanyakan.lucu bukan? padahal keduanya sudah sama-sama dewasa, namun sikap mereka masih seperti anak ABG yang baru saja mengenal cinta."Jadi gimana? lo masih mau gantiin gue?" tanya Ervin memulai lebih dulu percakapan.ia menatap Rena yang masih betah memilih untuk diam."Hey!" panggil Ervin sambil mendorong lengan Rena."Ih, Apaan sih..!""Hahhahaha.. lo yang apa-apaan, gue nanya. masih mau nukar gue sama Farel?"Renam menatap Ervin kesal, "PErtanyaannya bisa yang berbobot dikit nggak sih?" ketusnya."Itu udah paling berbobot pertanyaan gue Ren..""Ck! berbobot apanya.." gu